Embrace

73 16 0
                                    


Never love someone only because you are lonely. People's love isn't an umbrella, you use only when it storms.
- F.E Marie



























Angin kembali berhembus, menyibak beberapa helai rambut Athena menutupi sebagian wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Angin kembali berhembus, menyibak beberapa helai rambut Athena menutupi sebagian wajahnya. Namun ia membiarkannya, dan Jeonghan mendapati hal itu sangat mempesona, hampir melupakan kalimat tanya yang hendak ia utarakan.

"Menari?"

Athena kembali mengangguk.
"Hanya untuk alasan kesehatan. Aku suka menari. Aku tidak melaksanakan olahraga dengan benar," jawabnya, kemudian disambung tawa kecil, dan jemari lentik yang menyisir rambutnya kembali ke belakang.

"Thena, kau tahu, kau sangat memukau. Apa tidak ada lelaki yang mencoba mendekatimu?" tanya Jeonghan mulai tidak sabaran.

Akan tetapi, Athena menggeleng lemah, menyilangkan kaki kanan keatas kaki kirinya dengan perasaan penuh penolakan.
"Aku tidak yakin dengan kalimat itu. Aku, tidak percaya diri disebut memukau, Jeonghan-ssi."

Jeonghan mendekatkan dirinya, berusaha mendapat angle yang lebih luas untuk dapat memperhatikan Athena.
"Sampai saat ini belum ada yang mendekatimu? Serius? Kau pasti bercanda,"

Menunduk, tersenyum tipis, Athena menjawab, "Aku malah yang menaruh perhatian pada seseorang itu."

Jeonghan, memasang ekspresi sakit hati yang dibuat-buat, "Wah, betapa beruntungnya dia kalau begitu,."

Athena lalu menengadah ke atas langit yang hanya menyisakan semburat oranye dua lembar, lainnya suda dipenuhi biru navy langit malam hari. "Dia lalu tahu bahwa aku menyukainya, dan dia membalasnya. Meskipun aku masih merasa tidak yakin, apakah itu murni perasaannya, ataukah ia hanya merasa terpaksa karena kasihan padaku."

Sebentar kemudian keduanya terdiam, larut dalam heningnya suasana matahari tenggelam yang menghipnotis. Sungguh melegakan melepas sang mentari pulang ke peraduan, perpisahan yang teramat menyenangkan untuk dilewatkan.

Kemudian Athena sedikit terkejut saat sebuah kain membungkus punggungnya dari belakang. Jeonghan meletakkan jasnya pada bahu gadis itu hingga lengannya tenggelam dalam busana warna hitam legam tersebut.

"Sweatermu mungkin panjang, oversized pula. Tapi sepertinya tidak cukup tebal," kritik Jeonghan seraya tersenyum mendapati manik mata Athena melirik penuh tanya kearahnya.

Athena meluruskan pandangan, lalu sambil malu-malu ia menjawab, "Terimakasih,"

"Mm, jadi, apa kalian berdua satu akademi juga?" Jeonghan mengembalikan topik semula.

Sebenarnya, ia sudah tahu semuanya, sampai apa yang terjadi pada Athena detik ini. Tidak perlu bertanya lagi, karena Ravn sudah menjelaskan secara gamblang. Namun, demi menarik atensi gadis ini, Jeonghan tahu apa yang terbaik.

Twilight Bond : Falling DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang