~21

367 40 0
                                    

Semua berjalan layaknya tak terjadi apapun, tapi kini Wendy hanya bisa terdiam dan merenung gelisah, ia tak habis pikir sang Appa menyuruhnya diam di dalam rumah.

Pikiran sekilas nya tertuju pada pria bermata sipit yang sekarang ia belum tau siapa nama pria itu, ia juga tak tau apa yang dilakukannya, jika sudah begini.

Meminta izin pun tak mungkin, menuruti perintahnya adalah kewajibannya sebagai anak.

Ia menghela napasnya pelan "kenapa Appa seperti ini?" gumamnya seraya memandang kaos putih polosnya yang tampak kebesaran

Mata nya tertuju pada ponsel yang tergeletak di atas nakas, sepi tak ada satu pesan pun yang masuk. Ia mengambilnya dan mencari kontak seseorang untuk dihubungi.

Tangan kanan nya menempelkan ponsel itu ditelinga, suara dering masih terdengar artinya belum ada tanda panggilannya di angkat.

"...."

senyum tipis terukir di bibir nya

"Hyun-jae bisakah kau kemari?" bisik nya

"...."

Wendy menggeleng pelan "tak ada tapi bantulah aku...."

"Appa ku menyuruhku diam dirumah, sedangkan penyakitnya tak terlalu parah, aku tak bisa seperi ini Hyun-jae, kau mengerti bukan?" jelas Wendy masih dengan berbisik

"...."

setelah itu sambungan terputus, Wendy hanya bisa berharap sekarang, tapi itu bahkan tak pasti oleh tuhan dikabulkan.

•••


"Appa... tolonglah mengerti ini darurat, aku tak berbohong, ini soal proyek kita" jelas Yoongi pada seseorang di sebrang sana

Pria berbahu lebar dengan wajah masam itu hanya berdecih sebal, atas perlakuan Appa Yoongi, siapa lagi jika bukan Seokjin, ia memang sangat dekat dengan Appa Yoongi, tapi ia tak tau jika sifat aslinya seperti itu.

Ia berdiri dari duduk santainya, berjalan ke arah Yoongi, dan tentu saja Yoongi menaikkan satu alisnya "apa?"

"berikan padaku" titah nya

Ponsel Yoongi sudah berada di telinga kanan Seokjin, sangat tampan.

"anyoeng.... Ajusshi!, kau tau anakmu ini sedang ada proyek besar!, aku ikut andil disana, jadi tolong beri kesempatan anak mu ini untuk menjalankan tugasnya sebagai CEO di perusahan besar mu ini" ucap Seokjin dengan semangatnya

Terdengar olehnya deheman terpaksa disebrang sana "...."

smirk jahil itu tercipta di wajah si tampan Seokjin, ia terlalu handal untuk masalah membujuk seseorang.

"Baiklah ajusshi, gamsahabnida, anyeong!" salam nya sebelum ia mematikan sambungannya sepihak

Seokjin mengembalikan ponsel Yoongi dan terduduk santai kembali, seraya memasang wajah sombongnya.

Yoongi yang melihat itu hanya bisa terdiam melongo, ia sebagai anak kandungnya saja tak pernah di percaya oleh nya, tapi lihatlah Seokjin, pria berbahu lebar dengan nama keberuntungan itu, bisa meyakinkan Appa Yoongi, benar-benar harus diacungi jempol.

"Sudahlah jangan berlebihan, sekarang ayo kita pergi dan menemui gadis itu" ujar nya seraya berdiri dan memakai hoodie hitam kesayangannya

Yoongi juga sama segera bersiap, ia juga memakai hoodie berwarna coklat, tak lupa dengan topi hitam bercincin.

Mereka berdua keluar dengan gaya yang sangat berbeda, di tengah perjalanan menuju pintu utama kantor, seorang karyawan wanita menyapanya.

"any---- ah siapa kau?" sapaannya berubah mengintimidasi

Seokjin menarik wanita itu menjauh sedikit, dan Yoongi hanya bisa menunggu nya, itu memang tugasnya.

Wanita itu mengernyit bingung "kau! Siapa kau? Beraninya memasuki kantor kami tanpa izin, akan kuberi tau sajangnim agar kau dipenjara!" sarkas wanita tak tau diri itu

ia bahkan tak tau jika pria di hadapannya itu juga berperan besar atas perusahaan ini.

Seokjin hanya menghela napasnya "sudah hm? Jangan berbicara apapun, pada karyawan lain, tapi tolong beritaukan pada sekertaris Yoongi, bahwa pantau kantor ini, sampai kami kembali, aresseo?" tegasnya

Wanita itu sekarang hanya bisa terpaku, ia terlampau terkejut dengan siapa ia berbicara, ia segera membungkukkan tubuhnya dan mengucapkan maafnya berkali-kali seraya menjauh.

Seokjin hanya bisa menggelengkan kepalanya, dan beralih berjalan pada Yoongi yang sedang memainkan ponselnya.

Ia menepuk pelan "kupikir keamanan di kantor ini, sangat sarkas ya" sindir Seokjin dan berjalan mendahului Yoongi

Dirinya hanya bisa menghela napas sebalnya, perihal pria bahu lebar menyebalkan itu. Dan mereka kembali melanjutkan perjalanannya menuju toko kue ujung jalan.

 Dan mereka kembali melanjutkan perjalanannya menuju toko kue ujung jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Vote+comment

i hope your enjoy my story😇

✓Destiny for Me? | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang