(26)

196 27 8
                                    

--- a͙f͙t͙e͙r͙ r͙a͙i͙n͙ ---
#26

V̉ỏt̉m̉ẻn̉t̉!


Alan
Sibuk gak? Jam 19.30 aku jemput.

Rania
Mau kemana?

Alan
Kemana aja bisa

Rania
Anjay :v

Alan
Bisa gak? :)

Rania
Bisa Bapak negara :v

Alan
Oke sipp
Alan
Ibu negara.



Rania kembali membaca pesan yang dikirim Alan tadi, entah kenapa senyum manis terus terpancarkan. Ahh apa dia sudah tidak waras? Tidak, wajar saja Rania seperti ini. Alan memang selalu membuatnya seperti ini, jantungnya tidak pernah sehat jika berbicara dengan Alan secara langsung maupun tidak langsung.

Alan sangat kaku jika bercanda dan itu terlihat sangat lucu, ucapan-ucapan sepele saja bisa membuat Rania ingin pindah ke mars.

Mereka tidak ada hubungan namun banyak yang menganggap mereka ini pacaran, gosip ini sudah lama namun masih tetap hangat di kampus jika melihat Alan bersama dengan Rania.

"Ran, bahagia banget dari tadi senyam-senyum." ucap Raya melihat Rania yang sejak kemarin tidak bosan menemaninya, bahkan pagi ini Rania sudah ada di panti.

Rania melihat menyesal, "Ehh enggak kok."

Raya menyipitkan matanya, "Karena Alan ya?"

Rania diam sebentar lalu mengangguk, "Kok tau?"

"Udah ketebak, lo bahagia banget pasti karena dia." Rania tersenyum malu.

Raya terkekeh melihat Rania yang bahagia dan kemudian kekehan Raya hilang, dia diam lalu melihat ke arah depan. Ia memikirkan jika Rania tau apa yang terjadi, mungkin dia akan seperti Aldi, ia akan menjauhi Alan. Rania belum tau kesalah pahaman sebenarnya yang membuat Aldi pergi, tidak ada yang memberitahu kebenaran yang ada di kolam renang, karena percuma pikiran negatif pasti yang pertama muncul. Alan maupun Raya sepakat tidak mengungkit adegan itu.

Rania hanya tau darah Alan mengalir di tubuh Raya karena kondisi Raya waktu itu sekarat, tanpa Rania tau jika di tubuh Alan juga ada nafas Raya.
Hanya Aldi yang bisa merasakan bagaimana sakitnya mengetahui kenyataan ini. Dan Raya pun masih belum tau jika darahnya bercampur dengan darah Alan. Ahh rumit, namun ini yang menarik.

Aldi gugur sebelum berperang, ia memilih menenangkan diri. Rania masih bertahan namun tidak mengetahui sesuatu. Raya tidak peduli dengan semuanya, ia sudah lelah berperang dengan hidupnya sendiri. Alan, ia yang berperang dengan rumitnya perasaan ini.

---*---

Alan melihat pesan yang tadi ia kirim, ia menyesal, ia sangat malu sekali karena dipaksa Aksa untuk mengirim kalimat terakhir. Kata Aksa, dia sangatlah kaku dan seperti orang yang tidak tertarik untuk mengajak Rania. Maka dari itu ketikan Ibu negara sebagai balasan, malah membuatnya malu.

After Rain(✔)🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang