Inesuin

43 12 0
                                    


Potensi dibawa sejak lahir, namun Konsep diri berkembang akibat penilaian orang lain.
- Prof. Japar.

























Jeonghan Yoon
Tentu, Athena. Kenapa? Apa kamu terluka? Ada kecelakaan?

Athena Vyn
Tidak, bukan itu. Terimakasih sudah khawatir, sebelumnya. Aku akan menceritakannya, nanti

Athena Vyn
Send a location

Di tempat duduknya, Jeonghan tersenyum menyeringai membaca pesan Athena dalam hati.

"Apa itu? Kau dapat mangsa lagi?" suara seseorang membuatnya menoleh kearah samping.

Ia kini ada di bar Del Monte miliknya, seperti biasa. Duduk di sudut salah satu ruangan, dari belasan ruangan di bar mewah tersebut, menikmati waktu sembari menunggu pelanggan jika diperlukan. Karena seluruh keperluan bar ---kecuali jika itu penting, dipegang oleh Kim Sohye, wanita dengan rambut panjang hitam bergelombang yang kerap mengenakan gaun merah tua---- yang tempo hari menggoda Ravn.

Menanggapi celotehan kawannya, Jeonghan menggeleng.
"Bukan itu sebutannya kali ini, Mingyu-ya. Kau bisa menyebutnya, "pasien"."

Mingyu tertawa kecil, "Hey bung, ini bar, bukan rumah sakit."

Jeonghan tak menanggapi, melainkan mengangkat bahunya. "Aku akan menjemputnya kemari, kalian bisa menemuinya atau berbicara dengannya, tapi jangan sentuh dia sehelai rambut-pun." pesan Jeonghan penuh penekanan.

Mingyu memainkan gelas wine tinggi-nya. Pemuda dengan rambut abu-abu yang ditata agak tinggi, dengan setelan jas magenta tua tanpa kemeja itu terlihat lelah. Dia, dan beberapa kawan Jeonghan yang lain seperti Myungho, Wonwoo, juga Seokmin kerap berkunjung untuk sekedar bermain ataupun melepas lelah.

"Apa dia menarik?"

Ucapan itu sesaat menghentikan pergerakan Jeonghan yang kini berdiri hendak keluar mengambil mobil. Pemuda itu menoleh seraya memandang Mingyu agak lama, sebelum kemudian membalas, "Sangat menarik."

*



Athena melambai ketika ia melihat mobil Jeonghan, Alphard coklat tua menuju ke dekatnya.
Ia berusaha tersenyum pada Jeonghan, namun senyumannya keluar dengan begitu tipis. Dan Jeonghan menyadari, gadis itu menyembunyikan sesuatu di balik senyum palsunya.

Dalam perjalanan, Athena hanya menunduk, dan sesekali menatap nanar kearah depan. Tak sedikitpun ia berniat memulai pembicaraan. Otaknya dipenuhi pikiran-pikiran irasional yang mungkin tidak akan dimengerti oleh Jeonghan, jadi ia memilih berdiam diri.

"Lelah? Jika memang benar-benar lelah, tidurlah. Aku akan membangunkanmu ketika sudah sampai nanti," Jeonghan memberi saran. Ia tak memiliki niatan untuk bertanya lebih dalam dahulu, karena ia tahu suasana Athena entah kenapa hari ini terlihat kacau.

Sambil berusaha memejamkan mata, Athena hanya berujar singkat pada Jeonghan, "Hatiku rasanya sakit."

Jeonghan memutar kemudi pada sebuah tikungan, "Ada sesuatu yang terjadi?"

Meski berusaha menidurkan diri, otak Athena terus tersadar dan mengulang kejadian tadi terus-menerus tanpa henti. Seandainya ada tombol pause, ia akan menghentikannya sejenak dan menenggelamkan diri dalam alam mimpi untuk beristirahat.

"Seseorang yang kuanggap orang yang baik, ternyata dibelakangku mendorongku jatuh, menjelek-jelekkanku, dan menghinaku."

Athena lalu tertawa pahit, matanya berkedip sayu. "Entah sudah yang ke berapa kali aku di-seperti-ini-kan. Aku bodoh, memang."

Twilight Bond : Falling DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang