Rahasia (Bag. 36)

3.9K 183 14
                                    

BAB 36: Rahasia

Musraf masih demam. Dia selalu mengeluh sakit saat kencing. Entah berapa kali dia muntah hebat dan nafasnya makin sesak saja. Kepalanya makin pusing saat Mintarsih terus bercerita tentang bayi mereka yang diurus ibunya sementara.

"Seharusnya Mas memikirkan hal ini sebelum selingkuh..." keluh Mintarsih.

"Pikiranku tak mengubah takdir, kok."

"Terus mengubah apa?"

"Mengubah apa saja, termasuk soal selera wanita."

"Sudahlah, jangan banyak bicara. Kepalaku pusing. Aku sakit"

"Ya, sudah. Aku mau ke toilet dulu, Mas. Mau ganti pembalut"

Musraf mengernyitkan dahi,"Kau bilang sudah selesai masa nifas. Kenapa masih pake pembalut? Langsung haid?"

"Ah, cuma lembab saja."

"Lembab?"

"Aduh, jangan permasalahkan itu."

"Tapi ini jadi masalah buatku. Saat aku tak mau berhubungan intim, kau bersedih. Kini, kau membuatku malas untuk memikirkan itu. Aku jijik mendengar kata-kata lembab."

"Mengapa?"

"Itu jorok!"

"Jorok bagaimana?"

"Di organ intimmu pasti ada jamur, sebab kau jorok!"

"Mas, mengapa kamu berkata kasar seperti itu?"

Musraf melotot,"Lalu maumu seperti apa? Itu kan organ intimmu. Seharusnya bisa kau rajin bersihkan, biar tidak berjamur. Wanita lain kelaminnya bisa bersih meski seribu pria telah meniduri. Masa kau jorok begini?"

"Wanita lain? Kau membicarakan wanita lain, seakan...."

"Diam!" bentak Musraf,"Aku tambah sakit bicara denganmu!"

Mintarsih buru-buru berlari ke toilet. Sebenarnya sejak hamil bulan-bulan terakhir dia mengalami keputihan hebat. Lendir yang banyak dan penuh bau itu, menyisakan gumpalan seperti tepung kotor ketika mengering. Rasanya begitu gatal. Usai nifas, keputihan itu menyerang lagi. Bahkan lebih banyak dan perih, serta berbau busuk. Dan lendir itu berubah menjadi kuning kehijauan seperti ingus.

"Minum rebusan daun sirih, terus cebok juga dengan itu" kata ibunya, saat Mintarsih mengeluh keputihan. Tapi tak berhasil. Lendir kuning kehijauan itu membuatnya harus ganti pembalut berulang kali.

"Coba berobat ke dokter ahli penyakit kulit dan kelamin. Cek dulu" saran Rugayah.

"Memang aku lonte kena penyakit kelamin?"

"Tapi suamimu itu Musraf, Mintarsih. Dia kena penyakit kelamin karena wanita lain, dan dia tidur juga denganmu...."

Mintarsih menangis di depan wastafel. Dia merasa sangat tertekan. Bagaimana jika benar dia juga tertular penyakit kelamin itu? Alangkah malunya jika orang banyak tahu. Kasus suaminya saja sudah membuatnya kehilangan muka.

****

"Kami memang menjalin hubungan cinta selama 2 tahun. Sampai akhirnya dia menghilang dari Nata Hospital usai melakukan malpraktek. Dia membuat seorang pasien kami kehilangan nyawa...." kata Michael, sambil duduk di sofa kamar tidur Feysha.

Kendul masih terus memandanginya, tapi dia memilih duduk di ranjang.

"Saya lama tidak bertemu Ipey dan Mama. Tetapi Saya yakin Ipey anak baik. Dia tak mungkin membunuh"

"Mestinya dia tidak lari dan bisa menjelaskan semuanya. Paman saya, Nataprawirya sampai harus mengeluarkan uang miliaran untuk menutup kasus itu. Dan saya juga akhirnya dipecat dari rumah sakit yang sampai saat ini sahamnya masih saya miliki sebagian. Saya mencintai Feysha, tetapi dia menghancurkan hidup saya"

"Nataprawirya itu pria yang menghamili Nek Sur, kakek biologis saya. Kakeknya Ipey juga"

"Ya, saya mengerti. Nek Sur cerita semuanya. Jadi sebenarnya kita ini kerabat. Sayang Paman Nata sudah meninggal. Entah siapa yang tega membunuhnya. Nasibnya seperti Bapak biologis Feysha mati juga. Sama-sama tewas di mobil...."

"Heran, kenapa bisa berbarengan begitu ya?"

"Beda seminggu"

"Apa itu tidak aneh?"

"Sangat! Polisi bahkan sulit memecahkan kasus ini"

Kendul lalu bergerak ke arah bawa kasur ranjang Feysha. Dia lalu meminta Michael menggeser letak kasur itu.

"Agak aneh memang, mengapa Ipey masih menggunakan kasur kapuk. Tapi jika ini benar, maka saya tahu dia punya kebiasaan menyimpan hal penting di bawahnya..."

Mata Michael melotot besar melihat sesuatu yang ditunjuk Kendul dibawah kasur. Begitu banyak barang seperti map, buku dan kertas, diantaranya juga adalah foto-foto telanjang Ipey dengan seorang pria. Tetapi bukan Michael...

"Jahanam! Musuh dalam selimut!" teriak Michael dengan marah, saat mengenali foto pria yang memeluk Feysha tanpa busana itu.

(BERSAMBUNG)

SEX: Menemukan 'Tuhan' di Ranjang (diterbitkan GoNovel/Sago/Short Novel/Fameink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang