32 ~ Maut ~

1K 94 19
                                    

Tetaplah disampingku
Karena...Pada dasarnya aku tak mencari yang sempurna
Cukup kamu saja
Melengkapi kekurangan ku, dan mengindahkan duniaku.

~ author

Sifa melangkahkan kakinya menuju sebuah kursi yang berada di sudut sebuah restoran, yang sudah ditempati seorang pria. Pria itu nampak duduk santai sambil sesekali menghisap rokok yang ada ditangannya. Bahkan sampai Sifa duduk di hadapannya saja pria itu masih cuek dan memilih fokus pada rokoknya.

Kini Sifa menatap pria itu tajam, ia muali jengah karena pria terus mengabaikannya. Akhirnya Sifa memukul meja cukup keras.

" Ada apa ? Ada yang salah ? " Tanya pria itu enteng

" Kamu itu semiskin apa sih ? Sampai kamu ngga sanggup bayar anak buah yang pinter dikit, menyingkirkan wanita lemah seperti Eva saja nggak bisa " kata Sifa kesal

Pria dihadapannya itu hanya tersenyum sekilas, ia mematikan rokok miliknya dan beralih menatap Sifa.

" Aku sudah bilang bukan, kita main cantik dulu... Jika salah satu langkah saja, bukan dia tapi kita yang mati "

" Aku capek nunggu, aku mau Eva itu mati, bukan cacat, kamu itu tau definisi mati ngga sih ? "

" Sifa...Sifa...sabar, aku pasti akan menyingkirkan wanita itu, tapi tidak sekarang "

Sifa bangkit dari tempat duduknya, ia sudah cukup sabar menunggu hari dimana ia menyaksikan wanita bernama Eva itu tak bernyawa lagi.

" Aku ngga bisa nunggu, kalau kamu ngga bisa habisi Eva, biar aku sendiri yang lakuin, aku yakin aku lebih cerdik dari kamu " kata Sifa lalu berlalu meninggalkan pria itu.

Bukannya marah atau tak terima karena secara tidak langsung Sifa mengatakan bahwa dia bodoh, pria itu justru tak acuh dan kembali mengambil satu batang rokok miliknya dan menyalakannya.

Sementara itu saat ini Sifa sudah berada di depan rumah Eva. Sifa meraih handphone miliknya dan menghubungi tangan kanannya.

" Gimana ? " Tanya Sifa pada orang di seberang

" Hari ini Eva akan melaksanakan terapi bos, tapi dari yang saya dengar, kedua orang tua Eva tidak bisa mengantar karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan "

" Lalu ? "

" Eva akan pergi dengan temannya namanya Candy "

" Candy ya ? Oke, tugas kamu berikutnya buat Candy ngga bisa datang kerumah Eva, gimanapun caranya paham "

" Baik bos "

" Aku ngga mau kali ini gagal paham "

" Iya bos "

Sifa memutuskan sambungan sambil tersenyum licik, kini Sifa melihat kedua orangtua Eva keluar dari rumah dan pergi dengan mobil mereka.

" Jadi kamu dirumah sendiri ? Menarik, let's play Eva, ucapkan selamat datang pada malaikat maut " monolog Sifa sambil keluar dari mobilnya

Sifa berjalan pelan menuju pintu rumah Eva dan mengetuknya, tak butuh waktu lama Eva sudah membuka pintu. Sifa mengulaskan senyum pada Eva yang Eva balas juga dengan senyuman. Pandangan Sifa beralih pada tangan Eva yang memegang gantungan kunci merpati. Kevin satu nama itu terlintas dipikirkan Sifa, pasti itu dari Kevin.

Labirin || kevin sanjaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang