Pukul 23.00, Waktu Ibukota Ivyr.
Mobil Seoho melaju masuk ke dalam area kediamannya setelah penjaga dengan cekatan membuka gerbang utama untuknya. Usai menempatkan mobil, pemuda itu segera menuju gedung selatan, masuk melalui ruang tamu.
Dan betapa terkejutnya ia melihat kawan-kawannya masih terjaga. Keonhee sedang menikmati snack-nya, Hwanwoong duduk serius di pojokan mengerjakan berkas-berkas, dan Jangjun diam tanpa ekspresi melihat televisi.
"Ah, acara televisinya kalau sudah malam begini membosankan," celetuk Jangjun kemudian, tanpa sadar menoleh ke arah pintu, bertemu tatap dengan Seoho.
"Sudah datang?"
"Kenapa kalian belum istirahat? Ini sudah larut." Seoho berjalan ke sudut ruangan, meletakkan kunci mobil di cangkir kecil yang berada di almari buffet."Belum ngantuk." Keonhee menjawab sekenanya.
Seoho mengambrukkan diri di dekat Jangjun.
"Kau sendiri kenapa malah kesini? Mandi, lalu tidur sana!" Jangjun menimpuk pelan Seoho dengan bantal sofa.
Hwanwoong menoleh pada teman-temannya. Melalui kacamata potter-nya ia menatap serius dan dengan segera mendapat perhatian dari 3 pemuda itu. Volume televisi yang masih berada di 60% mendominasi.
"Ya ya maaf, Hwanwoong. Lanjutkan pekerjaanmu." Jangjun mengambil bantalnya dari Seoho, berhati-hati.
Hwanwoong hanya menghela nafas, lalu meletakkan bolpoin dan melepas kacamatanya. Ia berjalan menjauhi meja kerjanya untuk duduk bersama kawan-kawannya, lalu mematikan televisi.
"Bagaimana? Apa terjadi sesuatu?" Hwanwoong memulai pertanyaan terbuka kepada Seoho.
Seoho, kembali merebut bantal sofa di tangan Jangjun, mendekapnya.
"Aku tidak tahu."
Keonhee berhenti mengunyah.
"Apa sudah terlambat? Apa Ravn sudah melakukan hal buruk pada Athena?" katanya tertarik.Sekali lagi, Seoho hanya menampakkan raut penuh keraguan.
"Tidak terlalu jauh. Tapi mungkin banyak sekali omong kosong yang ia beritahukan pada Athena."
Jangjun mendekat pada pemuda yang masih terlihat tampan meskipun sudah letih dan kelelahan itu.
"Kenapa kita tidak datangi saja dia ke kelasnya, lalu kita ancam dia agar tidak berani lagi mendekati Athena."
Keonhee, Hwanwoong, dan Seoho melempar pandangan yang seolah berkata 'apa-apaan?' pada Jangjun. Yang ditatap hanya nyengir kecil.
"Itu masuk akal. Tapi, aku tidak suka lagi menjadi pusat perhatian dengan melakukan hal yang bisa dinilai negatif oleh siswa lain. Bukannya aku tak ingin bermain kotor, tapi kalian tahu sendiri bagaimana aku mencoba untuk sampai di titik ini. Dimana aku ingin orang-orang menganggapku baik-baik saja."
"Jadi kau juga ingin bermain kotor?" Hwanwoong membalas.
Seoho hanya menggerakkan bibirnya keatas sekilas, sambil memiringkan kepala.
"Kalau itu ampuh dan bisa membuat Ravn kapok mencari gara-gara, kenapa tidak?"
Jangjun bangkit, beralih duduk di tepian sofa. Itu salah satu kebiasaannya saat ingin berpikir keras.
"Bagaimana kalau pulang sekolah?"
"Bagaimana kalau Ravn membolos sebelum pulang?" sela Keonhee.
"Kau pikir ini SMP ? SMA?"
"Itu 'kan bisa jadi.""Coba lanjutkan dulu, Jun." Seoho menengahi adu mulut kawan-kawannya.
"Berbeda dengan sewaktu di SMA dulu, kali ini akademi kita sangat luas dan banyak manusia disini. Agak sulit segera menemukan Ravn. Kita juga tidak bisa melibatkan guru & dosen tanpa alasan 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Bond : Falling Dawn
RomanceBagaimana jika seorang pemuda ceria dan ramah ternyata menyimpan rahasia yang membuatnya rapuh? Sanggupkah ia mencari dewi penolong yang mampu menerima dan memahami betapa rapuhnya dia? #5 di Anxiety, dari 613 cerita. 28 April 2020. #17 di Psycholo...