Hari ini hari yang sangat sibuk bagi sekolah AHS karena persiapan acara pensi nanti,banyak sekali yang berlatih diri bahakan kelas lain pun banyak yang ikut hanya untuk memeriahkannya, sedangkan yang membuat acara tersebut, mereka para osis sedang berkutat mempersiapkan segala macam seperti pembuatan tenda,panggung,dan lain macamnya.
Saat ini Revan dan Alex tengah membantu para anggotanya yang tengah mempersiapkan perlengkapan untuk acara nanti.
"Gimana? Ada yang kurang" tanya Alex
"Ada,Lex" seru Merry
"Apa yang kurang?" Tanyanya lagi sambil menghampiri Merry.
"Sound system"ucapnya
"Sandy, kemari" teriaknya
Yang merasa terpanggil pun menoleh dan berlari ke arah Alex."Ada apa Lex?" Tanya nya.
"Tolong ambil sound system yang ada di ruang bahasa" titahnya.
"Oke"serunya dan langsung bergegas menuju ruangan yang di tuju.
"Ada yang lain mer?" Tanya nya lagi
"Ah tidak ada,kayaknya udah cukup deh" serunya dan di angguki oleh Alex sebagai jawabannya.
"Lex lo gak capek apa?" Tanya Revan
"Emang kenapa?" Tanya nya balik
"Istirahat aja dulu, dari tdi gue liat lo kayaknya kelelahan gitu deh" Ucapnya
"Gak ah, tanggung nih" serunya sambil tersenyum simpul."Ah, elo ya dari dulu gak berubah selalu aja bikin bangga banyak orang" puji Revan.
"Baru nyadar hemm"seru Alex dengan seringainya.
"Ahahhha, ya udah deh gue mau ke kantin dulu boleh" pinta Revan disela kekehannya.
"Hem silahkan tapi jangan lama solanya belum pada selesai" ucapnya
"Siap, mau nitip sesuatu kagak?" Tanya nya,
"Kagak lah" serunya cepat dan dapat anggukan dari Revan dan cepat bergegas dari sana menuju kantin.Sesampainya di kantin, dia langsung memilih duduk bersama Dhisa dkk, karena saat masuk tadi ia tak sengaja melihat sang adik tengah bercengkrama bersama teman-temannya itu.
"Dhis,mau nampilin apa?" Tanya nya di sela-sela makannya.
"Kepo" serunya, dan dihadiahi jitakan oleh sang Abang.
"Bang sakit tau" gaduhnya, sambil memegang kepalanya.
"Abis rese banget sih punya adik ke lo" ucapnya.
"Ya udah cari adik yang gak rese kayak gue" serunya cepat.Jangan tanya kenapa mereka seangkatan karena saat melahirkan Revan, Dhisa kurang dari 6 menit dilahirkan setelah abangnya itu. Sehingga orang-orang kebanyakan menganggapnya seperti sepasang kekasih bahkan waktu pertama kali Dhisa menginjak di sekolah ini pun hampir di katakan seperti itu jika sering berdampingan bersama Revan.
"Bodo ah" ucapnya cepat.
"Terus kalian mau nampilin apa?" Tanya nya pada teman seangkatan Dhisa."Kalo gue bakal nampilin drama sama Rissa" seru Meicha dan diangguki oleh Revan,sesaat dia menatap Rissa yang memang cuek dan jarang bersuara, kecuali dengan teman-temannya ini.
"Kalo gue sih sama Dhisa" seru Dea kemudian.
"Ohh, emang mau nampilin apa de?" Tanyanya mungkin jika ia bertanya pada Dea ia bisa tau adiknya itu bakal nampilin apa.
"Band" seru Dhisa cepat.
"Eh iya gue lupa kalo lo bakal nampilin itu ya" ucapnya
"Makannya kalo apa-apa tuh dengerin ini mah mikirin aja yang gak pasti sih jadinya kayak gitu kan" ucapnya setengah menyindir.
Sedangkan Revan ia hanya mencebik perkataan yang dilontarkan Dhisa."Hey Dhisa" sapa seseorang yang tak lain adalah Dimas yang kini tengah menuju ke meja kantin yang dihuni nya dan teman-temannya serta abang kampretnya.
Dia tak sendiri melainkan bersama Eric, sang pangeran Aldair yang dikagumi banyak orang terutama kaum hawa.
"Apa" jawabnya pelan setelah Dimas dan Eric sampai dimeja kantinnya Dhisa.
Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka dan hal itu membuat Dhisa risih dengan tatapan tak bersahabat sebagian dari mereka."Kuy latihan gimana sih kemarin aja katanya cepet lah sekarang lo lagi enak makan disini?" Decaknya setengah sebal, sedangkan Dhisa memutar bola mata jengah dengan sikap Dimas itu.
"Eh nih ya apa-apa tuh disisi dulu perutnya biar semangat gitu" serunya.
"Udah ayo kalo besok kan gak bakal bisa kita" ucap Eric
"Iya-iya"sebalnya.
"Ayo de!" Ajaknya lada Dea
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah membuat Dhisa jengkel dengan sikap Dimas yang langsung duduk dan hampir saja menyuruh siswa kelas 10 yang sengaja lewat ke arahnya,untuk memesankan makanan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]RICSHA ✓
Random[COMPLETED] Ini dulunya cerita ' Eric' terus aku ganti dengan ' Ricsha' Jika sikap saja saling tolak-menolak apakah hati bisa tarik-menarik? Cerita klise dari cewek bar-bar yang diam-diam suka sama pangeran sekolah, jangan salahkan jika hatinya mema...