PRIA LABIL (Bag. 21)

4.8K 165 31
                                    

BAB 21: Pria Labil

"Hei, kerja jangan malas dong!"

Musraf menoleh dengan kesal, sebelum kembali mengangkat batu. Keringatnya sudah mengucur deras, sementara matahari menyinari dengan ganas. Rasa lapar, haus dan lelah menderanya. Andai dia tidak diancam Sha untuk bekerja, mana mau dia menjadi kuli bangunan. Berdagang jauh lebih mudah, sayang modal tak ada. Terpaksa jadi kuli.

"Hidup itu butuh makan! Makan! Bukan ngewek doang!" teriak Sha, sambil mendorong tubuh Musraf yang hendak menindihnya.

Dia tak sudi lagi melayani lelaki yang kerjanya makan, tidur dan seks itu. Sudah hampir 2 minggu, Musraf tidak bisa menghasilkan uang. Kerjanya cuma menggauli Sha. Kalau tidak menuntut makan. Sudah itu ngorok.

"Kamu kan punya uang dan perhiasan"

"Tertinggal di rumah Michael"

"Ambilah"

"Kau saja yang ambil sama Michael.  Dasar tidak tahu malu. Bukannya kerja malah mengandalkan aku saja. Sampai kapan terus begini? Sebentar lagi anak ini lahir!"

Musraf hampir saja memukul Sha, jika tidak ingat jika perempuan itu sedang hamil.

"Ada lowongan kuli tuh di dekat kantor lurah. Lumayan kalau kenek bisa 80 ribu sehari. Ya, lumayan dari pada diomeli bini tiap hari. Tetangga juga stres dengernya!" tiba-tiba Koko muncul di depan pintu kamar mereka.

"Baik, saya mau kerja Bang!" sahut Musraf.

"Ayo, gue anter! Kebetulan mandornya temen gue judi ayam"

Musraf berjalan keluar tanpa pamit dengan Sha. Sementara Koko mengedipkan matanya sebelum berlalu. Sha cuma membuang muka. Sebenarnya dia benci dengan Koko. Pria haus seks itu sering menjadikannya budak nafsu di kamar mandi umum yang sedang sepi, namun cuma mau membayar 50 ribu saja. Sangat pelit! Tetapi uang itulah yang menghidupi Sha selama ini dengan Musraf.

Musraf tidak tahu jika Sha kembali menjual diri agar mereka bisa makan. Dia mengira Sha masih memiliki simpanan sedikit uang. Sebab itu dia malas bekerja, sehingga urusan makan jadi beban Sha.

Setelah Musraf menjadi kuli, perekonomian mereka agak lebih baik. Setidaknya mereka bisa makan. Dan Sha juga masih melayani Koko diam-diam, agar bisa menabung untuk biaya lahiran. Tiap Musraf bekerja, biasanya Koko akan menyelinap ke kamar mereka. Memaksa Sha melayani nafsunya dengan imbalan hanya 50 ribu saja.

"Sudaaah....sudaaah...." Sha mencoba melepaskan diri dari Koko, tetapi pria itu makin ganas menggaulinya. Meski Sha merasakan sakit dan lelah, tapi pria itu tak pernah peduli.

"Masih untung gue mau genjot elu! Kagak ada yang tahu, tapi lu dapat duit. Coba lu ngelonte dengan yang lain, ya laki lu tau kan repot!"

Sha cuma bisa pasrah. Dia merasa hidupnya tak memiliki banyak pilihan. Mau kembali ke Michael, dia takut ditangkap polisi. Mau meninggalkan Musraf, dia terlanjur sudah berperut besar. Meski kadar cinta juga sebenarnya makin menipis, melihat sifat Musraf yang terus menjengkelkan.

Awalnya, Musraf rajin setor upah harian sebagai kuli bangunan. Tetapi lama kelamaan, pria itu mulai kurang ajar.

"Mengapa cuma 20 ribu?"

"Ya sudahlah, jangan banyak bacot! Masih bagus kuberi uang"

"Hei, apa maksudmu? Lelaki itu wajib membiayai istri. Katanya kau paham agama?"

"Memang kau istriku?" tanya Musraf dengan sinis.

Sha terpana. Dia merasa begitu sakit mendengarnya. Air matanya perlahan jatuh. Ya, dia memang belum dinikahi  Musraf. Tetapi mengapa pria itu tak ingin bertanggung jawab untuknya dan calon bayinya?

SEX: Menemukan 'Tuhan' di Ranjang (diterbitkan GoNovel/Sago/Short Novel/Fameink)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang