08. TROUBLE

11.5K 1K 7
                                    

"Sepertinya aku mulai gila karena seseorang."





"Salyojusseyo."

Cairan pekat berperisa logam mulai bercecer di lantai karena luka tusuk oleh sebilah pisau lipat kecil.
Hingga tangan yang menutupi luka itu pun penuh dengan darah.

"Salyojusseyo jebal! Jebal!"

Seolah tak menggubris lelaki itu tetap melangkahkan kakinya meninggalkan gadis itu pada ruangan temaram yang sedikit kotor. Pada langkah ketiga dia mendadak berhenti tanpa menoleh pada seorang wanita yang mulai terkulai lemas di lantai dengan penuh darah.

"Sudah kubilang untuk menjauhinya bukan? kenapa masih saja bersikeras membuat nyawamu sendiri dalam bahaya?"

"Kumohon selamatkan aku ini sangat menyakitkan."

Lelaki itu berbalik dan mencengkram rahang gadis itu.
Pupil matanya menggelap karena amarah yang sedang menggebu didalam sana.

"Dengar! Aku sudah memperingatkanmu untuk menjauhi Jungkook. Mengapa kau merebut Jungkook darinya ?! Wae? Wae?!!!!"

Duaarrr!!!

Satu tembakan lolos tepat mengenai kepala laki-laki di hadapannya ini. Sora pun terkejut dan......

"Andwaaeeeee!!!!"

Sora terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah. Peluhnya membasahi dahi dan juga lehernya. Membuat beberapa helai rambut menempel disana. Dan bahkan saat terbangun pun, Sora seperti orang yang linglung karena dia sama sekali tak bisa mengingat mimpinya barusan. Yang dia ingat dia hanya mimpi buruk tanpa tau detail mimpinya seperti apa.

"Sora-ya! Sora-ya! Wae geurae? Neo gwaenchanha? Sora-ya?!"

Sohee menggedor pintu kamar sora berkali-kali karena mendengar teriakan Sora yang teramat kencang.

Sora berhambur membuka pintu kamarnya yang dikunci. Kebiasaan Sora sedari dulu dia selalu mengunci pintu kamarnya ketika tidur.

Cklekk!

"Yak gwaenchanha?" Tanya Sohee dengan cemas.

"Eoh. Aku baik-baik saja hanya mimpi buruk saja." Jawab Sora dengan lunglai dan mata yang sayu khas bangun tidur.

"Ah syukurlah kukira sesuatu terjadi padamu."

"Kau baru pulang?"

"Hehe. Ya seperti yang kau lihat__Euh? Igeo...?"

Sohee menatap Sora dengan intens. Menatap sesuatu yang menarik perhatian Sohee. Tangannya terulur menyibak rambut Sora yang menjuntai bebas dan sedikit berantakan karena bangun tidur.

Sontak Sora langsung menutupi apa yang menjadi perhatian Sohee.

"Neo? Yak kau sudah melakukannya? Nugu? Nugu? Siapa yang mengajakmu? Apakah tampan? Siapa lelaki yang beruntung itu?!" Cerocos Sohee seraya semakin mendekat pada Sora.

"Yak! Yak! Tak bisakah kau menjauhkan wajahmu? Kau seolah hendak menciumku."
Balas Sora sembari mengulurkan tangannya memegang dahi Sohee.

Sohee pun menarik dirinya dan membenarkan posisi tasnya. Gadis itu menghembuskan nafas pelan dan hendak kekamarnya.

"Baiklah aku menunggumu menceritakannya padaku. Oke chingu? Aku mau mandi dulu dan kita sarapan di luar. Aku tunjukkan kau kedai yang menyediakan masakan paaaaaling enak."

***

Semenjak pertemuannya dengan gadis bernama Park Sora semalam membuat Jungkook tak hentinya memikirkan gadis itu. Hingga membuatnya seolah seperti orang gila karena mendadak dia akan senyum-senyum sendiri jika mengingat gadis itu.

"Aku tidak akan berterimakasih padamu karena kau yang memaksa mengantarku. Dan untuk uangmu nanti akan kukembalikan 90% karena 10% nya adalah hakku karena kau sudah mencicipi leherku dan membuat tanda disini." Ucap Sora panjang lebar dan menunjukkan bekas kemerahan yang tercetak di lehernya.

"Aku di club mulai pukul 8, Tuan Jeon Jungkook yang terhormat."

Ucap Sora yang setelahnya keluar dari mobil Jungkook. Dan yang membuat Jungkook tertawa adalah sikap gadis itu yang sangat lucu. Bagaimana bisa dia kesal terhadap Jungkook tetapi dia malah mengumpat pada ban mobil Jungkook lalu menendangnya hingga dia mengerang kesakitan dan berjalan tertatih untuk masuk kedalam rumah Sohee.

"Yak! Kenapa kau jadi menyeramkan? Sedari tadi kulihat kau tersenyum tidak jelas. Jangan-jangan kau mulai gila?" Seru Jimin yang baru saja datang dengan secangkir kopi di pagi hari lalu mendaratkan bokongnya di sun lounger sebelah kiri Jungkook.

"Eoh. Sepertinya aku mulai gila karena seseorang."
Ucap Jungkook yang sedari tadi sudah berbaring diatas sun lounger di tepi kolam renang.

"Jihye maksudmu?"

Jungkook langsung menoleh dengan tatapan ingin membunuh pada Jimin.

"Oke oke..aku hanya bercanda. Hei slow boy."

Jungkook kembali membaringkan tubuhnya. Menikmati sinar matahari pagi seperti biasanya.

Sedangkan Jimin sibuk menyesap secangkir kopi yang tadi di seduhnya. Ngomong-ngomong soal Jimin. Anak itu selalu tidur dirumah Jungkook, mengingat pria yang sudah dianggap adiknya itu tinggal sendirian. Taehyung juga terkadang menginap bersama kekasihnya.

"Kudengar dari Jin hyung, Jihye kembali ke Korea."
Ungkap Jimin seraya memakai kacamata hitamnya dan ikut berbaring menikmati hangatnya matahari pagi.

"Bukan urusanku!"

"Ckckck~ bukankah kau harus menikah dengannya sebentar lagi?!"

Jungkook bangkit dan menodongkan pistol pada Jimin. Tepat dikepalanya.

Jimin hanya berdecih sembari membuang pandangannya ke sisi lain. Tak gentar sama sekali dengan apa yang ada didepannya.

"Tenanglah Kook. Kau tahu bukan bahwa aku dan hyung mu yang lain juga tidak setuju jika Jihye harus menjadi istrimu nanti? Aku tidak habis pikir dengan ayahmu bagaimana bisa dia menjodohkan anaknya dengan gadis itu? Konyol sekali!"

"Jangan sekali lagi membahas masalah gadis brengsek itu!"

Jimin hanya tertawa. Baginya itu malah lucu. Jungkook selalu saja menggemaskan di mata Jimin.





[]

Jungkook... pistol airnya disimpan nak!

Haiii.
Jangan lupa vote yaaaa 💜

August 4, 2019

NIGHTMARE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang