BAB 22: PENDARAHAN
Pukul 10 pagi, Michael kembali ke Nata Hospital setelah 2 tahun. Semua demi Murni, alias Shakuntala atau Sarah Nurbaiti. Wajah Sha sudah pucat pasi saat didorong perawat ke ruang operasi.
"Tidak ada Dokter Abandi, Dokter Michael. Beliau istirahat hari ini, setelah perjuangan berat mengoperasi tumor otak pasien semalam" kata Dokter Dito, yang kini menjadi Direktur Nata Hospital.
"Jadi tidak bisa ada operasi hari ini?"
Dito menggeleng,"Maafkan saya. Operasi hanya bisa kita lakukan esok pagi"
Michael menghela nafas dengan berat. Dia duduk dengan bingung di ruang Direktur rumah sakit, ruangan yang dulu menjadi miliknya.
"Saya harus melakukan operasi"
"Kenapa tidak dirujuk saja ke rumah sakit lain?"
Michael menggeleng. Sha seorang buronan polisi. Dia sedang dicari-cari untuk mengungkap kasus kematian Bos Sabun. Melahirkan di klinik bidan kampung, kondisi masih aman. Atau melahirkan di Nata Hospital, Michael bisa menutupi identitas Sha. Tetapi dioperasi di rumah sakit lain?
"Saya seorang Dokter Bedah. Saya bisa melakukannya!"
"Dokter Michael, saya mengerti perasaan anda. Tetapi setelah kasus...."
"Dokter Dito! Saya masih pemilik 50 persen dari saham rumah sakit ini. Sisanya milik Paman saya yang telah meninggal. Saat pemilihan Direktur Rumah Sakit ini, saya juga yang mengajukan nama anda sebagai pengganti saya. Saya harap anda tidak lupa dengan itu"
"Saya mengerti, Dokter Michael. Tetapi jika terjadi sesuatu, saya juga yang...."
"Anda meragukan saya sebagai Dokter Bedah? Pasien saya meninggal 2 tahun lalu itu adalah kesalahan Dokter Anestesi, Dokter Fey! Anda paham itu kan?"
"Betul, Dokter. Tapi..."
"Apa yang anda takutkan? Kakak saya? Telpon Meiske sekarang. Beritahu dia semuanya. Tetapi jangan lupa, siapkan Dokter Anestesi dan 3 perawat untuk saya segera. Saya tunggu di ruang operasi!"
Michael bergegas meninggalkan Dokter Dito. Para dokter dan perawat yang melihatnya melintas di koridor rumah sakit langsung menunduk hormat. Mereka sangat merindukan Dokter tampan yang baik hati itu. Semua memahami jika kesalahannya di masa lalu hanyalah karena salah memilih Dokter Anestesi, membuat affair cabul yang konyol di rumah sakitnya sendiri. Selain aib itu, Michael tetap dikenang sebagai Dokter Bedah terbaik, serta pemimpin rumah sakit yang dikagumi.
"Siapkan semuanya, kita bertugas hari ini!" perintah Michael pada perawat yang berada di depan kamar operasi.
Michael hanya tak mau semuanya terlambat. Nek Sur pagi tadi memberitahukan bahwa Sha sudah melahirkan di Klinik Bidan Esih.
"Tadi Kendul bekas tetangga kita datang. Katanya Murni terbaring lemah di klinik, ditinggalkan Musraf. Bidan Esih bingung mau merujuknya ke rumah sakit besar, karena tak ada pihak keluarga. Dia benar-benar sendirian. Untung sekarang ditunggui Suparmi di sana..." kata Nek Sur sambil menangis, saat melihat Michael datang pukul 7 pagi itu.
Michael awalnya cuma ingin melihat kondisi Nek Sur, sambil kembali menanyakan kabar apakah Sha kembali, serta memberikan gaji bulanan untuk Nek Sur sebagai penjaga rumah. Rumah yang diharapkannya bisa membuat Sha bakal kembali. Perempuan yang terkadang membuatnya rindu, meski kadang ada tersimpan rasa sakit hati.
Tetapi tak ada rasa benci, ketika melihat perempuan itu terbaring pucat pasi tak sadarkan diri.
"Dia mengalami pendarahan hebat, tetapi suaminya malah kabur. Saya bingung mau bertindak lebih jauh. Mau dirujuk ke rumah sakit, suaminya menghilang. Bahkan mayat bayinya saja dia tidak pedulikan" kata Bidan Esih.
Michael memandangi bayi yang sudah dibalut kain putih itu. Terlihat sangat cantik. Mirip ibunya! Air mata Michael menetes, saat menyentuh pipi yang sudah membiru itu.
"Akan segera kita kuburkan, Pak Michael. Itu pesan Murni tadi..." kata Suparmi, didampingi Kendul yang menginap di klinik sejak semalam.
Dengan cepat Michael membuka dompetnya. Menyerahkan banyak uang kepada Suparmi.
"Kuburkan anak ini dengan layak di tempat pemakaman umum. Jika uangnya kurang, nanti saya tambahi. Saya harus menyelamatkan ibunya dulu...."
Bersama Nek Sur, Michael membawa Sha dengan ambulans klinik. Sha mengalami pendarahan hebat, atau postpartum hemorrhage, yaitu pendarahan parah lebih dari 500 ml setelah fase melahirkan.
Pada kasus ini, rahim mengalami kondisi mengencang setelah bayi dilahirkan, hingga melepaskan plasenta ke luar. Kontraksi tersebut menekan pembuluh darah pada posisi dimana plasenta menempel. Rahim yang tidak mampu berkontraksi dengan kuat, membuat pembuluh darah terpaksa melepaskan banyak darah.
Michael sudah memeriksa kondisi rahim dan jaringan panggul pada tubuh Sha. Sebab itu dia meyakini, bahwa masalah itu tidak bakal selesai hanya dengan memberikan prostaglandins, oxytocin atau ergometrine. No!
"Apakah kemungkinan ada sisa plasenta dari rahim?" tanya Lesmono, Dokter Anestesi yang menyusul Michael ke ruang operasi.
Michael tak menjawab, dia belum mengetahui penyebab pendarahan sebelum melakukan pembedahan.
"Laparotomi dulu, Dok" sahut Michael, mengucapkan istilah pembedahan.
Michael hanya berdoa, agar tidak terpaksa melakukan histerektomi atau pembuangan rahim. Dia berharap Sha hanya sekedar mengalami infeksi, atau masalah lain yang bisa diatasi saat proses pembedahan.
Di luar ruangan, Nek Sur kebingungan memeluk tas milik Sha yang berisi uang dan emas yang mereka kumpulkan selama ini untuk biaya persalinan. Biaya di Klinik Bidan Esih sudah dilunasi Michael, Nek Sur tinggal mengira-ngira biaya operasi Sha di rumah sakit Nata Hospital. Dia tak tahu jika saham rumah sakit itu sebagian masih milik Michael, sama tidak pahamnya mengapa Michael bisa masuk ruang operasi.
"Mungkin mau menemani Murni, biar Murni tidak takut..." pikir Nek Sur.
Saat Nek Sur masih bingung, mendadak melintas Meiske didampingi Dokter Dito. Mereka melangkah lurus ke ruang operasi. Tetapi sudah terlambat. Dari kaca, Meiske telah melihat Michael melakukan proses pembedahan.
"Kalian semua akan membuat rumah sakit ini tutup mendadak!" kata Meiske dengan kesal pada Dokter Dito, sambil berlalu pergi.
Meiske hampir menangis melihat ulah Michael pagi ini. Dia khawatir rumah sakit kesayangan almarhum Papanya bakal benar-benar berakhir. Michael sudah nekat melakukan operasi ilegal pada pasien yang bukan dari Nata Hospital. Entah hal bodoh apa lagi yang diperbuat sepupunya itu.
Tapi Papa mereka sangat menyayangi anak dari adik bungsunya itu. Diadopsi dari kecil, bahkan dianggap anak sendiri. Michael memang tidak menyebutnya Papa, tetapi Paman, karena Nataprawirya tidak suka dipanggil Uwak. Mana mereka tahu jika anak itu kelak cuma bisa membuat mereka jantungan. Ada saja perilaku bahayanya sebagai Dokter.
Meiske menyesali juga tindakan Dokter Dito yang mengizinkan tindakan Michael, hingga menugaskan Dokter Lesmono dan 3 perawat untuk menemani Michael di ruang operasi.
"Saskia, kumpulkan semua saudara kita. Kakak tunggu sekarang juga di Nata Hospital..." ucap Meiske, sebelum mematikan ponselnya.
(BERSAMBUNG)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX: Menemukan 'Tuhan' di Ranjang (diterbitkan GoNovel/Sago/Short Novel/Fameink)
RomanceSejak usia 9 tahun, Shakuntala yang bernama asli Sarah, hanya memahami hidupnya adalah untuk melayani para pria. Dari objek Penderita, bermetamorfosa menjadi Penakluk. Dunianya adalah ranjang-ranjang setan. Berharap tobat dengan mencintai seorang Ha...