Hari ini hari yang benar-benar lelah bagi Dhisa, kejadian tadi pagi masih terus ia pikirkan, teman-temannya yang menjauh entah karena hal apa, bahkan abangnya yang tanpa sebab tiga hari ini tak pulang ke rumahnya, momi dan papi nya pun belum pulang dari tugas mereka.
Dan belum lagi sakit hati yang menusuk sampe ke ulu hati, ketika Dira memilih pulang lebih dulu. Dan bahkan dia tau yang mengantarkan sepupunya itu siapa?
Eric
Ya dia. Bahkan ketika Dhisa mematung di depan gerbang pun Eric tak menoleh apalagi berpamitan kepadanya, hanya anggukan Dira yang seingatnya.
Sungguh sangat sakit hati.
Saat pulang dari sekolah pun ia langsung merebahkan diri menghilangkan rasa lelah.
"Bego, jangan nangis, dasar cengeng, elo itu kuat, cuma dia sama cewek lain aja dah nangis kejer gini" racaunya sambil memghentak-hentakkan dadanya.
"Arghhh.." teriaknya.
Untungnya suasana rumah kali ini tidak ada siapa-siapa sehingga dia bebas untuk melakukan banyak hal.
****
Sedangkan di tempat lain kini cowok jangkung tengah duduk berbaur dengan teman-teman sebayanya.
"Eh gimana ini, mau lanjutin nggak?" Tanya cewek berrambut curly, sambil menopang dagu.
Yang lain hanya melamun dan berpikir keras bagaimana kelanjutannya.
Mereka yang dimaksud itu adalah, Eric, Meicha, Dea, Rissa, Vino, Dimas, Rio, Revan, dan Dira.
Mereka kini tengah berada di rumah milik Rissa, yang memang tujuan mereka ingin membahas kelanjutan mengenai Dhisa.
"Gue merasa kasihan tau sama dia" keluh Dea.
"Ya sama lah Ya, emang elo aja, gue aja tadi pas pura-pura ribut didepan dia tadi pagi, gak tega liatnya" ujar Dira.
"Apalagi gue, yang jadi provokator" timpal Meicha merasa bersalah
"Udahlah mending sekarang lanjutin aja gimana ending nya, gue pengen ini semua cepet selesai, gue kasian sama adek gue, dia tuh gak bakal kuat kalo dijauhin kek gini, apalagi kita semua ngelibatin momi sama papi"tutur Revan
"Curhat Van" ujar Dimas.
Seketika Revan langsung melemparkan bantal sofa yang ada didekatnya, namun langsung ditepis oleh Dimas.
"Gue gak bakal maafin elo ric, kalo nanti Dhisa sakit gara-gara kelakuan kalian" ujar Revan serius.
"Ck, tenang aja kali Van, elo tuh ya serius banget deh" decak Meicha
"Diem lo ular, elo gak tau gimana berada diposisi gue, elo enak anak tunggal gak punya adek, lah gue.." ucapnya menggantung, sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Emang berapa hari lagi?" Tanya Eric
"Hmm, satu hari lagi" ujar Rissa
"Kita sekarang bagi jadwal aja gimana?" Kini Vino ikut menyahut"Elo pikir kita mau jaga keamanan pos gitu, pake jadwal segala"timpal Meicha
"Mey, serius dulu kenapa" ujar Dea
"Aih pacarnya marah cuy" seru Meicha dengan dibarengi tawanya.Sedangkan Dea langsung menghajar tangannya.
"Hemm ric, elo bener nih sayang sama Dhisa?" Tanya Dira tiba-tiba
Eric pun mengangguk mantap.
"Gue harap elo harus langsung gercep ya takut ada yang ngambil dia soalnya"ucap Dira
"Idih elo emang si Dhisa makanan apa banyak yang ngambil" ujar Rio
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]RICSHA ✓
Random[COMPLETED] Ini dulunya cerita ' Eric' terus aku ganti dengan ' Ricsha' Jika sikap saja saling tolak-menolak apakah hati bisa tarik-menarik? Cerita klise dari cewek bar-bar yang diam-diam suka sama pangeran sekolah, jangan salahkan jika hatinya mema...