EPILOG

9.3K 673 50
                                    

-mature content-

-be wise!-

Aku udah ingetin lo! Jangan nakal! Aku tetep akan publish part ini. Biar kalian sendiri yang mengambil keputusan. So, ini adalah part final! Selamat membaca! 😍😍😍





Matahari telah sepenuhnya merajai bumi bagian lain. Menyisakan gemerlap bintang dengan bulan yang begitu cerah dan bulat sempurna di langit Seoul. Wanita Park tersebut tengah berkutat di dapur dengan puteri kecilnya yang sudah berusia satu setengah tahun. Duduk di kursi khusus, dengan satu mangkuk makanan yang sudah dihaluskan tersedia di depannya. Sora juga memberikan beberapa sayuran yang sudah dikukus.

"Anak mama pintar sekali," ujar Sora seraya mengusap bibir Dahye yang penuh dengan makanan yang menempel di sana. Batita itu tertawa hingga kerutan di hidungnya serta dua gigi atas yang tumbuh lebih besar daripada tiga gigi bawah bisa terlihat, mirip seperti anak kelinci. Mengoceh-ngoceh dan memasukkan brokoli kukus yang di pegang di tangannya ke dalam mulutnya.

Wanita itu kemudian berjalan ke kembali ke pantry untuk mengambil beberapa lauk yang sudah ia masak untuk makan malam mereka. Jungkook baru saja keluar dari kamar dengan rambut yang masih basah. Menuruni tangga sembari Mengusak rambutnya dengan tangan sebelum duduk di kursi meja makan tepat di sisi Dahye.

"Papapapa.."

"Iya. Papa di sini sayang. Aduh kenapa pipimu semakin mengembang seperti adonan kue?" Jungkook mencubit-cubit pipi Dahye, sedangkan batita itu sibuk mengunyah brokoli dan sesekali menyengir—sama persis seperti papanya.

"Dia mirip sekali sepertimu kalau tertawa begitu," sahut Sora seraya mendaratkan pantatnya di kursi berhadapan dengan Jungkook, setelah meletakkan nasi dan beberapa lauk di piring Jungkook.

"Dia semakin pintar."

Sora tersenyum lantas mengangguk. Mereka bertiga menyelesaikan makan malam dengan obrolan santai disertai tawa gemas karena ocehan yang Dahye ciptakan.

"Biar aku yang mencuci piringnya. Sepertinya Dahye sudah mengantuk," kata Jungkook saat Sora hendak membereskan piring kotor bekas makan mereka.

"Baiklah, Sayang. Aku ke kamar Dahye dulu. Dia sudah merengek sedari tadi."

++++

Semenjak menikah, Jungkook sudah tak pernah lagi ikut campur dalam kelompok mafia seperti dulu, karena Namjoon juga mengundurkan diri. Itu sebabnya, Jungkook dan juga yang lainnya juga ikut resign sebagai anggota dan lebih memilih mengurus perusahaan masing-masing. Memilih untuk menjalani sisa hidupnya seperti manusia normal pada umumnya. Bukan lagi bekerja dengan senjata api, belati, alat pelacak, dan lainnya, akan tetapi bekerja dengan laptop serta berkas-berkas yang membosankan tertumpuk di atas meja. Mengurus perusahaan, pulang ke rumah dan di sambut dengan pelukan hangat sang istri, bahkan rasa lelah setelah seharian bekerja seolah hilang begitu saja saat melihat putrinya yang kegirangan minta di gendong.

Jungkook sangat menikmati perannya menjadi suami dan papa yang baik untuk keluarga kecilnya. Kini dua orang itu adalah harta paling berharga yang akan Jungkook jaga segenap hatinya. Membahagiakan mereka dan memberikan kasih sayang juga perhatian. Membangun keluarga yang harmonis di selingi pertengkaran kecil karena Sora atau Jungkook yang merajuk akibat hal sepele, berakhir dengan saling berpelukan di balik selimut. Mengingatnya saja membuat Jungkook tersenyum dan menghangatkan hatinya. Berterimakasih karena telah dipertemukan dengan Sora, hingga Jeon Dahye hadir di tengah-tengah mereka.

Jungkook melepas kacamata yang menggantung di pangkal hidungnya setelah menutup laptop. Bersamaan dengan Sora masuk ke ruangan kerjanya dengan membawa satu cangkir ginseng merah hangat di tangannya. Jungkook pun tersenyum dan menyesap minuman hangat yang baru saja Sora berikan.

NIGHTMARE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang