Lily; First Love (2)

109 19 1
                                    

"Reminder : Your happiness matters just as much as theirs."
- The Good Quote



Seoho mengangguk. Pemuda itu berjalan dengan kedua tangan tertaut ke belakang. Sepertinya pose berjalan itu akan lebih mengagumkan kalau ia mengenakan coat panjang selutut, dengan atasan turtleneck gelap. Sudah pasti terlihat dewasa sekali, Athena bersorak dalam hati. Namun Seoho juga masih tampan tak terbantahkan walau mengenakan almamater Shosan ditambah kemeja putih polos di dalam dan dasi hitam kecil yang menggantung tipis.

"Aku mempelajari bunga sejak kecil. Ibuku sangat menyukai bunga, membangun istana bunga raksasa di dalam rumah. Aneh, bukan? Aku juga awalnya merasa begitu. Tapi, semakin lama aku benci melihatnya, semakin tertarik juga aku untuk melihat dan mempelajari bunga saat itu."

"Bukan membuat taman diluar rumah, tapi malah di dalam rumah?" tanya Athena bingung.

"Iya, maka dari itu. Tapi, setelah ibuku meninggal, aku jadi mulai paham alasannya. Ibuku ingin bunga-bunga itu aman dan terlindungi, tanpa harus menyerahkannya pada alam luar yang terkadang tidak bersahabat."

Untuk beberapa detik Athena terdiam.

Ibu Seoho ... sudah meninggal?

"I-Ibumu ... " Athena terlalu tak tega untuk melanjutkan kalimatnya.

Seoho tersenyum tipis.

"Setelah melahirkan adik perempuanku yang sekarang berusia 6 tahun, Ibu meninggalkan kami. Itu sudah berlalu, kok. Lagipula, memyangkut hal semacam ini, bukannya kamu juga lebih terluka?"

Athena lalu berkedip singkat. Ayahanda dan Ibundanya hadir dalam kedipan itu.

"Mereka sudah beristirahat dengan tenang." gumam Athena melirik Seoho, yang menampilkan raut takut mengganggu privasi Athena.

Berusaha menguatkan gadis itu, Seoho kemudian mengulurkan tangan, menggenggam jemari Athena yang hangat dan kering.

"Ini-" Athena ingin melontarkan kalimat pemberontakan, namun Seoho buru-buru menyela.
"Sekarang, kamu yang harus berusaha untuk tenang, Athena."

Bibir gadis itu terkatup. Rapat. Namun matanya terkunci pada manik hitam nan jernih milik Seoho. Kembali ia dibuat memutar iris, kebingungan mencari pelampiasan salah tingkah.

"Aku penasaran bagaimana bentuknya istana bunga di dalam rumah. Apa yang membuatnya lebih indah, daripada taman bunga di luar yang ada pada umumnya?" Athena akhirnya mendapat kalimat pelarian setelah sekian detik memutar otak.

Seoho tersenyum, merapatkan tangannya pada sela jari Athena.

"Mau berkunjung lain kali?"
"Kan dulu sudah." Saat Athena pingsan.

"Berkunjung yang sebenarnya, secara sadar. Akan kutunjukkan keindahan istana bungaku."

"Ada lavender?" celetuk Athena memiringkan kepala, seperti menimbang-nimbang ajakan Seoho.

"Semua daftar bunga di satu buku ensiklopedia tahun ini bisa kau temui disana. Jadi, lavender menjadi favoritmu?"

"Tidak juga,. Aku suka semua bunga. Ayahanda mengajariku menyukainya. Tapi karena aku bukan tipe yang rajin merawat, aku tidak memeliharanya dirumah. Nanti malah mati karena kuacuhkan."

Seoho menengadah ke langit-langit koridor.

"Mawar?"

Athena tertawa pelan.
"Semua gadis suka itu, kan?"

Mulai semakin tertarik dengan obrolan, Seoho mencondongkan badan ke dekat Athena.

"Menurutmu, bukan menurut gadis lain." pinta Seoho lebih spesifik.

Twilight Bond : Falling DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang