Setelah pulang sekolah Dhisa memang ada janji untuk pergi bersama dengan Eric entah apa yang membuatnya berdebar kali ini.
Ketika ia mendapatkan pesan dari Eric bahwa sore nanti dia akan menjemputnya. Dan disinilah dia rusuh sendiri akan berpenampilan seperti apa sore ini? Membuatnya pusing tujuh keliling.
Dan akhirnya ia putuskan untuk tidur sejenak menghilangkan pikiran yang berkecamuk, membuatnya sedikit mengantuk dan akhirnya terlelap.
Tanpa diduga oleh nya Eric sudah berada di depan rumahnya dan kini yang membukakan pintu untuknya sang calon kakak ipar.
Revan hampir saja terjungkal siapa yang datang menghampiri rumahnya.
Revan pun menyuruhnya masuk sambil menunggu adik tersayangnya dibangunkan.
"Bentar ric, biasa kalo cewek mah abis pulang tuh gini, langsung molor sambil maskeran, gue bangunin dulu ya, anggap aja ini rumah lo sendiri" ujarnya sambil pergi melenggang menuju kemari Dhisa.
Eric hanya mengangguk mengiyakan dan setelahnya memikirkan rencana apa selanjutnya.
Sedangkan Revan sedari tadi menggedor pintu adiknya tak ada tanda-tanda biasanya pintu langsung terbuka menampakkan wajah sang adik yang sering maskeran namun kali itu tidak.
Ia pun memutar kenop pintu yang tidak dikunci.
"Kalo kayak gini pasti dia lagi molor ini" gumamnya.
Dan benar dugaannya Dhisa sedang tertelungkup di kasur empuknya dengan mata terpejam, jangan lupa dengan seragamnya yang masih menempel di tubuhnya.Membuat Revan menggeleng dan terkekeh akan kelakuan adiknya itu.
"Dhis, bangun ada tamu noh" sambil mengguncangkan badan Dhisa.
Namun apa yang didapat Dhisa sungguh tertidur pulas dan tak bisa dibangunkan.Bahkan Revan sudah menariknya tapi apa yang didapat hanya gumaman tak jelas dari mulut Dhisa.
"Apa sih ganggu aja lo, gue lagi mimpiin pangeran nih ah" begitulah gumaman tak jelas yang dilontarkan Dhisa membuatnya sedikit mengernyit heran.
"Bener-bener nih anak gue guyur pake air segayung baru tau rasa" gerutu Revan.
Namun ketika berbalik badan hendak ke kamar mandi, Revan hampir saja terjungkal ketika wajahnya hampir menubruk wajah Eric yang kebetulan masuk ke dalam kamar Dhisa."Eh buset, hampir aja gue cium elo, ngagetin aja lo kayak setan" seru Revan.
"Dia masih tidur?" Tanya nya ."Bangunin sama elo sana, mau di guyur kek mau di apain kek terserah elo" ucapnya.
"Jadi kalo gue hamilin gak papa nih?" Tanyanya dengan senyuman misterius nya.Hampir saja Revan tersedak ludahnya sendiri mendengar Eric sefrontal itu.
Membuatnya menggeleng akan candaan yang dilontarkan Eric."Ya jangan gitu juga kali, gue hajar kalo elo sampe ngamilin adik gue apa lagi gak tanggung jawab" tegasnya.
Sedangkan Eric malah tertawa bahak telah membuat singa jantan milik Revan keluar. Padahal itu candaannya belaka kenapa dianggapnya serius.
"Oke-oke, gue bercanda doang, santai aja kali, lagian gue juga belum siap buat nafkahinya kan adek lo tuh banyak makan" ujarnya.
"Ya udah gue keluar dulu kalo gitu, awas ya kalo elo ampe bikin lecet adek gue jangan salahkan tangan gue kalo tiba-tiba nonjok hidung mancung lo itu" ucapnya sambil menunjuk dan setelahnya Revan bergegas dari kamar sang adik meninggalkan Eric disana.
Eric yang mendengarnya pun hanya tersenyum dengan tingkah Revan yang benar-benar begitu menyayangi adik bungsunya ini.
Setelah Revan hilang dari hadapannya, Eric pun memulai aksinya untuk membangunkan kebo betina di depannya ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/186329597-288-k726813.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]RICSHA ✓
Diversos[COMPLETED] Ini dulunya cerita ' Eric' terus aku ganti dengan ' Ricsha' Jika sikap saja saling tolak-menolak apakah hati bisa tarik-menarik? Cerita klise dari cewek bar-bar yang diam-diam suka sama pangeran sekolah, jangan salahkan jika hatinya mema...