BAB 35: Misteri
"Saya bingung berada di rumah besar ini. Kasus laporan perzinahan dari Ustadz Safar sudah dicabut, tapi adik saya masih berada koma di rumah sakit. Tapi mengapa saya lebih merisaukan tentang sesuatu di rumah ini? Maaf Pak Michael, saya terpaksa mengundang anda ke sini..."
Michael tersenyum, dia justru bersyukur Kendul memberinya akses untuk memasuki rumah Feysha.
"Apa yang anda risaukan?"
"Itu!" Kendul menunjuk kondisi kamar yang berantakan. Beberapa laci di meja dan lemari tampak terbuka dan sebagian isinya berserakan jatuh di lantai.
"Sebab Pak RT bilang, saat polisi menggerebek mereka rumah itu rapi. Dan yang pegang kunci cuma Pak RT, tetapi dia tidak pernah masuk kemari"
"Ada orang lain yang masuk?"
"Pastinya begitu. Seseorang yang punya kunci lain, selain kunci yang dipegang Pak RT. Tak mungkin Musraf, dia ditahan. Baru kemarin keluar..."
"Feysha masih koma..."
"Dan satu lagi yang ingin saya tanyakan, Pak Michael. Seberapa dekat anda mengenal adik saya?" tanya Kendul penuh selidik, sambil menyerahkan selembar foto yang sudah dirobek menjadi 2 bagian.
Michael menghela nafas saat mencoba menyatukan 2 robekan itu. Foto itu adalah gambar dirinya dan Feysha sedang berpelukan mesra. Bukan sekedar mesra, tetapi juga kelewat intim. Mereka berdua tanpa busana...
****
Meiske nyaris lepas jantungnya, ketika melihat foto-foto dalam amplop yang dikirimkan seseorang tak jelas ke kantornya. Dia bahkan membutuhkan seluruh adik-adiknya datang untuk membuatnya tetap merasa kuat.
"Memang selalu membuat masalah itu orang!"
"Tidak tahu terima kasih,udah diadopsi malah kayak begini"
"Selalu masalah perempuan"
"Sampai rumah sakit nyaris tutup gara-gara dia"
"Apa dia tidak punya otak untuk mengoleksi foto-foto bugil kayak begini dengan Dokter Feysha? Apa dia memang senang selalu bikin malu keluarga?"
"Kemarin aku masih bersikeras agar 50 persen saham Nata Hospital itu tetap dia kuasai. Tapi kini, aku menarik dukungan itu...."
Meiske hanya memandang lesu kepada 6 adiknya. Sebelum kembali memeriksa foto-foto telanjang Michael dan Feysha yang terlihat menjijikkan itu.
"Foto ini diambil dari potongan video sepertinya. Hasil screenshot. Kita harus kuat mental jika video aslinya betul-betul beredar di masyarakat. Bersiaplah untuk kehilangan seorang adik sepupu..."
****
Tawa anak-anak memenuhi ruangan besar itu. Sha tersenyum bahagia memandangi mereka satu persatu. Sudah berhari-hari ini, dia selalu mengunjungi Panti Asuhan Cahaya Ibu. Membantu Ibu Hanum mengurus 30 anak kurang beruntung itu.
"Saya ingin tinggal di sini, Bu. Mengurus anak-anak..." pinta Sha akhirnya, setelah tak berminat untuk kembali ke rumah. Michael dan Nek Sur tak pernah kembali. Sibuk saja mengurusi Feysha.
Sebenarnya Michael masih sering pulang, tetapi mereka malah jadi sering bertengkar.
"Bisa tidak kau bersabar? Aku sedang banyak urusan. Jangan manja minta ditemani terus. Aku sedang sibuk!" bentak Michael, 2 hari lalu sebelum benar-benar tak ada kabar.
Sha juga tidak mau menelponnya. Dia merasa malu untuk terus menuntut pria itu kembali ke sisinya. Apa yang diharapkan lagi? Pernikahan? Dia sudah tidak bisa hamil. Dan sejak operasi itu, Michael tidak pernah berminat menggeluti tubuhnya. Cuma 2 kali sehari, dia minta Sha melakukan oral seks. Jelas itu melukai bathin Sha. Bukankah yang diangkat itu rahimnya? Bukan vagina? Lalu mengapa Michael enggan menguasai lubang surga itu? Apakah karena belum tuntas pengobatan penyakit kelaminnya?
"Masih lama. Ibu mesti sabar. Rahim diangkat untuk tidak menyebabkan efek kematian atas pendarahan hebat yang dialami. Tetapi urusan penyakit kelamin, tidak serta merta hilang, dan pengobatan juga tidak bisa instan...." kata dokter penyakit kulit dan kelamin yang ditemui Sha.
Sha menangis. Dia merasa sangat tidak berharga. Mungkin nasibnya sama seperti Musraf yang kini juga dirawat di rumah sakit karena kencing nanah.
"Musraf itu kan sama biduan itu. Lonte panggung. Terus itu lonte tidur juga sama lelaki lain. Mereka ngidap penyakit kelamin. Kata Kendul mereka hampir mati terbakar di kontrakannya karena gancet. Kelaminnya nempel tak bisa dicabut. Kalo Si lelaki tidak kena serangan jantung mah, mungkin gancet sampe sekarang...." cerita Suparmi saat ditelpon.
Sha terkenang Mona yang bertarung dengannya berebut Musraf, sebelum dia melahirkan. Wanita liar bertubuh padat sintal itu jauh dari cantik. Cuma karena make up saja tebal saja dia terlihat rupawan, serta sikapnya yang manja genit.
"Terus bagaimana kabar biduan itu?"
"Nah, ternyata lelaki teman tidurnya selain Musraf itu Koko. Anaknya Mpok Hindun yang punya kontrakan, temanku waktu dulu kerja di pabrik plastik."
Koko anak Mpok Hindun pemilik kamar sewa? Aduh, Sha malah terkenang keganasan Koko di ranjang bergoyang . Dahsyat! Sedahsyat penyakit kelamin yang dia tularkan kemana-mana.
"Jadi aku tahu Mur, kalo biduan itu infeksi kelaminnya yang menyebar sampai ke panggul dan paha lanjut kaki. Biduan itu diabetes rupanya, makanya luka sulit sembuh. Jadi diamputasi..."
Sha bergidik ngeri. Dia merasa masih beruntung kehilangan rahim saja. Nah wanita itu hilang badan dari ujung paha ke kaki!
"Ayo, kaki satunya..." kata Bu Hanum pada seorang batita yang sedang minta bantuan memasang kaos kaki.
"Beginilah hidup di panti, kita harus lembut menyayangi anak-anak. Seperti anak sendiri, penuh kasih"
Tanpa sadar, Sha meneteskan air mata. Dia teringat wajah bayi mungilnya yang telah tiada. Hatinya luka karena bahkan untuk sekedar menguburkan mayatnya saja Musraf tak sudi. Dan entah mengapa dia bersyukur saat tahu jika pria itu juga terjangkit penyakit kelamin.
"Kenapa kau tidak mati saja, Musraf..." bisik Sha, pilut
(BERSAMBUNG)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX: Menemukan 'Tuhan' di Ranjang (diterbitkan GoNovel/Sago/Short Novel/Fameink)
RomanceSejak usia 9 tahun, Shakuntala yang bernama asli Sarah, hanya memahami hidupnya adalah untuk melayani para pria. Dari objek Penderita, bermetamorfosa menjadi Penakluk. Dunianya adalah ranjang-ranjang setan. Berharap tobat dengan mencintai seorang Ha...