"Kamu nggak bisa tutup kupingmu agar tidak mendengar kata-kata negatif orang lain. Kamu hanya bisa latih hatimu agar merasa kasihan padanya. Kasihan ya, orang yang mencari bahagia dengan membuat orang lain tidak bahagia."
- Dedi Susanto, Psikolog.
Setelah mengucapkan hal itu. Athena menarik lengan Seoho yang menghalanginya turun. Gadis itu kemudian berlalu pergi dengan langkah lebar meninggalkan perpustakaan bahkan tanpa sempat meminjam buku yang semula ingin ia baca. Pikirannya tengah luar biasa kacau.
Ditempatnya, Seoho meraup wajah, tak habis pikir. Sebentar kemudian ia memukul rak kayu tersebut, sebentar mengutuk diri sendiri, lalu ikut meninggalkan tempat.
Y menegakkan punggung kala ia melihat Seoho keluar setelah sebelumnya Athena meninggalkan perpustakaan sekitar 10 menit yang lalu.
"Bagaimana?"
Seoho menggeleng, menghela nafas. Wajahnya kalut untuk sesaat.
"Aku tidak akan menyerah. Meski, benteng pertahanan yang dia buat semakin tebal untuk ditembus."
Ponsel di saku celana Seoho bergetar, menandakan adanya panggilan masuk. Segera setelah ia mengusap layar, nama Shana muncul paling atas. Ada 21 panggilan tak terjawab dari gadis itu. Juga sekitar belasan pesan teks lainnya.
Sedangkan di tempat lain, Shana menegang karena Seoho akhir-akhir ini tak pernah menjawab telepon dan membalas pesan darinya. Dibangku kelasnya dia menggigiti kuku, cemas.
Kenapa?
Kenapa dia begini padaku? Bukankah aku yang lebih dulu dekat dengannya?
Kenapa dia melakukan ini padaku?Masih dalam tremor berlebihan, beberapa menit kemudian ia memilih untuk menelpon seseorang.
"Hm? Sudah dilakukan? Oke. Bayaranmu akan kuberi saat pulang nanti." setelah berkata kurang lebih demikian, Shana segera menutup telepon dan menenangkan diri sebisa mungkin.
Pelajaran selanjutnya akan dimulai.
Aku bisa melakukannya,
Aku bisa mendapatkannya kembali, Aku pasti bisa,
Aku bukan orang jahat, gadis itu yang jahat, aku tidak.*
Athena hanya terdiam seperti es yanh membeku, kala kembali di kelasnya usai dari perpustakaan. Di bangku tempatnya selama ini belajar, banyak sekali coretan-coretan tak diinginkan tertulis.
"Aku muak sekali melihat wajah sombongmu setiap hari!"
"Bisakah kau pindah jurusan saja?"
"Ulang tahunmu tanggal berapa? Aku akan memberimu hadiah kamus, agar kau tahu apa arti aneh itu."
"Tidak ada yang menginginka
"Menyebalkan sekali!"
"Tak tahu diri!"Semuanya ditulis dengan spidol hitam hingga mejanya penuh tanpa celah.
Ditempatnya berdiri, Athena perlahan gemetar hebat. Diluar ia terlihat memasang ekspresi dingin bagai batu karang, bahkan tak tega menyebarkan pandangan menuduh pada siapapun di kelasnya yang tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Namun, hati gadis itu bukan baja. Hatinya sudah terlalu lama rapuh. Sebab, pertama kali saat SD hatinya telah pecah berkeping-keping. Semakin mendewasa, ia berhati- hati menyatukan kepingan itu agar rekat satu sama lain.
Dan kali ini, hati yang susah payah ia bangunkan pagar besi itu telah runtuh perlahan. Betapa hal yang sia-sia.
Apa ini?
Kenapa aku kembali mendapat perlakuan semacam ini?
Aku bahkan tidak berbuat salah kepada siapapun loh?
Apakah kejadian masa itu akan kembali terulang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Bond : Falling Dawn
RomanceBagaimana jika seorang pemuda ceria dan ramah ternyata menyimpan rahasia yang membuatnya rapuh? Sanggupkah ia mencari dewi penolong yang mampu menerima dan memahami betapa rapuhnya dia? #5 di Anxiety, dari 613 cerita. 28 April 2020. #17 di Psycholo...