Tepat pukul 07.30 Dhisa baru sampai di depan gerbang tepatnya sekolah AHS yang kini sudah tertutup, entah untuk keberapa kalinya dia terlambat berangkat sekolah.Kalo saja dia diperbolehkan bawa mobil mungkin akan lebih cepat sampai. Tapi sang papinya ngotot tidak mau memberikan kunci mobil kepadanya alhasil dia terpaksa berangkat naik ojek online langganannya.
"Ah sial" decaknya sedikit geram dengan kejadian hari ini.
Tanpa pikir panjang lagi dia langsung bergegas ketempat biasa dimana dia selalu berhasil memasuki area sekolah walaupun sudah terlambat tanpa ketahuan oleh guru ataupun satpam.
Namun baru saja beberapa langkah dari sana seseorang meneriaki namanya. Dan ia pun menoleh kearah sumber suara.
Disana tepatnya di depan gerbang sekolah yang sudah dibuka, telah berdiri salah satu guru yang selalu ia hindari siapa lagi kalo bukan guru BK ,Bu Aneth.
"Bagus ya, terlambat lagi Dhisa?" Ucapnya dan diakhiri dengan pertanyaan.
"Hemm.. iya Bu .. saya bisa jel..." Belum sempat meneruskan ucapannya, Dhisa sudah diseret duluan oleh Bu Aneth, menuju ruang terkutuk itu lagi, ya ruangan BK.
"Gak ada penjelasan, sudah berapa kali kamu selalu telat Dhisa, apa kamu tidak bosan selalu mendapat hukuman" serunya sedikit geram, sambil terus menarik pergelangan tangan Dhisa menunju ruang BK.
Sesampainya di sana, Dhisa langsung dihadiahi tatapan sengit dari hadapannya.
Ah kalo saja bisa memilih lebih baik hari ini ia tidak jadi sekolah lebih baik tidur dirumah."Hem, ayolah Bu, saya memang tadi ada sedikit kendala Bu di jalan makanya saya telat" belanya
"Alah bisa aja kamu ngelesnya" cebik Bu Aneth."Ih ibu mah gak percayaan orang nya" serunya sambil memanyunkan bibirnya.
"Gimana saya mau percaya sama kamu kalo kamu nya aja tipe pembohong yang ulung, gak akan ibu percaya sama kamu Dhisa" tegasnya membuat Dhisa sedikit putus asa untuk membujuk Bu Aneth."Bu.. ayolah" ucapnya
"Tidak, saya tidak akan mengizinkan kamu masuk kelas, saya ingin kamu bersihkan gudang olahraga" titahnya"Apa ada cara lain gitu Bu, kayak dijemur atau keliling lapangan gitu Bu" pintanya
Bukan ia tak mau membersihkan gudang atau memilih fisik untuk dijadikan hukumannya kalo memilih ia tidak akan memilih diantara ketiga itu, dia hanya tidak terbiasa dengan debu bahkan mominya tak pernah menyuruh Dhisa sedikitpun menyentuh barang-barang yang terdapat debu untuk dibersihkan, entah karena sebab apa.
Tapi yang jelas hal itu bisa membuat Dhisa sedikit sesak jika terus menghirup debu.
"Kamu mau saya tambah hukumannya?" Tanya nya
Dengan terpaksa Dhisa memilih membersihkan gudang dari pada harus mengerjakan hukuman tambahan dari Bu Aneth."Iya Bu" serunya malas.
Dan bergegas dari sana menuju gudang olahraga yang berada tepat di sebelah samping kiri kelas abangnya.Sesampainya ia pun langsung mengambil sampu yang kebetulan ada Dib ruangan tersebut.
Dengan hati-hati dan sesekali menutup hidungnya dengan tenaga kirinya agar debu-debu yang bertebaran disana tidak masuk ke penciuman hidungnya atau bahkan sampai masuk ke saluran pernapasan nya.
👑👑👑
Kini Eric sedang berada di kantin tanpa ketiga sahabatnya, ya kalo sampai mereka ikut bisa tekor cuma buat jajanin mereka.
Entah sudah berapa lama ia berada di kantin, tapi nyatanya ia tak ingin beranjak dari sana.
Tepat pukul 07.34 ia beranjak pergi menuju tempat yang biasa ia tempati. Gudang. Ya tempat basecamp nya selain di atap sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1]RICSHA ✓
Acak[COMPLETED] Ini dulunya cerita ' Eric' terus aku ganti dengan ' Ricsha' Jika sikap saja saling tolak-menolak apakah hati bisa tarik-menarik? Cerita klise dari cewek bar-bar yang diam-diam suka sama pangeran sekolah, jangan salahkan jika hatinya mema...