(20)

234 33 24
                                    

---αfтєя яαιи---
#20

νσтмєит




"Kamu mau ke mana?"

Alan melihat Papanya yang tengah duduk sambil meminum kopi. Alan berjalan menghampiri Papanya.

"Ke panti lagi?"

Alan menggeleng lalu menuangkan air putih ke gelas kosong untuknya minum.
"Mau ketemu Alanza, Pa." ucap Alan lalu duduk dan meminum air yang telah ia tuang di gelas.

"Huss ngomongnya." Alan hampir tersedak ketika minum saat mendengar ucapan Papanya.

"Kenapa sih Pa? Alan hampir keselek,"

"Ya kamu ngomongnya ketemu Alanza, gimana caranya? Kan pikiran Papa jadi aneh-aneh." menatap Alan tajam.

"Maksud Alan, Alan mau ke makam Alanza bukan mau ketemu secara langsung, kalo bisa sih boleh aja."

"Heh, jangan hayal nanti sakit lagi."

Alan mengernyit, "Jadi Alan sakit itu kebanyakan hayal?"

Papanya mengangguk mantap, "Karena daya hayal anak-anak muda itu liar, berharapnya tinggi."

"Astaga Papa."

"Papa pernah muda jadi tahu,"

"Berarti pernah hayal berharap ke Ibu?"

"Jelas."

Alan terkekeh lalu menghadap penuh ke arah Papanya, "Coba, gimana hayalnya?"

"Itu bukan hayal, buktinya Papa bisa nikahin Ibu kamu."

"Jadi Alan hayal karena gak bisa nikahin Alanza?"

"Hmm bisa jadi."

Alan mendengus kesal mendengar jawaban Papanya seperti mengejek.
"Tapi kamu bisa nikahi Rania biar kerjaan kamu gak menghayal terus," ucap Papanya sambil terkekeh.

"Iya besok Alan nikahin!" kesal Alan lalu berdiri.

Papa Alan membulatkan mata lalu tertawa.
"Besok? Pengen cepat-cepat kamu ya?"

"Y-ya gak gitu. Pa udah!"

Papanya masih tertawa, "Bilang ke Papa, nanti Papa siapin semuanya."

"Apaan sih Pa! Udah Alan mau pergi sekarang aja." ucap Alan lalu mencium tangan Papanya dan berjalan keluar.

"Kamu pergi sama Pak Amin?"

"Enggak, Alan naik sepeda!" sahut Alan yang berada di depan rumah.

Alan akan menggunakan mobil jika ada kepentingan yang harus cepat sampai atau sebagainya, jika santai seperti ini Alan tidak ingin merepoti Pak Amin dan memilih menggunakan sepeda sekalian berolahraga.

Jarak makam Alanza dari rumah Alan lumayan jauh, Alan bersepeda sambil menggunakan aerphone yang suaranya tidak terlalu kencang, jika suara aerphone terlalu kencang maka itu tidak hanya membahayakan telinganya namun juga hidupnya karena ia sedang di jalan raya.

After Rain(✔)🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang