RAHIM (Bag. 23)

4.9K 168 33
                                    

BAB 23: Rahim

Ciuman dari bibir Musraf ke perut Mintarsih begitu lembut. Wanita itu hanya bisa membelai rambut suaminya dengan penuh kasih. Dia bersyukur, suaminya itu mengisi kehangatan ranjangnya kembali. Sejak kembali bersatu, Mintarsih menikmati suasana layaknya bulan madu. Mesra dan ganas dengan nafsu.

Sementara Musraf, kembali menikmati dunianya. Hidup hanya makan, tidur dan berhubungan seks saja. Demi bertahan di tempat itu, dia mulai kembali sholat, mengaji, dan mengikuti kajian-kajian mertuanya. Pria yang tampak berat menerimanya lagi, namun tidak pula sanggup menolaknya. Semua demi Mintarsih yang mengancam ingin bunuh diri jika harus dipisahkan dengan Musraf.

Cintanya begitu besar pada pria itu. Apalagi benih Musraf sudah tumbuh dalam rahimnya. Mereka akan memiliki anak yang bisa mempererat hubungan mereka.

"Mas... sudah?" tanya Mintarsih, saat Musraf tergeletak lemas di sebelahnya.

"Istirahat dulu dik Asih. Nanti lanjut. Baru juga tiga ronde" sahut Musraf, sambil meremas-remas payudara istrinya yang makin besar sejak hamil.

Mintarsih tersenyum sambil menatap plafon kamarnya. Dia merasa bahagia karena Musraf kembali bergairah menggeluti tubuhnya. Meski perutnya makin buncit, namun dia merasa masih bisa berusaha mengimbangi gairah seksual suaminya itu. Gairah yang begitu besar, begitu kuat seperti air bah. Terkadang Mintarsih berpikir, apakah cuma Murni pelacur itu yang bisa mengimbanginya?

"Jangan sebut namanya. Dia cuma masa lalu. Bayinya juga sudah meninggal. Ternyata itu bukan anakku. Tidak mirip. Sudah mati untungnya. Jadi Murni tak bisa menuntutku lagi..." kata Musraf, saat Mintarsih menanyakan Murni.

****

Dito masih berdiri di depan ruang operasi. Ketika melihat Michael keluar sambil menangis. Firasat Dito mendadak memburuk.

"Apa yang terjadi, Dok?"

"Histerektomi" jawab Michael lirih.

"Maafkan saya, tetapi semua kakak anda telah menunggu di ruang rapat"

Michael menghela nafas,"Saya masih butuh waktu istirahat sesaat"

Dito melihat Michael melangkah menjauh. Dia terlihat sangat terpukul. Sementara Lesmono muncul kemudian, setelah para perawat mendorong pasien menuju ruangan khusus.

"Mengapa Dokter Michael melakukan histerektomi tanpa adanya pemeriksaan ulang di Nata Hospital"

Lesmono mengangkat bahu,"Dia mengatakan ada IMS"

"Infeksi Menular Seksual?"

"Ya, menyerang radang panggul. Dia juga baru melahirkan dan anaknya  meninggal. Pendarahannya sangat hebat. Dia bisa mati jika tidak dilakukan Histerektomi"

"Tapi mestinya ada pemeriksaan ulang, tidak main angkat rahim orang.  Minimal kita punya data riwayat kesehatan pasien"

"Mestinya anda pikirkan itu, sebelum membiarkan Dokter Michael masuk ruang operasi" kata Lesmono, sebelum berlalu.

Dito terdiam. Dia hanya bisa tetap berdiri mematung. Berharap Michael segera kembali, lalu membantunya menjelaskan semua kekacauan ini kepada para anak pendiri rumah sakit ini.

*****

"Apa semua wanita yang kau tiduri bisa bebas kau bawa masuk ke rumah sakit ini?" suara Meiske terdengar meninggi, begitu menyeramkan hingga membuat semua yang ada di ruangan rapat itu merasa khawatir.

Meiske begitu marah saat mendengar penjelasan Michael tentang siapa pasien wanita yang dibawanya ke Nata Hospital.

Michael menunduk di sebelah Dito. Matanya masih terlihat sembab. Tak dipungkiri, Michael sangat tertekan usai terpaksa mengangkat rahim Sha. Dia tidak punya pilihan lain.

SEX: Menemukan 'Tuhan' di Ranjang (diterbitkan GoNovel/Sago/Short Novel/Fameink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang