SUNGAI (bag. 8)

9.8K 232 3
                                    

DELAPAN: Sungai

"Ngelontenya mulai bermodal sekarang!"

Sha melirik tiga wanita yang berdiri tak jauh darinya. Tak ada waktu melayani mereka, Sha hanya tersenyum pada dua pria yang melambai dalam mobil di depannya.

"Busyet, cantik benerrr.... beniiing. Kok ada ya bidadari nongkrong di mari? Beda sama yang lain... sempurnaa!"

"Main dimana?" Sha mengerling manja, merapatkan dadanya pada kaca jendela mobil.

"Hotel dong...." sahut para pria itu sambil terbahak.

"Short time?"

"Sampe pagilah"

"Berdua?"

"Ada satu lagi nanti nyusul temen"

"Tiga juta"

"Dua setengah deh..."

Ini pelanggan kesekian pada hari kedua menjajakan tubuh di jalan. Sejak berdiri lepas Isya tadi, sampai jam 10 malam itu sudah 5 orang yang berkencan dengannya. Semuanya short time. Gerakan bercinta super cepat di dalam mobil atau di balik gedung tua penuh tumpukan peti bekas. Rata-rata membayarnya 500 ribu. Kecuali pelanggan baru ini, yang setuju jika membayar 2,5 juta sampai pagi.

Siang hari usai digempur belasan pria cabul di belukar dekat sungai, Sha menyempatkan diri belanja pakaian seksi, sepatu dan make up di pasar. Bukan barang mahal, tetapi tampak mewah saat dipakainya.

"Cantik sekali kamu, Murni" Nek Sur mengacungkan jempol.

Sha cuma tersenyum, dia melangkah meninggalkan tenda dengan riang. Dirinya yakin bisa mengumpulkan lebih banyak uang malam ini. Mungkin dia bisa memulai hidup baru, melupakan masa lalunya. Dia tak ingin berurusan dengan polisi.

"Maaf" suara gugup itu membuat Sha menepi, sambil membersihkan ujung sepatunya.

Pemuda itu menunduk berkali-kali sambil tetap memikul buntalan taplak meja berisi sarung. Dia tak sengaja menabrak Sha dan menginjak sepatu baru perempuan yang memakai baju seksi itu.

"Maafkan adik saya, Mbak" seorang pria yang lebih dewasa mengangguk hormat pada Sha. Dia juga memikul banyak kain sarung.

Sha cuma mengangguk, sebelum kedua pemuda itu cepat-cepat melangkah pergi. Namun yang lebih muda itu, sempat mencuri pandang padanya.

"Sejak pertama kali kau datang kemari, Musraf bertanya kau siapa. Anak itu bilang kau cantik sekali..." kata Nek Sur, saat menyisir rambut Sha.

"Anak kecil itu, Nek?"

"Dia tak pernah bicara dengan wanita disini, selain Nenek. Banyak wanita muda di sini. Tapi baru kau yang dibilangnya cantik"

"Tapi sekarang dia tahu aku lonte"

"Ya, dia melihatmu dengan belasan pria mesum di sungai"

"Heran, mengapa dia tak ikutan tadi"

"Dia masih lugu. Juga kuat iman"

"Ah, betulkah Nek?"

"Kecuali jika kau goda...."

Sha tertawa. Tak ada lelaki yang tak ingin menikmati tubuh mulusnya. Cepat atau lambat, Si Tampan Musraf yang alim juga akan ikut menggenjotnya dengan penuh gairah. Tapi itu mungkin nanti. Entah kapan.

Karena ketika pulang dari hotel jelang pagi, justru belasan pria cabul kembali menghadangnya. Kali ini bukan di sungai, tapi mereka menyeretnya ke sebuah tenda kosong. Berebut menggoyang tubuhnya hingga hampir merobohkan tenda itu.  

SEX: Menemukan 'Tuhan' di Ranjang (diterbitkan GoNovel/Sago/Short Novel/Fameink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang