~36

219 22 0
                                    

"Eunghh" kelopak mata itu, mengerjap kecil seraya menegakkan tubuh nya yang terbaring di sebuah rerumputan

Wanita itu--Wendy. Ia mengedarkan pandangannya melihat sekitar. "Tempat apa ini?" hanya sebuah padang rumput dengan sinar matahari yang lumayan terik

Setelah tubuhnya mulai bangkit, netra nya menangkap sosok perempuan bergaun putih, dengan rambut tergerai bebas, ada mahkota kecil yang menghiasi Puncak kepalanya.

Wendy mulai memandangi sosok itu, sampai dirinya tersadar jika itu adalah--kakaknya, Seung-wan. Wendy mematung dengan pulupuk mata yang perlahan berair. Detik setelah itu, Wendy menangis pilu, entah, ada dua hal dalam hatinya.

Satu sisi,Wendy sangat bahagia bisa bertemu Seung-wan, walaupun ia tak tahu dimana ia sekarang. Tapi, di sisi lain, hati nya tak mampu untuk mengelak jika ia kecewa pada sosok bergaun putih itu.

Seung-wan berbalik, dan menatap Wendy penuh binar. "Kesini" dengan lambaian tangan putihnya kearah Wendy

Wendy masih enggan, ia bimbang, haruskah ia membenci Seung-wan hanya karna pria itu?

Pria yang bahkan tak pernah, memperdulikan ketulusan Wendy, yang amat menyayangi nya.

Hanya Seung-wan yang ada dalam hati pria bermata sabit itu. Bukan Wendy.

Lagi-lagi, Wendy menangis, detik ini semakin deras. isakan nya sangat jelas. Ia tak mampu untuk menahan rasa sakit ini. Terlebih sosok itu seakan tak peduli padanya.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya, ia mengangkat wajah nya dan, Seung-wan sudah berada di depannya, dengan senyum malaikat. Wendy benci itu.

Wendy menatap datar, kakak nya itu. "Kau, sudah puas huh?" tanpa nada marah sedikit pun

Wendy bodoh, ia mudah terpikat oleh siapapun yang terlihat baik di matanya.

Seung-wan tersenyum getir, "aku sudah tak ada ikatan apapun dengan nya, kau dapat menggantikan ku Wendy" tutur nya lembut

"Ck. Iya aku mengerti akan itu, tapi apa dia bisa menerima ku dengan tulus? Seperti dia menerima mu?" embel-embel penghormatan, sudah lenyap entah kemana

Seung-wan lagi-lagi tersenyum, "dengar, dia hanya butuh waktu. Seiring kau meyakinkan nya, maka dia akan menjadi milikmu."

Wendy termangu, jangan bilang bahwa ia yang harus berjuang sendirian? 

"Kau, sudah ditakdirkan dengan nya, Wendy."

Tepat selepas itu, sesuatu cahaya menusuk Netra nya, dan mendoronya.

•••

Dua hari kemudian....

"Kau benar-benar bedebah! Sudah kubilang jangan mengungkit hal yang tak pasti. Ini akibat nya!"

Perdebatan itu belum juga usai, sampai detik dimana pria tua itu hendak menampar anak laki-laki nya.

Yoongi hanya bisa menatap kosong, membiarkan tamparan keras itu, menyentuh pipi nya. Ia tak peduli.

Tapi hal itu terhenti, kala pria tua lainnya memasuki ruangan, "ya! Apa yang kau lakukan? Ini rumah sakit." cegah nya dengan tangannya yang terulur untuk menghalau

Jangan mengira, bahwa pria tua itu membela nya. Tidak sama sekali. Dirinya hanya tak mau mendengar teguran dari beberapa suster yang melihat adegan konyol itu.

"Sudah. lebih baik, kalian pergi." tegas nya dengan helaan napas lelah

Tungkainya mendekat, kearah sosok wanita cantik yang hanya dimiliki nya saat ini. Itu Wendy, ia belum juga sadar, setelah dua hari lalu. Keadaan nya malah semakin buruk. Dokter bernama Taehyung itu berujar jika imun tubuh Wendy menurun drastis. Jadi, ia diharuskan untuk menjalani rawat inap untuk beberapa hari ke depan.

✓Destiny for Me? | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang