--- αfтєя яαιи ---
43ᏙᎾᎢᎷᎬNᎢ!
Mulai hari ini Erik sudah resmi menjadi suami dan teman-temannya masih tidak percaya, bahkan Erik menjadi seorang Polisi sampai saat ini saja masih belum ada yang percaya.
Tadi sudah diadakan akad nikah dan sekarang pukul 19.30 WIB pesta pernikahan.
Umur boleh matang tapi sikap saat sedang kumpul tetaplah seperti waktu SMA. Hal yang mereka lakukan di pesta pernikahan Erik, menyambut tamu, makan, menyanyi tanpa dibayar, berfoto bersama berkali-kali sampai fotografer menghela nafas bosan memotret mereka.
Mereka di sana sampai acara selesai, yang sibuk di Jakarta langsung balik tanpa menginap di Hotel lagi, yang masih beristirahat di Hotel hanya Alan dan Aksa. Aksa belum ingin kembali sama halnya dengan Alan. Mereka berdua akan tinggal beberapa hari lagi baru kembali ke asal untuk bekerja.
01.55 WIB.
Bukannya tidur untuk mengurangi rasa lelah malah berdiri di dekat jendela melihat pemandangan kota.Aksa tadi mengoceh sekarang sudah tidur nyenyak karena kelelahan, sedangkan Alan tetap terjaga sendirian. Mereka itu satu kamar, agar pengeluaran tinggal di Hotel tidak terlalu mahal jadi bisa membayar bersama.
Alan tidak bisa tidur, otaknya tidak bisa berhenti memikirkan cara untuk menemui Raya. Bahkan berkali-kali Alan berdecak lalu ia berjalan ke arah kopernya untuk mengambil buku beserta bulpen.
Alan tidak mengambil buku untuk kerja, namun ia mengambil bukunya yang khusus untuk merangkai sebuah kata menjadi tulisan. Alan duduk di sofa lalu melihat Aksa sejenak yang sudah sangat nyenyak, Alan membuka buku tersebut lalu sebuah ide muncul yang membuatnya memikirkan lebih jauh lagi apa ide tersebut akan berhasil.
Alan merasa ide ini tidak buruk, maka ia mencoba menulis beberapa kata yang dirangkai di setiap lembaran. Total ada 4 lembar yang ia tulis, saat merasa sudah tidak ada lagi yang harus diganti, ia melihat lembaran itu lalu membuka ponsel untuk menuliskan tanggal mengirim lembaran itu satu persatu ke Raya.
"Lan, tidur." suara malas Aksa terdengar di telinga Alan, Alan langsung melihat ke Aksa dengan cepat.
"Sa, lo udah tidur dari tadi, 'kan?" tanya Alan.
Aksa kembali mejamkan mata, "Hm gue yakin lo belum tidur, makanya gue tegur. Tidur Lan, ngantuk banget parah." setelah Aksa mengucapkan itu, ia kembali terlelap.
Alan membersihkan lembaran dan bukunya, lalu ia pergi untuk tidur untuk mengurangi lelahnya hari ini.
***
Keesokan harinya Alan kembali pergi ke sekolah musik, Alan berada di kelas piano yang masih kosong untuk melihat Lyla datang dan memanggilnya tanpa sepengetahuan Raya.
Alan duduk di dekat jendela lalu menunduk cepat dan jidatnya terbentur meja karena terlalu kaget melihat Raya berjalan di tangga untuk menuju kelas biola.
"Ahh sakit sekali." ucap Alan pelan sambil mengelus jidatnya dengan posisi yang masih menunduk agar tidak terlihat dari depan.
Saat merasa sudah aman, Alan menegakkan tubuhnya dan masih menggerutu karena terbentur meja, Alan keluar dari kelas piano dan melihat beberapa siswa/i yang menaiki tangga.
"Lyla," panggil Alan saat melihat sebuah gantungan bertulisan Lyla di tas biola milik anak perempuan.
Lyla menoleh lalu bertanya pada Alan, "Kakak mengenalku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain(✔)🔚
Teen FictionSequel Gone⏩ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ✔ ✒ Cerita tentang Alan, setelah semuanya berubah dan bertemu dengan masalah baru yang tidak terduga. "Kebahagiaan pasti datang, walau bukan dengan orang yang sama seperti di masa lalu." PLAGIAT_ ...