37. Bolos

893 94 0
                                    


SMA Cendaki Bhakti

"Gue mau lihat dulu..."

"Gue juga mau lihat..."

"Lo minggir dong!"

"Gue ngga bisa lihat ini."

"Nama gue dimana sih?!"

Berbagai suara kini memenuhi telinga Diva, bagaimana tidak sekarang paginya diganggu oleh teman-temannya yang sibuk berdebat di mading. Mereka semua sibuk ingin mengetahui jadwal ujiannya minggu depan.

Tak ingin ambil pusing ia kini berlalu pergi menuju kelasnya dengan masih masih memakai tongkat.

"DIVA!!" Teriak Rea kepadanya.

"Lo berisik tau ngga?!" Aline memukul lengan Rea keras. Dan Dara hanya tersenyum melihat itu.

Mereka bertiga berjalan ke arah Diva yang menatap mereka datar.

"Lo tau ngga? Kita free. Hari ini kita ngga belajar." Ucap Rea semangat dan diiringi anggukan Dara dan Aline.

"Terus?" Tanya Diva.

"Bolos kuy!" Ajak Rea blak-blakan.

•••

"Pagi... Pagi... Yang indah..... Mentari.... Kian cerah....."

"Ngga usah nyanyi!"

"PAGI..... YANG INDAH.... HUOOOOUWOOOO........" Rayn malah meninggikan suaranya lagi, ingin membuat seisi kelasnya kesal akibat ulahnya.

"Suara lo jelek!"

"Lagunya juga ngasal!"

"Kuping gue panas...."

"Mata gue sembab, karena terharu euy!"

"PAAAAAAAAGIIIIIII... YAAAANG.... I... NDAH......." Kini Rayn semakin berulah di kelas itu hingga semua menutup kupingnya dan tak sedikit menatapnya kesal. Bagi Rayn, ejekan teman-temannya adalah bukti bahwa semua mengapresiasi suaranya dan ekspresi teman-temannya bukti bahwa mereka menyukai lagunya. Dasar aneh.

"Ini jam kosong yang ngga berfaedah!" Rutuk Olivia-siswi kelas khusus itu dan langsung berlalu pergi di ikuti oleh dayang-dayangnya.

"Gue juga cabut dulu ya kawan." Pamit Rayn kepada teman semua teman kelasnya. "Jangan Rindu, Musrik."

Semua orang memutar bola matanya malas melihat Rayn. Sedangkan Andre tak tahu entah kemana sekarang.

Selama perjalanan di koridor sekolahnya, Rayn tak tak tahu ia akan kemana sekarang hingga matanya kini terpaku pada satu kelas. Kelas milik gadisnya, Aline. Tanpa berpikir panjang lagi, ia pun menuju kelas itu. Sesampainya disana hanya kesunyian di dalam kelas itu dan penghuninya hanya ada satu orang yang Rayn tak tahu.

"Woii.." Panggil Rayn dari pintu.

Orang yang ada di dalam menatap Rayn heran. Orang ini sangat tahu siapa Rayn, Si tukang gaduh jika di kelasnya, apa lagi jika ada Aline.

"Teman kelas lo mana semua?" Tanya Rayn heran dengan kelas ini.

"Ngebolos, kenapa?"

"Aline juga?"

"Iya."

"Diva?"

"Iyaa."

"Dara sama Rea?"

"Mereka semua ngebolos. Dan jika bukan ulah Aline dan gengnya itu, semua teman kelas gue ngga akan ngebolos juga. Kalo lo mau nyari dia, dia pasti lagi ada di tembok belakang sekolah."

Setitik Jejak (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang