(1)

709 73 17
                                    


---☔After Rain🌈---













Hari ini, hari di mana Alan sedang mencoba menyelesaikan tugasnya karena sudah beberapa hari ia menundanya karena sedikit tidak enak badan.

Alan berada di kelas sendiri karena kelas sudah selesai.

"Lan, kalo ada yang gak ngerti tanyain aja, mungkin gue bisa bantu." itu kata Yera saat tadi ingin menemani Alan agar tidak sendiri di kelas, namun Alan menolaknya lembut agar Yera segera pulang karena Putra pasti sedang menunggunya dan Yera pasti sudah lelah.

Jika dulu Yera teman baik Alanza maka di masa Mahasiswi, Yera menjadi teman baik Alan. Hm hal itu sedikit membuat Putra beberapa kali cemburu karena kekasihnya berteman baik dengan laki-laki walau itu Alan, namun lama-lama Putra juga tampak biasa saja walau rasa cemburu itu sesekali muncul ketika melihat Yera bersama Alan.

Alan menghela nafas lega ketika ia menulis kata terakhir di tugasnya.

"Akhirnya." ucapnya lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

Matanya melihat kelas yang kosong ini, lalu bibirnya mengukir senyuman tipis.

"Kamu sejak tadi menemaniku?" ucapnya dengan senyuman.

Alan sudah gila? Hm mungkin itu yang dikatakan orang jika melihat Alan berbicara sendiri seperti ini.

Jika dia gila, kenapa dia bisa menjadi Mahasiswa di salah satu kampus ternama ini? Kampus ini mustahil dimasuki orang gila.

Apakah kalian penasaran kenapa Alan seperti itu?

Itu karena Alanza. Ya mungkin kejiwaan Alan sedikit terluka karena terlalu tertekan saat kehilangan Alanza.

Alan selalu merasa Alanza ada di sisinya jika ia sedang sendiri, seakan Alanza tidak ingin Alan sendiri atau merasa kesepian. Kalian mengertikan suasana saat sedang sendiri atau sepi? Apalagi kalian sedang memikirkan seseorang, seakan orang itu datang dan menemani kalian di saat suasana seperti itu.

Sudah 2 tahun Alanza pergi dan Alan masih mencintainya. Alan masih sulit membuka hati untuk gadis lain. Bahkan teman-temannya pernah memperkenalkan beberapa gadis cantik ke Alan, agar Alan bisa hidup bahagia dan tidak terus-terusan sakit, tetap saja hati Alan masih terkunci.

Ya, Alan sering sakit walau hanya demam atau pusing biasa, itu disebabkan karena Alan terlalu memikirkan sesuatu.

Jika dulu Alan selalu tersenyum ketika dibasahi air hujan maka beda dengan sekarang, dia selalu menunggu hujan namun setiap hujan turun, ia selalu berlari untuk mencari tempat berteduh. Beda dengan dirinya yang dulu, kenapa? Karena sekarang jika ia kehujanan maka besoknya dia akan demam.

Alan menutup bukunya lalu menaruhnya di tas kemudian berjalan pergi meninggalkan kelas yang kosong ini.

Hari semakin sore namun kampus ini masih banyak dihuni mahasiswa/i yang berkuliah sore.

Alan berjalan sambil melihat ponselnya, ia ingin mengabari Papanya jika sekarang dia akan pulang. Namun belum sempat mengirim pesan ke Papanya, ponsel Alan terjatuh karena seseorang yang bertabrakan dengannya.

Orang yang bertabrakan dengannya adalah seorang gadis, dia bahkan sampai terduduk di lantai karena tabrakan dengan Alan.

"Maaf, apa kamu tidak apa-apa?" tanya Alan panik ketika melihat gadis itu mengeluh kesakitan karena terjatuh di lantai.

"Sakitlah bego! Jalan itu lihat jangan main hp!" ucap gadis itu kesal lalu menerima tangan Alan yang mencoba membantunya berdiri.

"Iya aku yang salah, maaf." ucap Alan pada gadis yang berada di hadapannya ini.

After Rain(✔)🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang