14. Puncak

1.1K 130 2
                                    

"Gimana bentar jadi nggak?" Tanya Aline kepada ketiga sahabatnya. Mereka kini sedang menyantap makanannya di kantin sekolahnya.

Jika minggu sebelumnya mereka gagal untuk ke puncak bersama, maka sekarang mereka akan mewujudkannya.

Diva dan Rea mengangguk mantap. Sementara Dara terdiam.

"Lo Ra?" Tanya Rea melihat kediaman sahabatnya.

"Kayaknya gue nggak bisa, gue besok mau pergi." Ucap Dara sedih. Dokter juga melarangnya untuk terlalu beraktivitas berlebihan. Tapi hal ini masih belum diketahui oleh sahabatnya.

"Mau kemana?" Tanya Diva, tumben sahabatnya ini tidak akan ikut. Biasanya Dara lah yang paling antusias.

"Biasa." Balas Dara.

"Urusan keluarga?"

Sejak beberapa minggu ini Dara sibuk dengan urusan keluarganya, Sahabatnya pun tidak curiga karena hal ini. Sebab Dara sering memposting kebersamaan dengan keluarganya.

Dara mengangguk.

"Sepi deh." Ucap Rea lesu.

"Andre juga nggak ada." Celutuk Diva.

"Gue adakan." Tiba-tiba Rayn datang dengan semangkok mie ayamnya. Ia pun duduk disamping Diva tepat di depan Aline tanpa permisi, dan mengedipkan matanya kepada mantannya itu. Sementara Aline membalasnya dengan jijik.

"Gue juga ada." Daffa pun ikut bergabung kedalam meja tersebut.

"Yang ngajak kalian siapa?" Tanya Rea.

-----

Sepulang sekolah mereka berkumpul dirumah Aline, sesuai kesepakatan mereka. Daffa dan Rayn pun ikut bersama mereka setelah negosiasinya tadi dikantin. Aline, Rea, Daffa dan Rayn telah menunggu disini sejak tadi. Tinggal Diva lagi yang ditunggu kedatangannya. Selang beberapa menit Diva pun datang bersama Delvan, sepupunya di antar oleh sopirnya.

"Lo lama banget sih." Gerutu Aline.

Diva hanya terkekeh. "Perkenalin ini sepupu gue, Delvan." Diva pun memperkenalkan sepupunya.

"Lo nggak ikut karena ngemis-ngemis kan bro?" Tanya Rayn kepada Delvan. Seandainya ia dan Daffa tidak mengemis untuk ikut, ia tidak akan ikut sekarang.

"Nggak kok." Balas Delvan enteng.

"Yaudah kita berangkat yuk." Ajak Rea dan langsung diikuti oleh semuanya.

Mereka pergi dengan mengendarai mobil milik Rea. Rayn sebagai sopirnya. Selama perjalanan hanya gadis-gadis dimobil inilah yang sibuk mengobrol, entah itu membicarakan hal yang penting maupun tidak penting.

-----

"Gue lelah." Ujar Aline dan langsung duduk.

"Yaudah kita istirahat dulu." Ucap Delvan dan langsung diikuti oleh mereka.

Mereka semua meminum minuman yang mereka bawa.

"Masih jauh nggak kak?" Tanya Aline. Ini pertama kalinya pergi ke gunung ini. Dan hanya Delvan lah yang tahu jalannya.

"Nggak, sekitar setengah kilo lagi." Balas Delvan dan berdiri dari tempatnya. Sekarang sudah pukul 3.56 dan semoga saja mereka bisa sampai sebelum matahari terbenam dan bisa melihat senja dari puncaknya.

Dan mereka memilih melanjutkan perjalanannya lagi.

"Lo capek nggak?" Tanya Rayn memposisikan dirinya didekat Aline. Sementara teman-temannya mendahuluinya sajak tadi.

"Nggak." Balas Aline dan mempercepat langkahnya. Tak tinggal diam, Rayn pun mengikuti ritme langkah dari Aline.

"Mau gue bawain tasnya?" Tanya Rayn.

Setitik Jejak (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang