16. Ham--

1K 94 0
                                    

.
.
.
.

1 Bulan kemudian...

"Delvan mana?!!" Pria paruh baya itu terus saja meraung-raung tanpa alasan didepan rumah megah didominasi warna putih itu. Sementara pemilik rumah hanya diam dan memerhatikan tingkah laku orang didepannya. Konyol.

"Delvan dimana?!" Tanya Farid, papa Dara yang sedari tadi meraung-raung didepan rumah Delvan. Entah kemana anak itu berada, kini hanya ada mamanya yang ada disana sedangkan papanya telah bercerai dan memilih kehidupan barunya.

"Anda sebaiknya masuk dulu, malu di lihat tetangga." Ucap Mama Delvan dengan sopan.

"Saya kesini mencari Delvan, bukan mau bertamu!!" Seru Papa Dara dengan penuh emosi. Sedangkan Dara yang berada disampingnya hanya mampu menangis. Yah, hanya itu yang ia lakukan setelah mengetahui bahwa dirinya kini mengandung anak Delvan. Sedangkan papanya tahu karena melihat gerak gerik anaknya yang aneh dan dari pengakuan Dara sendiri. Awalnya papanya kecewa akan hal ini tapi entah mengapa Dara merasa ada yang mengganjil dengan hal ini.

"Anda sebaiknya masuk dulu. Kita bicarakan baik-baik didalam." Ulang Mama Delvan lagi.

Dengan terpaksapun Farid masuk dengan menyeret paksa Dara, walaupun Dara menolak tapi itu hanya percuma. Kekuatan Papanya lebih kuat dibandingkan dirinya.

"Jadi Anda mau bicara apa?" Ucap Mama Delvan setelah mereka duduk di Ruang Tamu rumahnya.

"Anak saya hamil, itu karena perbuatan anak Kamu!!"

"Tapikan saya sudah memberikan Anda uang sesuai kemauan Anda."

"Itu sebelum anak saya hamil!! Sekarang saya minta pertanggungjawabannya."

"Jadi apa mau Anda? Menikahkan Anak saya dengan anak bapak? Itu boleh saja."

Sementara Dara yang ikut mendengarkan sejak tadi, hanya mampu terisak didekat papanya. Ternyata Papanya akan menjualnya. Ia juga tak ingin menikah dengan Delvan, yang baru ia kenal beberapa bulan lalu. Bahkan Delvan bukan orang ia cintai. Dengan kepala yang terus tertunduk sejak tadi, ia pun memberanikan dirinya untuk "Papa ngejual aku?" Lirih Dara.

"Diam kamu, ini juga karena perbuatan kamu!" Bentak Farid.

Semenjak perusahaannya bangrut ia menjadi susah dikontrol dan terpaksa menceraikan istrinya karena ia merasa hidupnya akan semakin susah jika bersama banyak orang, dan lihatlah sekarang bahkan ia rela menjual anaknya sendiri.

"Bukannya Anda sendiri yang menurunkan sesuatu diminuman anak saya dan anak anda?" Ucap Mama Delvan diiringi senyum mengejeknya.

"Ngapain Papa ngelakuin itu!" Ucap Dara dengan suara yang juga mulai meninggi.

Sementara Farid tak terima itu, dan menampar Dara dengan kasar. Bukan hanya sekali, tapi berulang kali dan bahkan memukul Dara.

"Anda jangan kasar sama dia, gimana pun dia mengandung calon cucu saya." Ujar Mama Delvan berusaha menghentikan aksi dari orang tua yang menurutnya terlalu kelewatan.

"Anda yakin ini calon cucu Anda?" Senyum mengejek Dara tunjukkan kepada wanita paruh baya didepannya. Walaupun wanita itu agak syok karenanya, tapi ia tak peduli akan hal itu. Bagaimana pun caranya ia harus membatalkan pernikahan konyol dari Papanya dan orang yang tak dikenal didepannya itu.

"Oh, jadi bukan anak saya saja yang ditemani tidur sama anak Anda? Tapi banyak orang diluar sana, sampai-sampai Anak Anda tidak tahu siapa yang menghamilinya." Ejek wanita paruh baya itu.

Setitik Jejak (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang