6

1.8K 57 5
                                    

Happy reading
________________


***

Hari ini adalah jadwal olahraga kelas Dhisa, saat ini Dhisa dan teman-temannya sudah berada di lapangan dengan seragam olahraga lengkap mereka.

Kali ini Dori sang ketua kelas yang memimpin pemanasan, sambil menunggu pak Juju selaku guru pembimbing olahraga mereka datang.

Lain halnya dengan Eric, yang sengaja keluar kelas untuk membolos, sebenarnya tadi ia hendak ke toilet namun arahnya terhenti ketika ia melihat segerombolan murid yg sedang melakukan pemanasan di lapangan, yang ia yakini adalah kelasnya Dhisa, dan hal itu adalah kesempatan bagi Eric untuk tidak kembali ke kelasnya.

"Eh Dhis,itu si Eric kan?" Tanya Dea
Dan Dhisa pun langsung melirik ke arah yang di maksud oleh Dea.

"Ngapain tuh anak?" Tanya Meicha yang sudah bergabung ikut nimbrung.

"Ya, mana gue tau,emang gue emaknya." Membuat Dhisa jengah sendiri.

Walaupun Dhisa juga heran dengan adanya cowok tersebut. Bahkan lapangan kala itu ramai dengan teriakan heboh,akan kehadiran sosok cowok yang sekarang sedang menampilkan senyum manisnya, Dhisa yang memandangnya memutar bola mata jengah.

"Cari pesona," gumamnya

"Ya ampun ganteng banget sih, boleh nggak gue karungin tuh pangeran idaman terus gue bawa ke rumah," pikiran Dea mulai ngelantur.

Hingga satu tangan mendarat dan menjitak kepala Dea. Siapa lagi kalo bukan Meicha.

"Cuci otak lo, omes aja pikirannya," ujarnya.

Membuat Dea mengerucutkan bibirnya. Sedangkan Rissa hanya terkekeh melihat interaksi mereka.

"Woy para cewek ular berisik," seru Dhisa.

Membuat mereka berseru kesal kearah Dhisa. Sedangkan Dhisa hanya mengangkat bahu acuh, toh dia gak salah.

"Cepet-cepet pada baris, berisik aja, gue sumpel juga tuh ya mulut lo pada," tukas Dori. Membuat Dhisa tersenyum lebar dan mengacungkan jempolnya kearah Dori.

Hingga guru yang di tunggu-tunggu sedari tadi datang dengan tergesa-gesa.

"Ok, anak-anak, maaf bapak telat" ucap seorang guru yang baru datang.

"Malah kita seneng pak kalo bapak gak berangkat, biar gak sekalian olahraga aja tadi," seru Dhisa sambil menampilkan deretan giginya yang putih.

Membuat Arya yang ada di sampingnya menjitak kepalanya dengan keras.

"Anjir sakit bego," serunya.

Sedangkan pak Juju hanya melihat tingkah Dhisa membuatnya terbiasa.

"Saya kurangi nilai kesopanan mu Dhisa," ucap setelahnya, sambil melihat buku absen yang sedari tadi ia pegang.

"Aduh pak jangan dong, nanti kalo mami saya tau pasti mami saya bakal ngedamprat saya pak," ujar Dhisa

"Itu resiko kamu," ucapnya santai

Membuat Dhisa memanyunkan bibirnya. Sedangkan Arya yang berada di sampingnya sudah tertawa pelan.

"Puas lo, hah." Dengan kesal Dhisa pergi mencari barisan yang jauh dari cowok-cowok perusuh seperti mereka.

Eric yang sedari tadi diam berdiri sambil menyender pada tembok pembatas, kini beranjak duduk di pinggir lapangan.

Pak Juju yang melihatnya berseru,"apa yang kamu lakukan disitu, Eric? Bukankah ini jamnya Bu Ira?"

[1]RICSHA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang