Surrender

176 27 18
                                    


Kediaman keluarga Lee, 15 km dari Ivyr.

Shana menunduk sedikit, lalu berkedip.
"Dia,.. sikapnya berbeda hari ini."
"Apa dia mengatakan sesuatu padamu? Hingga membuatmu datang kesini?" tambah Keonhee.

"Dia sepertinya baru saja bertemu dengan orang yang dibencinya."

Jangjun & Keonhee terdiam sebentar.
"Dia berkata begitu?"
Shana mengangguk.

Jangjun memutar kepalanya kepada Y, yang masih melempar dart. Y adalah teman yang paling dekat dengan Seoho setelah Hwanwoong. Mereka semua memang dekat, tapi 3 orang tadi lebih jauh. Baik fisik maupun mental.

"Mungkin dia belum ingin menceritakannya padamu." tiba-tiba Y bersuara, bahkan sebelum Jangjun mengutarakan pertanyaannya.

Jangjun lalu hanya manggut-manggut.
"Dia belum bisa memberitahumu."
"Memangnya kenapa? Ada apa dengan dia?" Shana sedikit meninggikan suaranya.

Ketiga pemuda itu mendadak diam seribu bahasa. Suasana tegang semakin menyelimuti ruangan. Sedangkan Shana, ia tampak begitu cemas. Kedua tangannya memilin-milin kuku jari satu sama lain, seperti sudah menjadi suatu kebiasaan. Matanya bergetar.

"Bisakah,.. Kalian menceritakannya ... Bahkan sedikit saja aku akan berterimakasih .... Aku benar-benar mengkhawatirkannya.... " di akhir kalimat, Shana berhenti memilin kuku, lalu mulai menangkup wajah mungilnya.

Ia berusaha menyembunyikan kesedihannya yang mulai menyebar. Menyadari hal itu, Y akhirnya berhenti main dart, lalu menatap kearah Shana. Gadis itu benar-benar terlihat seperti seorang gadis polos dan lugu yang menampilkan raut cemas menyedihkan. Dan melihatnya seperti itu membuat Y takut untuk mendekat dan membuat boneka kecil nan cantik itu meledak nantinya. Ia yakin Shana masih belum siap untuk mengetahui yang sesungguhnya.

 Ia yakin Shana masih belum siap untuk mengetahui yang sesungguhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Y.)

"Seoho membenci seseorang yang dia ingin benci. Dia sama seperti manusia lainnya, Shana. Dia bukan malaikat yang penuh kesucian." ujar Y kemudian.

Shana mengedipkan mata sekali-dua kali. Sedangkan Jangjun berjalan menuju pintu, lalu keluar. Keonhee hanya melirik tingkah Jangjun sekilas, lalu mengarahkan matanya pada Y dan Shana lagi.

"Beritahu aku,.. Apa dia ..." Shana mulai ragu tentang apa yang ingin dia katakan.

Y menghela nafas. Ia lalu paham jika Shana akan memikirkan bermacam hal dikepala cantiknya jika ia tak segera memberi tahu gadis itu.

"Bukan. Seoho bukan seperti yang kau pikirkan, apapun itu. Jadi berhenti memikirkan sesuatu-"

"Bagaimana tidak? Aku mengkhawatirkannya,.. Apa dia punya suatu penyakit mental? Bipolar disorder?" Shana sedikit meluap lagi, karena tak tahan. Ia ingin jujur dengan pikirannya sendiri.

Keonhee bangkit dan segera menepuk bahu Shana, berusaha menenangkan gadis itu.
"Sudah, Shan. Tenang dulu,"

Y hanya berkedip, lalu menunduk dengan raut wajah tak-tahu-harus-berbuat-apa.

Twilight Bond : Falling DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang