30 ~ Bahaya ~

986 87 43
                                    

Ku tak tahu salah ku apa
Ku tak tahu masalah mu apa
Yang aku tau kau berbahaya
Dan yang kau inginkan aku celaka

~ Eva

Hari ini terasa berat untukku, siapa pria itu ? Apa niatnya mengejar ku ?. Apa mungkin Sifa ? Ahhh nggak Eva ngga, jangan berfikiran negatif terus kepada wanita itu. Semua orang memang punya peluang jadi jahat tapi bukan berarti Sifa bisa berbuat sejahat itu bukan. Wajahnya terlalu baik untuk dikatai pembunuh.

Aku meraih handphone milikku dan menghubungi Candy, untuk saat ini mungkin mendengar pendapat Candy akan membuat keadaan ku baik kembali.

" Eva... Ya ampun Lo tuh kemana sih ? Lo tau ngga si tengil, nyariin Lo kaya nyari emas sekarung yang ilang, dan sekarang Lo baru telvon gue, gila sih Lo ! " Kata Candy panjang setelah ia menjawab panggilan dariku

" Gue ada di rumah kok Can, cuma waktu itu gue ada di tempatnya Bima, gue mau tenangin diri gue aja, niatnya gue pengen ke Surabaya, tapi batal gara-gara.... "

" Kevin " kata Candy memotong ucapanku

" Ummm, Can jahat ngga sih kalau gue masih sayang sama Kevin ? Gue nggak tau kenapa, gue ga bisa lepas dari cowok yang namanya Kevin itu "

" Gimana ya Va, kalau menurut gue Lo tuh ngga jahat sih, ya karna kita ngga bisa dikatain penjahat hanya karena suka sama seseorang kan, tapi Lo juga ngga bisa maksa buat miliki Kevin seutuhnya, Lo kan tau dia udah tunangan. Tapi gue tetep yakin kalau Kevin itu jodoh Lo "

" Gue bingung Can "

" Ga usah bingung Va, Lo ikutin aja skenario yang udah di siapin Tuhan, rencana Tuhan nggak pernah ketebak "

" Kaya Lo sama Ginting ya "

" Mulai deh Lo bawa Ginting, udah-udah gue mau istirahat besok gue liputan pagi, bye Va "

" Oke bye Can "

Setelah berbincang singkat dengan Candy, mataku belum bisa diajak istirahat. Ku habiskan waktuku untuk membaca berbagai macam buku yang kumiliki. Seandainya kisahku bisa semenarik cerita dalam dongeng, seperti putri tidur yang cukup tertidur saja tanpa bersusah payah ia langsung mendapat cinta dari pangeran. Keajaiban cinta katanya, omong kosong. Aku melirik handphone ku yang menyala, sebuah nomor yang tak dikenal melakukan panggilan padaku. Aku menjawab telvon dari orang itu, takut jika itu panggilan penting.

" Iya halo " jawab ku ramah

Tak ada jawaban dari orang di seberang, namun panggilan belum diakhiri. Aku masih menunggu ia bersuara.

" Halo... " Kata ku lagi

" Kamu yang memulai ! Jadi siap-siap menuai akibatnya " katanya dengan nada penuh ancaman

" Maaf, kayanya mas salah orang deh, saya ngga kenal sama mas "

" Liat saja apa yang akan aku lakukan sama kamu Eva... " Kata pria itu sambil menyebutkan namaku

Jantungku kembali berdegup kencang, siapa dia ? Apa lagi yang sudah aku perbuat ? Kenapa pria ini sepertinya benci sekali padaku ?.

" Lihat keluar jendela ! " Katanya kemudian memutuskan sambungan telvon dariku

Aku menatap kearah jendela kamarku yang masih tertutup tirai berwarna putih, haruskah aku melihat keluar ? Aku menuruni tempat tidurku dan berjalan pelan menuju jendela. Aku menggenggam kuat tirai jendela kamarku itu, setelah keberanian ku terkumpul ku buka tirai jendela ku itu.

Labirin || kevin sanjaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang