Sudah lima hari lamanya Jungkook berada di rumah Sora. Terlebih, pria itu benar-benar mengabaikan setiap panggilan dan pesan yang masuk di ponselnya semenjak hari kepulangannya. Dia hanya butuh ketenangan, setidaknya itulah yang dia dapatkan dari gadis bersurai cokelat gelap yang tengah berdiri di belakang meja kasir. Melempar senyum pada pelanggan dan kerap kali Jungkook melihat Sora mengulas senyum saat menatap dirinya.
Jungkook selalu menemani Sora bekerja pada minimarket. Dan kali ini, Sora mendapat shift sore hingga malam. Duduk di depan toko yang memang tersedia rest area untuk para pengunjung menyeduh kopi atau ramyun yang di dapat dari minimarket tempat Sora bekerja.
Banyak panggilan dan pesan yang masuk ke ponselnya setelah dia menghidupkan kembali ponsel pintarnya yang sengaja dia matikan berhari-hari. Namun kali ini, atensinya benar-benar terpaku pada beberapa email yang masuk dalam ponselnya dengan pengirim yang sama di waktu yang berbeda.
Jungkook pun menyadari satu kesalahannya. Dia lupa bahwa dia mengutus seorang informan yang ditugaskan untuk memantau Sora. Selama Jungkook di Maroko, sang informan selalu mengirimi email pada Jungkook berisi informasi tentang apa yang Sora tengah kerjakan dan di manapun Sora berada. Nahasnya, Jungkook benar-benar belum membukanya sama sekali karena pikirannya telah terpatri untuk melenyapkan bajingan yang mendalangi pembunuhan sang ibu saat itu.
Rahangnya sukses mengeras dengan tangan yang mulai mengepal meremas ponsel dalam genggamannya. Jungkook buru-buru bangkit, hingga kursi yang dia tempati sebelumnya tersentak ke belakang.
Tak menunggu waktu, Jungkook pun langsung masuk ke dalam minimarket yang hanya ada dua orang berseragam kantoran yang sedang berbelanja.
"Jungkook, ada ap—"
"Keluar!"
Belum sempat Sora melanjutkan ucapannya, Jungkook sudah melayangkan suara berintonasi tinggi pada kedua orang yang tengah berdiri di depan rak yang berjajar berisi peralatan mandi, hingga membuat dua orang itu terkejut, pun dengan Sora.
"Jung, tenanglah! Sebenarnya apa yang terjadi?"
Tak menghiraukan Sora yang kini berusaha membalikkan tubuh Jungkook dengan menarik lengan kekarnya, Jugkook malah mengentaknya kasar dan berjalan semakin dekat pada dua pria yang malah mematung dengan dahi berkerut.
"Kubilang keluar!"
"Hei, Bung! Apa masalahmu? Kami ini hanya ingin membeli peralatan mandi bukan untuk mencuri!" Ujar salah satu pria dengan ketus.
Jungkook mencengram kuat kerah pria itu dan membawa tubuhnya semakin dekat. Tampak raut ketakutan tersirat pada pemuda itu. Sedangkan si pria satunya sudah pergi keluar setelah menjatuhkan keranjang belanjaanya.
"Selagi aku meminta baik-baik, kau tidak akan pernah kehilangan salah satu jarimu. Tetapi jika aku sudah mengulanginya untuk ketiga kali, bersiaplah kehilangan salah satu atau bahkan kesepuluh jari tanganmu," ucapnya dengan penuh penekanan.
Seketika, pemuda itu langsung memberontak hingga terjatuh, lantas tergesa berdiri dan keluar dari minimarket.
"Jungkook, kau gila? Kau membuat mereka takut!" Timpal Sora yang saat ini memasang raut kesal pun terkejut dengan perilaku sang kekasih.
Tak mengatakan apapun, Jungkook justru menarik pintu besi untuk menutup minimarket itu. Setelahnya, dia menghampiri Sora dan menunjukkan satu buah foto yang membuat tempramennya kembali memuncak.
"Katakan padaku bahwa ini bukan kau!" Celetuknya sambil mengudarakan layar pintarnya tepat di hadapan Sora.
Gadis itu tertegun. Matanya membelalak tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Tubuh dan tangannya sudah gemetar hingga dia bersandar pada rak yang ada di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARE ✔️
FanfictionJeon Jungkook. Pria tampan anak konglomerat yang jatuh cinta pada sosok Park Sora. Gadis asal Busan yang bekerja sebagai gadis sewaan di club elite kota Seoul di kawasan Gangnam. Park Sora tidak menginginkan pekerjaan itu tetapi keadaan yang menunt...