Sejak memakirkan motornya, Ovie terus saja menundukan kepalanya. Ia terlalu malas melihat tatapan-tatapan perempuan yang sudah pasti membicarakannya. Sementara genggaman Ray ditangannya tidak juga lepas dari tadi. Kini mereka tengah berjalan dikoridor lantai bawah."Jangan nunduk terus."
Ovie masih diam.
"Apa liat-liat, hah? Gak pernah liat orang pacaran, ye." Ujarnya pada perempuan-perempuan yang sedang menatapnya dan ovie. Bukan hal yang tidak biasa melihat Ray datang sambil menggandeng tangan gadis. Bukan juga hal yang aneh melihat Ray datang dengan gadis yang berbeda tiap harinya. Tapi, kali ini ia membawa Ovie. Gadis yang biasa-biasa saja. Dan jika diteliti, Ovie yang paling berbeda dari gadis yang sering dikencani Ray. Ray lebih sering mempacari gadis yang terkenal. Seperti Rose, ketua paskibra, yang baru putus 2 bulan yang lalu. Dikabarkan, Rose ini yang terakhir menjadi pacar Ray. Setelah itu belum ada lagi perempuan yang menjadi pacarnya. Biasanya, sehabis putus ia akan mempunyai pacar lagi beberapa hari kemudian. Tipe cowok tampan yang sukanya main perasaan.
"Kak Ray apaan sih?!" Kesal Ovie. Ia mulai jengah.
Bima dan Ari yang berada dipinggir koridor mengernyit melihat Ray.
"Muka lo kenapa? Dicakar kucing garong?" Tanya Ari sambil menahan tawa melihat wajah Ray yang nampak mengenaskan.
"Biasa, jantan." Jawabnya enteng. "Ijinin gue ke bu Nurma." Lanjutnya. Lalu kembali menarik Ovie untuk melanjutkan perjalanan mereka. Sehabis ini adalah pelajaran bahasa indonesia yang diajarkan oleh Nurma selaku guru bahasa indonesia kelas 12.
Lima langkah, suara Bima terdengar. "WOI MAU KEMANA LO?!"
"UKS!" Balasnya dengan teriakan juga.
"WADUH, MASIH PAGI, RAY!" Kini suara peringatan terdengar dari Ari. Ari terkekeh saat semua perhatian tertuju padanya seolah meminta penjelasan dari kalimat yang ia katakan. "SETAN APA YANG MERASUKI LO, RAY?!" Namun lontarannya sama sekali tidak digubris oleh Ray. Bahkan punggung pria itu sudah agak sulit dilihat karena tertutupi oleh siswa lain yang sedang berjalan dikoridor juga.
Ari dan Bima terbahak bersama. Karena teringat sesuatu, Bima berteriak. "JANGAN LUPA HABIS ISTIRAHAT ADA ULANGAN IPA! JANGAN KELAMAAN WIK-WIKNYA!"
Bima berharap Ray mendengar teriakannya yang barusan. Mereka sudah tidak lagi membuat ulah di kelas 12 ini. Hanya beberapa kali saja memainkan wanita. Tapi tidak pernah menambahkan angka dibuku point lagi.
Semua orang yang mendengar perkataan Bima langsung menahan napas. Ada juga yang wajahnya langsung memerah, entah karena kalimat vulgar itu atau karena marah merasa tidak suka kedekatan Ray dengan Ovie.
Bel berbunyi tepat saat Ovie dan Ray sudah berada di dalam UKS, pintunya Ray kunci rapat. Beruntungnya tidak ada yang guru atau murid yang sedang mengawas ruangan UKS, sehingga hanya ada mereka berdua. Kunci UKS ada berada ditangan Ray. Itu yang membuat Ovie terheran-heran. Pasalnya, ia tau, kalau Ray bukan pria yang dapat dipercaya guru untuk memegang kunci UKS, atau pria yang menjadi anggota PMR.
Tak perlu waktu lama untuk berpikir, Ovie sudah tau jawabannya. Siapa lagi kalau bukan Laura. Entah Laura memberikan secara percuma pada Ray, atau Ray yang mengambilnya dengan diam-diam.
Ray menyuruhnya untuk duduk ditepi kasur yang ada di dalam UKS. Sementara Ray mengambil kotak P3K. Setelahnya ia ikut duduk di samping Ovie. Lalu menyerahkan kotak obat yang ia ambil tadi.
Ovie menerimanya. Ia membuka kotak tersebut, dan mengeluarkan kapas, alkohol juga obat merah guna mengobati luka di sikut Ray akibat terdorong oleh kakaknya tadi. Sejujurnya Ovie tidak ingin melakukan ini jika saja ini semua bukan perbuatan Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother [Revisi]
RomanceOvie merasa punya kakak super posesif seperti Kevin adalah sebuah kutukan. Ia selalu merasa kakak tertuanya itu membenci dan menaruh dendam padanya. Pernyataan itu ternyata tidak hanya ada dalam pikirannya, karena ketiga temannya juga berpikir hal y...