Happy reading..
_______________"Heh ayo cepetan Dea sama Dhisa udah mau pulang dari mall," seru Meicha dengan heboh.
"Anjir yang bener, Mey." Dira yang sedang meniup balon pun melotot kaget dengan laporan yang diberikan Meicha.
"Ya udah cepetan makannya, dari tadi kalian pada becanda gak jelas sih," mama Dea berseru dari arah dapur.
Keadaan dirumah Dea saat itu sangat heboh, ada yang berlarian menghias di bagian ruang tamu, meniupkan balon, bahkan para ibu-ibu yang berada di dapur pun ikut heboh dengan laporan yang diberikan Meicha tadi.
"Awas, Rio," seru Rissa
Revan yang melihat kehebohan itu terkekeh ditempat, hingga sepasang mata melihatnya dan menyunggingkan senyum manisnya.
"Aduh, apa bakal selesai?" Tanya Meicha dengan sedikit frustasi.
"Bakal selesai kok, makannya ayo cepetan bantu, jangan cuma bisa ngeluh aja," ucap Dira
"Anjir kenapa si Eric gak angkat telepon gue," Dimas yang berdiri di dekat canvas bunga berceloteh kesal karena sedari tadi Eric tak mengangkat telepon darinya.
"Dimas udah cepetan jangan nelpon Eric dulu, bantuin tuh temen-temen kamu," papi Dhisa berseru
"Iya om," ujarnya.
Dengan cekatan, Dimas pun membantu Vino yang memang dekat dengannya, memasang lampu hiasan.
"Udah pada siap kan?" Tanya mama Dea yang sudah siap dengan kue tiramisu ditangannya.
"Wih udah jadi," ucap Rissa.
"Siap dong," ujar Meicha dengan semangat.
"Ya udah cepet sekarang siap-siap, dan kamu Mey, chat Dea sekarang lagi ada dimana?" Tutut mama Dea
"Oke Tante," jawabnya.
****
Kini pukul 19.00 tepat, Dea sedang berada di rumah Dhisa, menunggunya yang sedang menyiapkan baju yang bakal ia bawa.
Sambil menunggu, Dea pun membuka room chat, dan kebetulan ada notif masuk.
Miekee jelek
Ada dimana lo?Dea melihat ke arah kamar Dhisa takut-takut anak itu mengangetkan nya.
Namun tak ada tanda-tanda sama sekali darinya.Lagi di rumah Dhisa nih
Ada apa?Miekee jelek
Kalo udah nyampe nanti kabarin ya🤘Dea hanya memandang chat tersebut dan tak berniat untuk membalasnya, sebab pintu kamar Dhisa berderit dan memunculkan sang empunya kamar.
"Yuk.." ajak Dhisa yang sudah siap dengan baju tidurnya.
"Udah, gak ada yang ketinggalan kan?" Tanya Dea
"Gak ada, gue cuma bawa baju seragam buat ganti aja," ujarnya"Ya takutnya elo mau bawa skincare, bedak, lipstik dan teman-teman nya gitu," ucapnya
"Ckk, ribet." Dengan wajah melengos saat Dea mengucapkan merk alat rias.
Dhisa memang tipe orang yang gak suka sama alat kecantikan, toh dirinya sudah cantik tanpa bedak. Dia memang sering melengos ketika teman-temannya menyuruh dirinya untuk berdandan setidaknya natural. Dan yang dia ucapkan hanya satu kata. Ribet.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]RICSHA ✓
Acak[COMPLETED] Ini dulunya cerita ' Eric' terus aku ganti dengan ' Ricsha' Jika sikap saja saling tolak-menolak apakah hati bisa tarik-menarik? Cerita klise dari cewek bar-bar yang diam-diam suka sama pangeran sekolah, jangan salahkan jika hatinya mema...