Last, but not Least.

70 8 8
                                    

"You are ....
Amazing.
Just believe that."










Haha, intronya bikin shock ya? Kayak pembukaan chapter biasanya, eits tapi ini bukan chapter baru kok, bukan.

Ini, last word.
It's time to say goodbye to our behind and broken story that left in this series huhu~ /slap

Bukan, bukan.

Anyway disini aku bakal jawab pertanyaan dari kalian, meski banyakan silent reader, aku banyak bersyukur juga, nggak papa. Mm, kalo misalnya buku yang terjual di rak paling depan biasanya 'kan ada tulisan tuh "telah diBACA XX juta kali di Wattpad" bukan telah di komen berapa ribu 'kan? Hehe.

Disini, aku mau mengucapkan, sekali lagi.

Terimakasih banyak.

Dan langsung aja aku akan jawab pertanyaan utama dari @cresserintia

Dan langsung aja aku akan jawab pertanyaan utama dari @cresserintia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uuu thank u banget atas dukungannya, sangat berharga pokoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Uuu thank u banget atas dukungannya, sangat berharga pokoknya.

Kok bisa kepikiran nulis cerita ini?

Ehem, (siap-siap dongeng)

Jadi, aku itu tertarik sama kondisi mental/psikologis manusia. Ketertarikanku ini berbuah aku masuk ke jurusanku yang sekarang, dan membuatku suka baca buku-buku dan jurnal psikologis.

Anyway, karena aku masih mahasiswa kentang yang belum lulus, jadi ketertarikanku ini menurutku "nggak pantes" kalo ditulis sebagai saran-saran mengatasi kondisi mental/psikologis yang buruk, dsb. Karena apa? Karena aku mikir, mungkin ntar jadinya kek aku tuh nyeramahin readers yang ada. Sok sok an tahu segala hal, padahal 'kan dalam ilmu psikologis, kondisi mental manusia satu sama lain itu BEDA dan UNIK. Nggak bisa disamain jadi satu, kemudian kamu kasih satu saran sebagai obat. Nggak bisa itu.

Misal, kek gini.

Cara mengatasi depresi.
Cara mengatasi anxiety.

Hmm, nope.

Aku nggak bisa/belum bisa nulis tentang ceramahan kayak begitu. Nanti malah nggak cocok sama kondisi readers yang sebenarnya.

Kemudian, karena aku dari SD udah sukaaaa banget sama namanya berimajinasi (alias ngayal, bikin cerita fiksi), akhirnya di awal aku kuliah, aku memutuskan untuk nulis cerita fiksi, tapi berdasarkan ilmu-ilmu yang aku pelajari tadi. Tentang mental dan kondisi psikologis manusia. Tentang manusia begini, teori manusia begitu. Dan lainnya. Aku masukkin satu persatu, secara bertahap biar keserap seimbang sama plot cerita yang aku buat, biar nggak weird.

Twilight Bond : Falling DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang