Sempat terfikirkan sebenarnya apa pekerjaan Sohee. Mungkin Sora memang sedikit ragu karena jam kerjanya yang sedikit melenceng dari jam-jam kerja kantoran pada umumnya. Dia sempat berfikir bahwa Sohee bekerja melayani para hidung belang karena hey, mana mungkin ada perusahaan yang mempekerjakan karyawannya pada malam hari dan menggaji dengan nominal besar hanya dalam hitungan jam saja?
Tetapi pikiran itu segera dia enyahkan dari otaknya. Bagaimanapun, Sohee sudah menolongnya untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Dia selalu ingat bahwa dia butuh uang. Ya, memang saat ini yang difikirkan Sora adalah uang, uang, dan uang. Masalah kebahagiaannya itu nanti, setelah dia punya pekerjaan tetap dengan penghasilan yang mumpuni sehingga bisa melunasi hutang laki-laki sialan itu sedikit demi sedikit. Laki-laki sialan yang dimaksud tentu saja ayahnya.
Terkadang dia merasa iri dengan orang lain yang memiliki ayah dengan tugas dan kewajiban semestinya pada seorang anak. Memberi kasih sayang, menghidupi, membahagiakan. Tapi nyatanya sosok ayah yang di idamkan oleh Sora hanyalah mimpi yang mustahil. Gadis itu sudah terlalu membenci ayahnya.
Pernah saat Sora pulang malam karena harus bekerja serabutan, belum sampai dia masuk ke dalam rumah, ayahnya sudah menyodorkan tangan untuk meminta uang. Tentu saja Sora tak memberikannya karena memang Sora sudah tak memegang uang sepeserpun. Gaji yang baru diterimanya beberapa hari yang lalu saja sudah dirampas ayahnya untuk berjudi. Iya berjudi. Ayah macam apa itu?
Dan saat itu juga ayahnya menampar Sora hingga tubuhnya limbung dan pinggangnya tergores oleh ujung kursi sehingga dia harus mendapat beberapa jahitan disana. Untung saja Sora masih memiliki sedikit tabungan yang dia simpan diam-diam tanpa sepengetahuan ayahnya. Dia berobat menggunakan uang tabungannya.
"Sora-ya. Kau sudah selesai?"
Lamunan Sora terbuyar karena suara ketukan pintu kamarnya.
"Ya, aku sudah selesai. Tunggu."
Ucap Sora dari balik pintu pada Sohee yang sudah rapi di sisi pintu lainnya.Saat Sora membuka pintu kamar, Sohee mendadak membuka mulutnya dengan wajah yang begitu kaget. Apa yang salah dengan Sora?
"Yak! Kenapa kau menatapku seperti itu?" Lirih Sora.
Sontak Sohee langsung menepuk jidatnya dan langsung meraih pergelangan tangan Sora untuk dibawa kekamarnya.
"Lihatlah dirimu. Ya Tuhan Sora. Setidaknya kau juga harus memperhatikan penampilanmu juga."
Ucap Sohee seraya memberhentikan Sora didepan cerminnya yang besar sehingga bisa menampilkan sekujur tubuhnya.
"Memangnya ada yang salah dengan cara berpakaianku?"
Ucap Sora dengan begitu polosnya.
Dan Sora saat ini memang hanya memakai celana jeans hitam dengan blouse lengan panjang berwarna putih polos."No! No! Mari rubah Park Sora menjadi Princess Sora malam ini."
Sohee lantas membuka lemari pakaiannya dan memilihkan beberapa mini dress miliknya yang cocok untuk dikenakan Sora. Sesungguhnya Sora itu sudah cantik. Bahkan hanya mengenakan baju sederhana tanpa balutan makeup pun dia sudah sangat cantik.
"Bagaimana kalau yang ini?"
Cerocos Sohee sembari menempelkan dress yang masih lengkap dengan gantungannya itu ke depan tubuh Sora."Ah tidak. Pakai yang ini saja."
Sora hanya diam saja melihat tingkah laku Sohee dan pada akhirnya hanya menuruti setiap perkataan sahabatnya itu.
Sora pun langsung masuk kedalam kamar mandi yang ada di kamar Sohee dengan membawa dress yang tadi dipilihlan Sohee. Setelah selesai dia segera keluar den mendekati Sohee yang sedang sibuk mencari sesuatu di meja riasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARE ✔️
FanfictionJeon Jungkook. Pria tampan anak konglomerat yang jatuh cinta pada sosok Park Sora. Gadis asal Busan yang bekerja sebagai gadis sewaan di club elite kota Seoul di kawasan Gangnam. Park Sora tidak menginginkan pekerjaan itu tetapi keadaan yang menunt...