7. Ruang BK, langganan.

1.4K 176 1
                                    

"NGAPAIN KALIAN DI SINI?!" Teriak seorang paruh baya yang memakai seragam lengkap. Dia berjalan mendekati Diva dkk, sementara Rayn masih ada di atas tembok, belum juga turun. Apalagi sekarang ada satpam sekolah, yang membuat nyalinya menciut.

Diva dkk hanya tersenyum ramah ke arah kepada Pak Bejo. Merasa tertangkap basah.

"Eh, Bapak." Rea mencoba mencairkan suasana.

"Ngapain kalian disini?" Ucap Pak Bejo kepada Diva dkk. "Dan kamu ngapain diatas sana? Bukannya ada gerbang utama?" Tatapan Pak Bejo kini beralih ke arah Rayn.

"Bantuin mereka doang pak. Kalo lewat gerbang ga seru! Iya, 'kan?" Rayn menunjuk Kepada teman-temannya.

"Eh?" Aline menatap horor Rayn.

"Turun cepat!" Perintah Pak Bejo yang langsung di laksanakan oleh Rayn.

Setelah Rayn turun bukannya takut, ia menampakkan wajah tanpa dosanya.

"Kalian ikut saya." Ucap Pak Bejo.

"Eh tunggu dulu, Pak" Rayn menghentikan langkah Pak Bejo.

"Ada apa lagi?" Pak Bejo sudah tau tingkah Rayn, pasti akan membujuknya.

"Kok saya perhatiin bapak makin ganteng aja akhir-akhir ini, bapak pakai apa?"

Mendengar pertanyaan konyol dari Rayn, Diva dkk hampir memecahkan tawanya. Bagaimana bisa Rayn menilai Pak Bejo semakin ganteng? Jelas-jelas makin hari dia semakin menua dan keriput di wajahnya pun kian menambah.

"Jangan coba rayu saya." Pak bejo berbalik. "Sini ikut saya." Ucapnya lalu berjalan.

"Idihh.. Dia bilang apa? Gue ngerayu dia? Mana mungkin." Ujar Rayn dengan suara yang ia pelankan agar tidak terdengar oleh Satpam sekolahnya itu.

"Ya emang lo ngerayu dia." Ucap Dara yang berada di samping Rea.

Mereka kini mengikuti Pak Bejo dari belakang, mereka tau bahwa ruangan BK lah yang akan mereka datangi. Miris, memang.

"Gue nggak bisa ngerayu orang kecuali Aline apalagi itu laki." Rayn menoleh ke arah Aline yang berada di samping kanannya. Merasa di perhatikan, Aline menatap Rayn dengan sinis.

"Tapi sekarang udah jadi mantan." Lanjut Rayn dengan wajah sedih. Penuh dramatis.

Aline mempercepat langkahnya dari Rayn. Sahabat-sahabatnya hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat kisah cinta sahabatnya itu.

•••

"Tahan, empat putaran lagi. Sabar... " Diva memberi semangat kepada teman-temannya dan dirinya sendiri. Ia sekarang tengah berlari mengelilingi lapangan.

Setelah menghadap dari BK, ternyata hukumannya itu adalah berlari keliling lapangan sebanyak lima belas kali bagi putri, dan putra sebanyak dua puluh kali. Bukan hanya mereka berlima yang terlambat tetapi ada juga adik kelasnya. Mereka bisa saja melaksanakan hukuman dengan senang hati tetapi sekarang mereka menjadi pusat perhatian bagi kelas yang sedang berolahraga di jam pertama mata pelajaran. Apalagi kelas yang berolahraga itu adalah kelas Andre dan Rayn.

"Semangat, Beb." Bisik Rayn di telinga Aline ketika melewatinya untuk keberapa kali.

Aline merasa geli akibat Rayn. Entah berapa kali Rayn selalu mengucapkan kata-kata itu setiap kali mendahuluinya.

Sementara Diva menarik bibirnya memberikan senyuman kepada seseorang di ujung lapangan. Andre sedari tadi memperhatikannya, entah ia kasihan atau malu mempunyai pacar super masalah di sekolahnya, Diva juga tidak tahu.

Setitik Jejak (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang