22

1K 35 0
                                    


"Kenapa kamu mau nolongin aku?" Tanya anak laki-laki itu.

Anak perempuan itu tampak menatapnya sebentar dan tak lama setelah nya berbicara membuat anak laki-laki itu terdiam membisu.

"Karena aku nggak suka kamu selalu ditindas seperti itu"

____________
Flashback off

Semua yang ada di ruang makan itu terdiam melihat Dhisa yang tersenyum sendiri ketika mengingat masa kecilnya.

Membuatnya tersentak kaget ketika Dira menggoyangkan lengannya.

"Elo kenapa kayak orang gila sumpah senyum-senyum sendiri" ucap Dira

Dhisa hanya memandang sekitarnya yang memang sedang menatap dirinya dengan wajah heran dan sekaligus bingung.

Dan setelahnya Dhisa melihat ke arah Eric sambil tersenyum manis.

"Inget?" Itulah kata yang terucap dari bibir Eric.
Dhisa hanya mengangguk mengiyakan ucapan Eric dan setelahnya berucap membuat Eric hampir saja mengumpat kesal.

"Elo si gendut itu kan" serunya dan membuat tawa semua orang meledak di sana termasuk Tante Vika.

"Iya anak Tante yang dulu gendut itu, terus maksa sama Tante pengen operasi biar langsing supaya gak di bully terus" sahut Vika yang membuat Wiliam terkekeh akan ingatan itu.

Eric hanya menundukkan wajahnya malu akan hal itu. Sedangkan Revan sudah terpingkal sendiri mengenai fakta bahwa Eric dulu gendut.

"Sumpah gue baru tau, kalo elo dulu si gendut itu yang sering di bully" timpal Revan sambil memegang perutnya yang keram akibat tertawa.

"Puas lo" tukas Eric yang membuat Dhisa terkekeh

"Lagian itu lama kali, kan sekarang udah langsing singset gitu"shutnya.

"Enak aja lo bilang gue langsing singset,emang gue cewek" gerutunya.

"Ah sudah-sudah kalian ya kalo ketemu pasti bakal ribut gak jelas terus ujung-ujungnya pada ketawa kayak gini" seru Vika

"Kamu tahu banget tentang mereka Vi" ujar Sarah maminya Dhisa

"Hey jangan lupa waktu dia main kesini hampir nabrak pohon gara-gara Eric juga tuh" ucap nya sambil terkekeh.

"Ah iya pas waktu di ajarin naik sepeda itu kan mi" timpal Eric dan diangguki Vika

Dhisa mengerutkan keningnya tak tahu tentang hal itu.
Seakan tahu Eric pun langsung memandangnya.

"Elo lupa?" Tanya nya
"Gue lupa"cicitnya sambil menunduk dan memainkan sendok miliknya.
"Gue udah bilang ric, kalo adik gue ini pikunan mana ada dia inget masa kecil dia" sahut Revan membuat Dhisa mendelik ke arahnya sedikit tak terima.

"Kayak elo nggak aja" tukasnya, bukannya tersinggung Revan malah tertawa bahak.

"Hah elo nggak inget"ucap Eric pelan namun masih bisa di dengar oleh Dhisa.

"Kalo yang itu gue lupa, yang inget malah ketika gue bilang gini 'kamu gak boleh nyerah apalagi putus asa cuma karena kelebihan kamu dan aku..."ucapannya terhenti ketika Eric melanjutkan ucapannya.

"Akan tetep jadi temen kamu"timpal Eric santai dan membuat Dhisa menatap Eric dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Bahkan gue inget ketika elo bilang kayak gini 'kamu harus berubah jangan takut sama mereka, tenang ada aku disini yang bakal terus nemenin kamu' tapi setelah kenaikan kelas elo pergi ninggalin gue" matanya menyendu ketika ia berucap diakhir katanya.

[1]RICSHA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang