prolog

6.4K 112 2
                                    

"Dhisa.... Ayo bangun.." suara sang mami menggelegar ke seluruh ruangan.

Sementara Dhisa dia masih berbaring di kasur empuknya. Merasa tidak ada yg menyhutnya Sarah segera menghampiri kamar putrinya itu, dan menjewer telinganya.

Dengan sekali tarikan jeweran sang maminya, Dhisa langsung bangun sambil memegang telinganya yang terasa nyeri .
"Mami kejam banget sih ngebangunin nya, sakit tau mi!" Adunya sambil memegang telinganya yang terasa sakit.

"Suruh siapa dari tadi dibangunin gak bangun-bangun, udah cepat ganti seragam terus sarapan!" Perintahnya dan sambil melenggang keluar kamar Dhisa.
"Iya, mi," ucapnya dan langsung bergegas ke kamar mandi.

15 menit berlalu kini Dhisa sudah berada di ruang makan untuk menyantap sarapannya.

"Mi, bang Revan mana?" Tanya Dhisa disaat menyantap sarapannya.

"Abangmu sudah berangkat dari tadi," ucap sang mami.

"What.. berarti Dhisa ditinggalin dong mi, ih kejem banget sih," rengeknya

"Itu kan salah kamu sendiri siapa suruh dari tadi dibangunin gak bangun-bangun." Tukas Sarah.

"Ya udah deh kalo gitu,  mending Dhisa langsung berangkat aja,takut telat." Ucapnya langsung menyalami tangan maminya.

"Sarapan kamu gimana,ini belum habis" teriaknya ketika Dhisa sudah di ambang pintu.

"Nanti aja mi,di sekolah " teriak Dhisa.

"Ck, sial.  Alamat dapet hukuman ini mah," decaknya.

Tanpa pikir panjang dia langsung bergegas dari depan komplek perumahannya, terpaksa dia harus berjalan kaki dari rumah ke sekolahannya.

Kurang dari 20 menit waktu yang ia butuhkan, untuk menempuh  jarak dari rumah ke sekolahnya.

Akhirnya Dhisa sampai didepan gerbang sekolahnya sambil berkacak pinggang, ia sedikit mengaduh karena saat ini gerbang sekolah sudah di tutup dan pertanda belajar mengajar sudah di mulai.

Bukan Dhisa namanya kalo hal itu saja sudah menyerah. Ia pun menyunggingkan senyum smirknya, dan langsung melenggang pergi dari depan gerbang itu, berjalan menuju belakang sekolah.

Kemudian ia mengambil tangga yang selalu stay di sana entah tangga milik siapa yang jelas jika Dhisa selalu telat seperti ini ia selalu naik pembatas tembok yg berada di belakang sekolah ini menggunakan tangga tersebut.

Tak butuh waktu lama ia sudah berada di area sekolah sambil mengendap ngendap siapa tau tak ada yang melihat aksinya itu saat naik pembatas belakang sekolah. Alih-alih bebas dia malah mendapat tatapan tak bersahabat dari lawannya itu.

"Ikut saya ke ruang BK Dhisa" suara mengintimidasi dari Bu Aneth membuat nya mengerjap dan berjalan pasrah mengikuti langkah gitu killer itu.

👑👑👑

TBC.

Tinggalkan jejak gengs:)

[1]RICSHA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang