27. WRECKED

7.1K 702 14
                                    

Sesuai janji aku up lagi di hari yang sama di waktu yang berbeda karena vote nya tembus 10 lagi 😍
See you next chapter 😍😍



Sora hanya bisa menangis pilu kala pusat tubuhnya menyatu dengan pria brengsek yang sangat pantas disebut dengan iblis berkedok manusia. Sora benar-benar mengutuk mulutnya sendiri kala berucap bahwa pria yang tengah berada diatas tubuhnya ini adalah pria baik yang dengan tulus membayar semua hutang-hutang ayahnya yang membebani dirinya.

Hal itu membuat Sora seakan jijik dengan hidupnya sendiri. Jika bukan karena nyawa Sohee dan nenek Chun serta ayah biadab nya itu yang menjadi taruhan, tak akan mungkin Sora menerima tawaran gila dari bajingan ini.

Sebenci apapun Sora dengan ayahnya, bagaimanapun, Park Jinho masihlah ayah kandungnya. Satu-satunya keluarga yang Sora miliki meskipun nyatanya pria itu tidak pantas disebut dengan sebutan 'Ayah'.

"Apa kau menikmati permainanku, nona Sora? Heum? Apa aku terlalu kasar?"

"Tidak," jawab Sora dingin. Sedari tadi dia hanya terdiam tanpa terlihat menikmati sedikit pun permainan itu.

"Tidak untuk pertanyaan yang mana? Aku mengajukan dua pertanyaan."

Sora masih terdiam tanpa melihat wajah Hoseok yang tengah menatap dirinya. Lebih memilih membuang pandangannya ke arah lain. Dia tidak sudi menatap wajah itu.

"Kau tidak menikmati permainanku?" Tanya Hoseok tanpa sedikit pun menghentikan gerakan pinggulnya dibawah sana.

"Kalau begini apa kau masih sanggup menahan desahanmu?"

Hoseok mengentak semakin dalam dan sedikit kasar. Membuat Sora meringis menahan nyeri dibawah sana.

Pergerakan itu semakin lama tak bisa terkendali, hingga pria itu mencapai klimaks-nya.

Ternyata dia cukup tahu diri untuk tidak mengeluarkannya di dalam. Batin Sora.

Sora hanya bisa menangis dan terus merutuki dirinya sendiri. Mengapa takdir begitu kejam terhadapnya? Dia hanya tak ingin orang-orang yang di sayanginya terluka. Maka dari itu, dia lebih memilih mengorbankan dirinya demi melindungi sahabat dan ayahnya.

Beruntungnya, pria itu masih memiliki sisi manusiawi dengan membebaskan Sora. Tak mengekangnya layaknya tawanan yang akan dikurung sampai maut menjemput dan hanya menjadi 'budak' selama sisa hidupnya.

Sora hanya akan datang jika Hoseok meneleponnya. Begitulah perjanjian yang telah dibuat tadi. Sora juga berjanji tak akan kabur mengingat nyawa ayah dan sahabatnya yang menjadi taruhannya.

Dia hanya bisa menangis di dalam taksi yang dikendarainya menuju rumah.

"Agassi. Gwaenchanha?" Tanya sopir taksi yang memang sedari tadi melirik Sora melalui kaca spion yang tergantung.

Sejemang, Sora mengusap air matanya dan menarik senyum paksa menatap sopir taksi yang masih memperhatikan Sora dengan raut gelisah.

"Aku baik-baik saja ahjussi. Turunkan aku di halte depan itu saja."

"Baiklah."

Sora keluar dengan tertatih setelah memberikan lembaran won pada sang sopir. Dia meraih ponselnya didalam tas kecil yang menggantung di bahunya—menyalakan ponselnya yang memang sempat dia matikan.

NIGHTMARE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang