18

1.1K 35 1
                                    

Pagi ini Dhisa sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya namun langkahnya terhenti ketika ia menemukan suliet seseorang yang sedang memasak di dapur.

Seketika matanya melotot dan memekik kegirangan tatkala tau siapa orang tersebut.

"Momiiii.." teriaknya dan langsung bergegas ke arah dapur, setelahnya langsung memeluk mominya itu.

Sarah hanya terkekeh geli akan tingkah putrinya yang manja itu. Ia tau kalo putrinya ini merindukannya padahal cuma dua hari saja ditinggal sudah seperti dua tahun.

"Hai sayang.. ayo sarapan dulu" ujar Sarah.
"Ih momi kok gak bilang hari ini pulang" ucap Dhisa sambil berjalan ke arah meja makan

"Bukan gak bilang elo nya aja yang tidurnya kayak kebo" seru seseorang yang sudah berada disampingnya dan ikut berbaur siapa lagi kalo bukan abang laknatnya itu.

"Diem lo dugong" tukas Dhisa.
"Aelah gitu aja marah iya deh gue minta maaf kemarin gak nganterin elo pulang, tapi tuh si kampret Eric bener kan nganterin lo sampe rumah?" Tanyanya

Dhisa hanya mengangguk sebagai jawabannya dan menyendok kan nasi ke mulutnya.

"Hem sekarang anak momi udah gede ya udah punya pacar nih terus gak cerita-cerita gitu" goda Sarah

Ketika ingin menjawab ucapan mominya seseorang telah bergabung dan ikut menimpali ucapan Sarah.

"Siapa yang punya pacar mi?" Tanya Andreas, ya sang papi yang ikut bergabung sarapan pagi dan menimpali ucapan mominya dengan wajah herannya itu.

"Itu Pi, putri kita udah besar sekarang udah punya pacar dia" ucapnya sambil menyendokan nasi goreng buatannya ke piring Andreas.

"Oh ya? Kalo gitu kapan-kapan bawa ke rumah dong sayang" seru Andreas santai.

"Ih papi, momi aku tuh ya gak punya pacar itu cuma temen doang" rengeknya.

"Iya sekarang sih temen nanti gak tau dah, yakan Pi,mi?" Ucapnya mengangkat kedua alisnya sambil mengarah ke arah Andreas dan Sarah

"Ih diem lo bang, gue colok juga ya tuh mata" tukasnya kesal sedangkan mereka bertiga hanya mentertawakan tingkah Dhisa yang lucu ketika merengek.

"Tau ah, aku mau berangkat aja, kayaknya Rissa udah sampe deh" serunya dan beranjak dari kursi tapi sebelumnya dia niatkan menyalami Andreas dan Sarah.

Ketika hendak berbalik Revan berucap dan seketika membuatnya terhenti dan menoleh ke arah abangya.

"Si putri es jemput elo?" Tanyanya
Dhisa hanya memasang wajah cengonya, apa tadi putri es, gak salah denger dia.

Abangnya memanggil Rissa si putri es, lucu sekali.
Namun ia anggukkan saja kepalanya sebagai jawabnya.

Hingga bel berbunyi nyaring itu tandanya Rissa sudah sampai.

Dah Dhisa pun langsung bergegas menuju pintu dan membukanya, ternyata dugaannya benar Rissa sampai kini ia memakai seragam yang sudah rapi, tak lupa jaket tipis yang melekat pada tubuhnya dan rambut yang ia kuncir.

"Hai ris, masuk dulu yuk, gue yakin elo belum makan kan?" Tanya Dhisa

Reaksi yang di tampilkan Rissa hanya melotot dan menggeleng sebelum ia berucap.

"Ah nggak Dhis, gue udah sarapan kok" sambil tersenyum ia pun memandang ke dalam.

Tanpa diduga Dhisa langsung menyeret sahabatnya itu kedalam dan ikut bergabung dengan keluarganya.

"Rissa, apa kabar sayang" tanya Sarah sambil tersenyum ke arahnya.
Sarah memang mengenal baik Rissa apalagi keluarganya ia bahkan sahabat ibunya semasa SMA dulu.

[1]RICSHA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang