Diva dan Andre sekarang sudah sangat lelah akibat perjalanan yang tidak tentu arah ini. Mereka tersesat sekarang apalagi tidak menemukan keberadaan teman temannya.
"Kita pulang aja." Ujar Andre.
"Tapi..." Diva celengak-celenguk melihat suasana tempatnya sekarang. Memang tidak ada pertanda bahwa ada orang lain selain mereka disini. "Yaudah deh." Ucap Diva lesu. Setelah berpikir panjang, mereka akhirnya memilih pulang. Ini adalah hal pertamanya gagal sampai ke puncak gunung.
Hari semakin gelap, pertanda akan segera malam. Mereka belum juga sampai di tempat pemukiman warga, tempat di mana setiap pendaki memulai langkahnya di sana.
"Kayanya kita nggak bisa pulang deh, Ndre. Udah malam, ini." Ucap Diva di keheningan malam. Ia bukannya takut akan kegelapan, tapi ia hanya berpikir bahwa mereka belum tentu pulang dengan selamat, apalagi mengingat bahwa mereka hanya di bantu oleh cahaya senter dan bulan. Dan mereka hanya berdua di hutan ini.
"Yaudah kamu mau pulang atau bermalam dibsini?" Tanya Andre memberikan pilihan kepada gadisnya itu.
"Tapi kalau bermalam, kita cuma berdua dong."
Andre kemudian duduk dan bersandar pada pohon besar di dekatnya. "Katanya kamu suka kalau berdua sama aku?" Ucapnya santai.
"Ih apaan, sih!" Ingin sekali Diva menjambak rambut Andre kini. Dia sekarang sedang serius dan Andre malah membuatnya baper.
----
Mereka berdua di selimuti dengan keheningan sampai sekarang. Tidak ada yang memulai pembicaraan, entah itu karena lelah atau canggung. Mereka juga menyalakan api unggun, untung saja banyak ranting kayu yang berada di dekat mereka, jadi tidak menyusahkannya lagi untuk mencari kayu yang akan di bakarnya.
Mengingat bahwa mereka akan benar benar tidur di sini, Diva baru sadar bahwa Tendannya di bawa oleh temannya. Dan otomatis Andre tidak mungkin membawa tenda, karena Diva tahu bahwa pacarnya itu tidak biasa membawa tenda, dan Andre hanya bisa numpang di tenda temannya.
"Kamu mau tidur dimana?" Tanya Diva.
"Di sini."
"Pasti nggak bawa tenda lagi kan?"
"Emang kamu bawa?"
"Nggak juga, sih." Diva menggaruk tengkuknya seakan-akan gatal.
Akhirnya, mereka berdua tidur beralaskan tikar yang masing-masing mereka bawa. Diva tidur agak dekat dari api unggun, sedangkan Andre tidur di dekat pohon besar yang agak jauh dari api unggun. Maklum, Andre tidak bisa tidur jika ada cahaya.
Mereka berdua terlelap dalam mimpi. Tapi selang beberapa jam Diva merasa terganggu dan bangun.
Dilihatnya dengan samar dari kejauhan, Andre tertidur sangat pulas, ini pertama kalinya Diva merasakan waktu bersama Andre yang sangat lama. Dia berharap waktu ini bisa berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Jejak (COMPLETED)
Teen Fiction[REVISI] #1 Pendaki - 260820 #1 Gunung -120621 #1 Petualang -010721 (KOMEDI ROMANTIS), Selamat kejang-kejang sepuasnya~: ~TAKDIR, jangan buat aku mencintai sendirian~ ____ "Jadi kalau kamu udah bosan, gimana?" "Makanya jangan buat gue bosan." ...