➋➊ | Kidnap

75.1K 4.9K 286
                                    

Ternyata kedatangan Zefanny ke kantor Kevin waktu itu tidak sia-sia. Tujuannya awalnya karena ia bosan sekaligus untuk meminta pekerjaan pada Kevin selain menjaga club. Pertama Kevin menawarkan Zefanny untuk bekerja dikantornya. Memang, saat ini sedang tidak membuka lowongan pekerjaan, tapi jika untuk Zefanny akan Kevin usahakan. Namun, Zefanny dengan rendah hati menolak. Ia sadar diri, dirinya tidak pantas untuk bekerja diperusahaan besar, karena mengingat pendidikannya yang hanya sampai lulus SMA.

Zefannya mengendarai mobil dengan santai, dan penuh hati-hati karena ia juga masih belajar mengendarai mobil yang baru saja dibelikan oleh Kevin. Mulai sekarang ia membutuhkan kendaraan, karena setiap harinya ia akan menjemput Ovie pulang.

Meski baru saja bertemu, tapi Ovie dan Zefanny sudah terlihat akrab. Dan ini merupakan sebuah kemajuan besar bagi Ovie karena bisa dekat dengan orang yang baru ia kenal.

"Kita mau langsung pulang aja?"

"Iya, kak. Aku banyak tugas." Jawab Ovie. Ia menatap Zefanny dari samping. Ovie pikir kakaknya tidak suka berteman dengan perempuan, karena kakaknya orang yang serius. Kecuali jika perempuan itu orang yang menyangkut dengan pekerjaan.

"Ok,"

"Udah lama kak kenal kak Kevin?"

"Lumayan sih," Jawab Zefanny santai, ia melirik Ovie lalu menatap ke depan lagi.
Ovie mengangguk. "Kenapa, Vi?"

"Nggak apa-apa, kak. Aku nggak tahu kalau kak Kevin dekat sama perempuan."

Zefanny mengernyit. "Bukannya dekat sama lawan jenis itu wajar?"

Ovie mengangguk cepat, ia setuju dengan ucapan Zefanny barusan. "Seharusnya kak Efa bilang kalimat itu ke kak Kevin."

Kernyitan di dahi Zefanny semakin dalam. "Kenapa gitu?"

Ovie menggeleng, tidak berniat menjawab.

Zefanny mengendari mobil dengan serius. Mobil sport mahal berwarna merah yang nampak mewah itu membelah jalanan. Dari arah berlawanan muncul motor dengan pengendara yang Ovie kenal, dan yang Zefanny pernah liat.

"Ah!" Zefanny mengerem mobilnya dadakan, beruntung ia memakai salbelt jadi ia aman dari terbenturnya kepala. Oviepun sama, ia juga terkejut. "Sorry, Vi, sorry." Ujar Zefanny. Ia harus memastikan Ovie aman, jika tidak Kevin akan marah padanya.

Ovie hanya mengangguk, dan tersenyum seolah tidak mempermasalahkannya.
Pria yang menaiki motor itu turun. Zefanny menepikan mobilnya, ia sudah terlanjur kesal.

"Lo tunggu sini aja, Vi." Ucap Zefanny. Ia turun karena merasa tertantang oleh pria motor yang mencari masalah dengannya.

"Kak--" ovie kembali diam karena Zefanng sudah terlanjur keluar menghampiri Ray.

Zefanny berdiri berani di depan Ray, pria dengan jaket bomber warna hijau tua. Pandangannya sengit menatap pria yang masih mengenakan helm. "Mau lo apa?!"

Ray mengernyit dibalik helmnya. Lalu matanya melihat ke dalam mobil, ia melihat Ovie yang terlihat gelisah. Pikirannya jadi makin berpikir jauh, ia jadi makin yakin dengan pemikirannya jika Ovie tengah diculik. Tapi, Raypun tidak lupa siapa yang ada di depannya ini. Perempuan yang ia pernah temui di kopaja waktu itu. Dari wajahnya Ray kurang yakin jika ia adalah seorang penculik.

"Gue..." Ray bingung untuk melanjutkan kalimatnya. Sementara tatapan Zefanny semakin tajam.

Ray turun dari motor dan membuka helmnya. Helmnya ia letakkan dikaca spion. Ia berjalan mendekati Zefanny. Kini Zefannylah yang heran, ingatannya masih bagus jadi ia ingat betul siapa pria yang ada di hadapannya.

"Lo ngintilin gue, ya!" Ceplos Zefanny kencang. Matanya melotot kesal.

"Dih, nggak!" Balas Ray tidak kalah kencang.

Possessive Brother [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang