Happy reading..
______________________Bel istirahat berbunyi, Dhisa langsung melenggang pergi menuju perpustakaan. Sebenarnya dia tidak begitu suka dengan banyaknya buku-buku yang bertumpuk, apalagi bau khas buku yang berada di perpustakaan, tapi bagaimana lagi hanya satu-satunya tempat itu yang bisa dituju Dhisa saat ini.
Tepat saat masuk ke ruangan tersebut, Dhisa mengedarkan pandangannya mencari tempat yang strategis, setelah mendudukan bokong nya ia pun langsung menelungkupkan kepalanya.
Kebiasaan Dhisa jika berada di perpustakaan, bukannya membaca dia memilih untuk tertidur menenangkan pikirannya.
Tiba-tiba handphone nya bergetar menandakan ada notif masuk. Dhisa pun mengecek isi handphone miliknya.
Tertera disana nama maminya. Dan sebuah pesan yang disampaikan nya, membuat Dhisa berdecak kesal dengan isi chat tersebut.
"Ck, apa-apaan coba, bukannya semalem bilang mau pulang, lah sekarang bilangnya gak jadi, mana si kutu kupret gak pulang-pulang lagi" gerutunya pada seseorang siapa lagi kalo bukan abangnya yang memang kurang lebih empat hari ini tidak pulang ke rumah.
"Huaaa, gue sendiri lagi di rumah" pekiknya, untung saja keadaan perpustakaan saat itu hanya sebagian orang yang berkunjung. Sehingga pekikan yang keluar dari mulut Dhisa tidak ada yang mendengarnya, ya kecuali penjaga perpustakaan yang memang langsung menatapnya tajam.
Dhisa yang melihatnya hanya meringis pelan dan kembali menelungkupkan kepalanya sambil mengucapkan sumpah serapah yang untuk abangnya.
Tak peduli jika memang ucapannya nanti terkabul, memang itulah yang diharapkan Dhisa saat ini, hingga sesosok cowok jangkung menghampiri tempat Dhisa yang kini duduki.
Dengan senyuman yang terbit dibibir tipisnya ia tak henti-hentinya memandang Dhisa yang masih belum sadar akan kehadirannya, hingga suara dengkuran halus keluar dari mulut Dhisa.
Cowok tersebut hampir saja tertawa jika ia tak tahu tentang tatakrama saat di perpustakaan.
Hingga ia memutuskan untuk memiringkan kepalanya menghadap ke arah Dhisa yang tertidur pulas. Dari arah samping ia bisa melihat jelas wajah cantik Dhisa ketika tidur, sungguh damai, seperti tak ada masalah sekalipun.
Tiba-tiba saja hatinya terbesit rasa bersalah melakukan hal yang membuat Dhisa dijauhi teman-temannya bahkan sepupunya sediri, walau hal itu ia lakuakn ingin membuat kejutan untuk cewek dihadapannya itu.
"Maafin gue ya..." Ucapnya lirih sambil tersenyum manis.
"Tunggu kejutan selanjutnya, gue yakin elo bakal seneng setelah ini Dhis" lanjutnya masih dengan nada suara rendah.
Karena tak ingin berlama-lama ia pun beranjak hendak meninggalkan Dhisa, dan tak lupa ia pun menaruh bikngkisan di samping Dhisa. Dan setelahnya ia keluar meninggalkan Dhisa.
Setelah kepergian cowok tersebut, Dhisa langsung terbangun dan mengedarkan pandangannya, ia merasakan seperti ada orang yang menghampiri nya, namun siapa?
Merasa bingung dengan diri sendiri, ia pun hendak melanjutkan lagi acara tidurnya. Namun matanya menangkap bingkisan di depannya dengan kening berkerut.
"Punya siapa?" Tanya nya heran.
Kepo apa isinya, Dhisa pun langsung membuka bingkisan tersebut, dan didapatinya, roti serta susu kotak coklat.
"Eh, apa tadi ada orang ya disini?" Ucapnya
"Tau banget kalo gue belum makan apa-apa" gumamnya sambil tersenyum manis.
Keningnya tiba-tiba berkerut ketika ia temukan secarik surat, yang ada di bingkisan tersebut.
Ia pun meraih surat tesebut, dan membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]RICSHA ✓
Random[COMPLETED] Ini dulunya cerita ' Eric' terus aku ganti dengan ' Ricsha' Jika sikap saja saling tolak-menolak apakah hati bisa tarik-menarik? Cerita klise dari cewek bar-bar yang diam-diam suka sama pangeran sekolah, jangan salahkan jika hatinya mema...