35. THAT DAY

7.4K 720 49
                                    

Sebenarnya, Sora bukanlah gadis yang sekuat itu. Keadaan yang membuatnya tumbuh menjadi sosok gadis mandiri yang kuat. Sejauh ini, dia hanya ingin hidup dalam kesederhanaan namun memiliki banyak kebahagiaan. Hidup tenang dan jauh dari masalah. Namun kenyataannya, semua orang hidup tak akan pernah luput dari sebuah masalah.

Lima bulan bukanlah waktu yang sebentar. Sora berusaha pergi dari kehidupan Jungkook dan yang lainnya. Beruntung, dia pada akhirnya dipertemukan dengan kakak tirinya dengan tidak terduga meskipun dia tidak bertemu dengan ayah kandungnya lantaran ayah kandungnya telah meninggal empat tahun yang lalu karena sakit.

Dan berkat kakaknya, Taehyung pun juga Jimin juga tak pernah bisa menemukan dirinya. Berbeda dengan Jungkook. Pria itu sama sekali tak pernah peduli dengan keadaan Sora. Tak pernah mencari tahu dimana Sora sekarang tinggal. Apakah Sora masih hidup atau tidak pun Jungkook tak pernah peduli semenjak hari itu. Hal itu membuat Sora sangat yakin bahwa Jungkook telah sepenuhnya membenci dirinya.

Sora bahkan membakar semua foto dirinya dan Jungkook yang ia ambil saat Jungkook menginap di rumahnya sepulangnya dari Maroko. Bahkan, Sora juga membakar boneka kelinci yang dulu ia dapatkan saat memenangkan game kecil di playground yang ia datangi besama Jungkook. Sekeras itu ia berusaha membuang semua tentang Jungkook dari kehidupannya.

Sora termenung menatap hamparan laut lepas yang begitu berkilau membiaskan cahaya matahari sore. Angin yang menerpa lembut wajah dan rambutnya yang terurai bebas.

"Udaranya sedang dingin. Aku tidak ingin kau sakit," ujar seseorang itu seraya membuntal tubuh Sora dengan selimut tebal berwarna beige.

"Kau mengejutkanku, Namjoon Oppa."

Tersenyum, lantas ikut mendaratkan pantat di hamparan pasir putih yang sangat lembut. Menekuk kakinya lantas kedua tangan menyangga di belakang tubuh. Matanya ikut memandang deruan ombak di laut lepas di hadapannya.

"Sudah lima bulan, Ra."

"Hmm. Kurasa aku lebih suka hidup di sini."

Namjoon menoleh dan menatap Sora. Lantas mengusap rambut sang adik dengan begitu lembut.

"Maafkan aku. Andai saja aku tahu lebih awal mungkin kau tidak akan mengalami hal seperti itu."

Sora merengkuh tangan kakaknya yang senantiasa mengusap surainya penuh afeksi. Menggenggamnya erat lantas menyunggingkan senyum di belah bibirnya.

"Oppa. Kau tahu? Aku tidak pernah menyesali semua takdir burukku. Semua hal di dunia ini mempunyai takdir yang berbeda. Baik buruknya takdir kita, tentu semuanya memiliki makna dibaliknya. Menjadi gadis lemah malah akan semakin membuat dunia menertawakanku dengan pongah. Jika aku gadis yang lemah, mungkin aku tidak akan pernah berada di hadapanmu bahkan bertemu denganmu. Aku pernah berada di titik dimana aku berpikir bahwa eksistensiku ini sangat tak direstui semesta. aku merasa semua masalah selalu menghampiriku tidak ada hentinya. Seolah-olah, aku ini adalah sumber dari segala masalah dan satu-satunya orang yang tak memiliki kesempatan untuk merasakan apa yang namanya bahagia. Mungkin, jika aku memiliki pemikiran yang pendek, mungkin aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Tetapi, di sini, aku lebih sering merasakan kebahagian berkat kalian."

Namjoon lantas merengkuh Sora ke dalam pelukannya. "Sora. Terimakasih sudah menjadi gadis yang kuat. Ibu dan ayah pasti bangga memiliki puteri yang tangguh sepertimu. Maafkan kakak terlambat menemukanmu. Kau.. Percaya pada kakak, 'kan?"

Sora mengangguk dalam pelukan sang kakak. Selang sedetik, Namjoon menarik diri. Memberi jarak untuk menatap wajah adiknya yang terlihat lebih berisi karena ia makan dengan baik selama bersamanya.

"Ada yang ingin bertemu denganmu."

"Oppa, tidak! Jangan."

"Sshh. Percaya padaku. Semuanya akan baik-baik saja," ujarnya sembari menangkup kedua pipi sang adik.

NIGHTMARE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang