Two Boys

134 22 7
                                    

Ivyr, sore sepulang sekolah.
Persiapan H-1 Shousan Academy Carier.

.
Pemuda itu merangkul bahu Athena dari samping dengan raut posesif menatap Seoho.

Jauhkan tangan sialanmu itu dari Athena. Dalam hati Seoho menggeram.

"Athena, aku ingin mengajakmu bicara berdua kalau ada waktu." Seoho bicara tegas, matanya sepenuhnya menatap lurus tajam pada Ravn.

"Mungkin dia tidak punya banyak waktu untuk beberapa hari ke depan. Bukan begitu, Thena?" Ravn menyahut cepat.

Seoho hampir saja menerjang kearah Ravn untuk melancarkan sebuah tonjokkan, namun Y tiba-tiba muncul entah dari mana dan menarik Seoho menjauh. Athena sebentar hanya bingung melihat situasi yang terjadi saat ini. Kedua orang itu entah kenapa membangkitkan kecurigaan Athe

Y mendekat kepada Athena. Gadis itu mundur waspada. Namun Y menatapnya penuh harap, ia ingin gadis itu mendengar yang sebenarnya.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, Athena Vyn." ujarnya.

Tak disangka, Ravn membiarkan begitu saja tangan Athena ditarik pelan dan diajak berjalan menjauh oleh Y. Ravn menatap keduanya menghilang dibalik teralis gerbang sore itu. Ya, ia merelakan Athena dibawa pergi oleh siapapun, asal bukan Seoho.

"Berani masuk sekolah juga kau," sinis Seoho.

Ravn menyeringai singkat. Ditatapnya teman SMA nya dahulu itu.
"Semua orang berhak masuk sekolah, kau tahu. Lama tidak bertemu ternyata kau jadi semakin jahat saja, ya?"

Seoho menahan diri agar ia tak menonjok wajah Ravn. Ini masih lingkungan akademi.

"Bukankah aku yang harusnya bilang begitu? Sudah berapa gadis lagi yang kau hancurkan hatinya? Ini, karena ini aku tak bisa membiarkan Athena dekat denganmu. Dia akan tertipu."

"Tahu apa kau, Tuan Lee? Kenapa kau begitu peduli siapa gadis yang ingin aku kencani?"

"Kau boleh berkencan dengan siapapun, aku tak peduli. Tapi jangan berani sentuh Athena." entah kenapa kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Seoho.

"Ha? Kau tidak bisa lihat tadi? Dia membencimu. Dia tak suka berada di dekatmu. Kenapa kau masih peduli padanya?"

Seoho menegakkan caranya berdiri, masih memandang Ravn serius.
"Aku hanya tidak ingin melihat orang lain terluka lagi, sedangkan sebenarnya aku mampu mencegah hal itu."

Ravn tertawa tipis.

Sosok kedua manusia tinggi pada sore hari itu yang tertimpa sinar matahari senja membentuk siluet yang menawan. Menciptakan garis-garis tegas diatas tanah. Tak peduli akan sinar mentari yang jatuh di sisi kanan wajah dan tubuhnya, Seoho masih menatap Ravn dengan bersungguh-sungguh.

"Intinya, kau hanya kasihan padanya, begitu? Lihat? Kau mungkin bahkan bisa lebih menyakitinya daripada aku. Aku mungkin akan memberi kebahagiaan padanya meskipun sebentar, tapi kau? Kau sejak awal sudah membuatnya sakit hati."

"Aku akan merebutnya darimu." Seoho berkata tegas.

Ravn kini tertawa agak nyaring.
"Kau bercanda?"

"Kutegaskan sekali lagi, aku akan merebutnya DARIMU."

Pemuda berambut hitam kasar dengan mata sipit itu maju satu langkah lebih dekat pada Ravn, menatap tajam mata lawan bicaranya.
"Aku akan melindunginya kali ini."

Setelah berkata demikian, Seoho menabrak bahu Ravn, meninggalkan pemuda itu di depan tepi gerbang akademi Shousan. Selepas kepergian Seoho, Ravn mengacak rambutnya kasar. Ia mengingat sekilas surat cinta Athena yang ia buat untuk Seoho.

Twilight Bond : Falling DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang