As Reminder, cause Past will always a bad one than Today.

119 23 20
                                    




Melihat Y tak segera menjawab, Athena menghentikan kegiatannya menghirup teh beri. Gadis itu kemudian memberi tatapan menuntut.

"Tolong berikan aku jawaban yang masuk akal. Kau pasti sudah tahu jika Ravn menculikku tadi. Dan dia mengatakan banyak hal."

Pemuda di hadapannya menarik nafas singkat, lalu menyentuh punggung tangan Athena, sekedar memastikan dia tak lagi kedinginan, lalu segera melepasnya. Sialan memang Ravn, dia membuat gadis tak bersalah ini menjadi kebingungan.

Manik mata Y menatap yakin kepada Athena.
"Aku ingin tanya dulu, apa dia membicarakan masa SMP dan SMA?"

Athena mengangguk singkat dua kali. Rambut panjangnya ia sisipkan ke belakang telinga.

"Thena, tadi Seoho juga sudah menyusulmu kan? Aku yakin dia sudah menjelaskan dirinya padamu. Oke, kali ini aku akan menceritakannya dari sudut pandangku."

Y's POV

5 tahun yang lalu,  SMA X di luar kota Ivyr, dengan jarak sejauh >200 km.

Pada hari pertama kali aku melihatnya, dia hanya tampak seperti anak biasa yang normal. Pada hari kedua, dia nampak semakin pendiam dan juga raut wajahnya yang terlihat selalu kesal dan sebal, kecut. Di kelas dia hanya diam saja, mendengarkan pelajaran hingga bel pulang.

Namun tidak sebelum hari ke 10, dimana ada satu kejadian yang membuat sekelas kaget sekaligus merinding. Seoho mengobrak-abrik seisi kelas sebelum mata pelajaran dimulai, dan hampir melukai guru. Membuat setengah dari meja kursi kelas hancur dan kaca jendela kelas pecah sana-sini. Saat itu ia memegang pecahan kaca dengan tangannya yang penuh darah dan gemetar, menerjang guru Kesiswaan.

Semua anak di kelas awalnya merasa takut, kemudian setelah Seoho dibimbing keluar dan wali kelas kami mengambil alih situasi, semuanya mendadak terdiam.

Wali kelas kami bilang, Seoho tidak jahat. Seoho tidak gila seperti yang mungkin teman-teman lain pikirkan. Seoho hanya memerlukan sedikit bantuan karena telah melakukan kesalahan di SMP. Aku kemudian berdiri, menanyakan kesalahan apa yang Seoho perbuat.

Namun wali kelas malah tersenyum kepadaku dan balik menanyaiku,
"Kau mau membantu Seoho, Y?"

Karena aku sangat penasaran, akupun mengangguk mengiyakan. Semua anak di kelas diam dan tidak berani bicara. Kemudian aku melanjutkan pertanyaanku, apakah aku boleh menjenguknya sekarang. Akan tetapi wali kelas melarangku dan kamipun melanjutkan pelajaran di kelas 1 SMA, hari ke-sepuluh semester pertama, dengan menumpang kelas sementara, tanpa Seoho.

Hari berikutnya, Aku dengan pikiranku yang spontan berniat menunggu Seoho di depan gerbang masuk sehingga kami bisa menuju kelas bersama-sama. Kala itu aku bisa melihat dua mobil hitam berhenti di depan gerbang. Seoho turun dari mobil yang berada di depan. Aku menyadari ada band-aid di pipi kirinya, namun aku memutuskan untuk tidak bertanya apapun selain hanya untuk membersamainya menuju kelas.

"Seoho-ya!" panggilku saat dia sudah berada di dekat.

Namun ia hanya menatapku sekilas, lalu lanjut berjalan. Dengan segera aku menyusulnya.

"Hari ini kelasnya di 17-V. Karena kelas yang kemarin mungkin masih di perbaiki sih, hehe," ujarku.

Seoho tidak merespon. Hanya berjalan.

"Untung sekali hari ini tidak ada pr." celetukku lagi.

Dan sekalipun Seoho tidak tertarik. Akhirnya kami berdua berjalan menuju loker sepatu, menuju kelas 17-V dengan mulut terkatup rapat. Aku sebenarnya sangat ingin berbicara dengannya dan menanyakan banyak hal. Aku hanya tidak habis pikir dia se-muram itu menjadi manusia.

Twilight Bond : Falling DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang