22. HURT

9.6K 830 6
                                    

Mobil hitam itu melesat secepat mungkin. Pikiran Jungkook sudah tak tenang sama sekali. Dia merasa kacau—sangat. Pasalnya mengapa dia harus bertindak bodoh hingga membuat Soranya terluka. Meskipun Sora nampak biasa saja dan masih bisa menyunggingkan senyum, tapi Jungkook tahu bahwa tatapan mata Sora sama sekali tidak berbohong. Gadis itu terluka. Jungkook tahu itu. Dia merasa menjadi pria yang benar-benar bodoh.

Ponsel Sora tak kunjung diangkat. Berkali-kali Jungkook harus membunyikan klakson pada mobil yang masih berlalu lalang pada jalanan Seoul di tengah malam dan sumpah serapah yang sedari tadi lolos dari belah bibirnya. Jungkook juga mencoba menghubungi Taehyung yang nyatanya sama, ponselnya sama sekali tidak aktif.

Beberapa saat kemudian, ponselnya berdenting menandakan ada sebuah pesan masuk. Dibukanya layar pipih itu dan menampakkan nama Jimin dideretan notifikasi paling atas.

Sora berada dirumah Taehyung bersamaku dan Seokjin hyung.

Tak butuh waktu lama, Jungkook langsung membalik haluan dengan kencang hingga ban mobil itu berdecit keras sebelum akhirnya menekan pedal gas secara ugal-ugalan.

Begitu mobil itu sampai tepat didepan pintu rumah megah milik Taehyung, Jungkook segera keluar dan sedikit berlari menuju ke ruangan Taehyung. Disana ada Jimin dan Seokjin yang tengah duduk di sofa–cemas.

"Hyung, dimana Sora?" Tanya Jungkook dengan nafas yang tidak karuan.

Sontak Jimin dan Seokjin bangkit berdiri dan menoleh menatap Jungkook yang baru saja datang.

"Dia di kamar bersama Taehyung," jawab Seokjin seraya berjalan menghampiri Jungkook.

Belum sempat Jungkook melangkah, Seokjin sudah mencekal pundaknya. Jungkook pun langsung memicingkan matanya pada sang kakak.

"Kenapa, hyung? Lepaskan! Aku ingin menemui Sora."

Seokjin menggeleng. Memegang kedua pundak Jungkook dan menatapnya.

"Hyung hanya ingin berpesan. Kendalikan emosimu."

Dahi Jungkook berkerut dan menghempas tangan Seokjin. Lalu tungkainya melangkah menuju kamar Taehyung. Menarik nafas sejenak lalu meraih gagang pintu itu.

Pintu itu terdorong perlahan. Menampakkan sosok Sora yang tengah terpejam di pelukan Taehyung. Sora memeluk Taehyung sangat erat dibalik selimut. Syukurlah pakaian mereka masih lengkap. Jungkook sudah berpikir yang tidak-tidak sebelumnya. Pada akhirnya Jungkook bernafas lega. Kepalanya mendongak menatap langit-langit kamar sembari memejamkan matanya.

Jungkook berjalan perlahan mendekati mereka. Taehyung perlahan mengalihkan tangan Sora yang melingkar di pinggangnya. Tetapi Sora merangsek kembali kepelukannya. Meletakkan kepalanya di dada Taehyung dan memeluknya semakin erat.

"Taehyung. Temani aku. Aku tidak ingin kau pergi," racau Sora dengan mata terpejam.

Setelah beberapa saat, Sora terlelap kembali. Taehyung menarik tubuhnya perlahan dan berhasil lepas dari pelukan Sora. Kini Sora tertidur lelap. Taehyung menarik selimutnya sebatas leher Sora dan mengusap perlahan surai Sora dengan mata sayu.

Jungkook langsung mencengkram kedua kerah kemeja Taehyung sedangkan Taehyung langsung mencengkram kedua pergelangan tangan Jungkook.

"Brengsek kau, hyung."

"Tidak disini. Ikut aku," ucap Taehyung dengan penuh penekanan.

Taehyung keluar perlahan dan diikuti Jungkook yang sesekali masih menoleh melihat kondisi Sora nya yang tertidur lelap.

Taehyung mengajak Jungkook di halaman samping rumahnya yang langsung menghadap ke kolam renang dan ruang tengah yang diisi oleh Seokjin dan Jimin. Hanya dibatasi kaca tembus pandang yang sangat besar.

Satu pukulan melayang di pipi Taehyung. Membuat Seokjin dan Jimin langsung berlari keluar dan menghampiri mereka untuk melerai.

"Hei, Kook. Tenanglah. Kenapa kau selalu memakai emosimu? Sudah kubilang kendalikan emosimu!" Seru Seokjin sembari mencegah Jungkook kembali melayangkan pukulan lagi kepada Taehyung.

Sedangkan Jimin membantu Taehyung bangkit karena tersungkur akibat pukulan Jungkook.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Jimin khawatir. Darah segar sudah mengalir di sudut bibir Taehyung. Jimin langsung mengeluarkan sapu tangannya dan memberikannya pada Taehyung.

"Aku baik-baik saja, Jim. Terimakasih."

"Kau tidak sadar apa yang kau lakukan, hyung? Dia itu milikku. Dia itu Sora, bukan Jiyeon noona!" Teriak Jungkook dengan emosi yang sudah tidak bisa ditahannya.

Taehyung berusaha meredam emosinya. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Taehyung itu bukan tipe laki-laki yang suka mendahulukan emosi. Dia prefer untuk menyelesaikan masalah dengan tenang. Dia tidak suka berkelahi.

Taehyung menghela nafas panjang sebelum akhirnya melontarkan kalimat yang membuat Jungkook telak terdiam di tempatnya.

"Kau seharusnya berterimakasih padaku. Jika tidak ada aku mungkin Sora sudah tertabrak mobil dan mungkin dia sudah terbaring kritis di rumah sakit atau bahkan dia bisa kehilangan nyawanya. Dan kau tahu itu karena siapa? Kau! Apa kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan di kamar mandi bersama Jihye? Tidakkan kau tahu betapa terlukanya Sora saat melihat itu? Dia itu mencintaimu. Setidaknya jangan melakukan itu di tempat yang mungkin Sora bisa menjangkaunya. Bahkan Sora sempat berkata padaku bahwa dia akan meninggalkan satu-satunya pekerjaannya karena tidak ingin membuatmu terluka!"

Jungkook masih tetap terdiam. Rahangnya mengeras. Dia menyadari kesalahannya. Seharusnya tadi dia berlari mengejar Sora. Tapi kenapa dia harus diam saja dan kembali melanjutkan hal bodoh itu bersama Jihye hingga nafsunya terpuaskan?

Bodoh!

Taehyung berjalan perlahan mendekati Jungkook yang tampak frustasi dan kacau. Menepuk pundak Jungkook sembari berkata lirih.

"Masuklah dan temui Sora. Jelaskan semuanya dan minta maaflah. Tetapi jika dia tidak ingin menemuimu, kumohon jangan memaksa."




[]

Wah serius kali ini aku nulis part ini bener-benar menguras emosi!
Enggak mau tahu pokoknya kalian harus vote aku sayang kalian yang udah mau dukung work aku ini huhu terimakasih banyaaaaakkkk 💜💜💜💜💜💜💜😭

September 14, 2019

NIGHTMARE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang