41. SILHOUETTE

6.9K 646 52
                                    

Play aja musicnya🍃

Seokjin masih mengingatnya dengan sangat jelas. Masa kecilnya bersama Hyun Bin yang gemar berlarian di halaman rumah mereka yang bersebelahan, dengan mengenakan celana dalam bergambar Anpanman kala itu.

Berlarian dengan senjata air di masing-masing tangan mereka. Bergurau, berguling dan bersenang-senang di rerumputan dengan ibu mereka yang berseru untuk segera memandikan mereka.

Hyun Bin kecil yang polos, kini telah menjadi pria dewasa. Pernah menangis tersedu saat mereka terpaksa harus berpisah karena Hyun Bin dan keluarganya akan pindah ke Jepang. Saat itu usia mereka masih lima tahun dan belum mengerti apapun.

Namun kini, sahabat masa kecilnya itu hanya tergeletak menunggu ajal menjemput dengan darah yang nyaris menyerupai anak sungai.

Tidak. Sama sekali tak pernah tumbuh rasa benci ketika Hyun Bin mengkhianati kepercayaannya. Hanya saja, Ia mengerti jika semua ini memiliki alasan yang kuat. Hyun Bin terlalu mencintai Jihye hingga wanita itu bisa memanipulasi keadaan. Mencuci otak Hyun Bin hingga berhasil ia kendalikan.

"Suka dengan pemandangan ini, Seokjin-ssi?"
Tanya Hyun Bin dengan seringai yang masih bisa ia sunggingkan di tengah keadaannya yang sekarat.

Seokjin hanya mendengus, kemudian berjongkok di sisi tubuh Hyun Bin dan mengusap rambut pria itu meskipun dibalas dengan tampikan tangan dari sahabatnya itu.

Menghela napas sejenak, Seokjin kemudian tersenyum dengan tangan yang menumpu di lutut.

"Ingatlah satu hal, Binie. Meskipun kau telah mengecewakan aku dan menyakiti orang-orang terdekatku, bahkan diriku, aku sama sekali tak memiliki kebencian padamu. Setidaknya, dengan diriku yang tidak membencimu, akan mengurangi sedikit beban dosamu di akhirat nanti."

Kemudian Seokjin bangkit dan berhalau pergi hendak berbicara dengan Jihye yang sedari tadi membisu tak berucap apapun dengan tangan yang diikat di tiang.

Namun, saat ia menoleh, ia tak mendapati presensi Jihye dimanapun. Hanya dasi yang tergeletak di tanah dengan sebilah pisau lipat kecil yang diyakini Seokjin itu adalah milik Jihye.

"Sial!" umpatnya.

Seokjin hendak berlari namun suara tawa Hyun Bin menginterupsinya.

"Wanitaku sungguh pandai, bukan?"

Kini, ia mendapati Hyun Bin yang telah berdiri dengan terhuyung. Bahkan di tangannya telah tersemat sebuah pistol.

"Bahkan saat dirimu sekarat pun, kau masih ingin membunuhku?"

"Diam, Brengsek!" Hyun Bin meludah. Bukan lagi liur melainkan darah.

Kini tangan yang tengah menggenggam senjata api itu ia angkat. Ia todongkan senjata itu kepada Seokjin.

"Ya! Aku tidak segan menghabisi semua orang yang telah menyakiti Jihye-ku. Kalian semua sudah menyakiti Jihye.

Sekarang, ayo, ikutlah bersamaku menuju neraka, Kim Seokjin, Sahabatku."

Saat peluru itu di udarakan, Jungkook datang dengan berlari.

"Seokjin hyung, awas!" Dengan sigap, Jungkook mendorong tubuh Seokjin hingga peluru itu mengenai punggungnya. Sesaat kemudian, Hyun Bin tersungkur dan kini nyawanya telah terenggut seutuhnya.

"Jungkook!" Pekik Taehyung yang kini telah berlari menghampiri Seokjin dan Jungkook yang telah tergeletak dengan napas tersengal—terbatuk.

"Hyung, naikkan Jungkook di punggungku. Cepat! Kita harus segera ke rumah sakit. Kurasa Namjoon hyung dan Jimin sudah ada di luar."

NIGHTMARE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang