36. Kopi

930 94 2
                                    

Libur, yah ini yang di butuhkan gadis itu sekarang dan ia langsung mendapatkannya.

Sembari berbaring sambil bersenandung kecil di kasurnya itu, ia menggeser layar ponselnya, mulai bosan dengan suasana ini. Ia ingin keluar tapi takut ia nanti menjadi sorotan karena memakai tongkat, cukup di sekolahnya saja ia menjadi bahan gosipan oleh para lambe turah dadakan itu.

Ting..!

Sebuah notifikasi masuk dan buru-buru gadis itu melihatnya, ini notifikasi pertama semenjak hari ini. Ia berharap-harap cemas melihat notifikasi itu.

Beberapa detik kemudian Diva memurungkan wajahnya. Yah, ternyata itu telkomsel.

Jujur, sampai sekarang ini Diva belum juga move on dari mantannya itu. Berat, apalagi Andre cinta pertamanya.

Diva mengubah posisi tidurnya yang sekarang menjadi telentang. "Ok google, cara move on dong!" Pintanya.

"Bunuh diri!" Tiba-tiba Alin masuk dengan membawa makanan.

Diva mendongak menatap sinis Aline. "Sirik aja lo."

"Lupain orang yang udah lupain kita juga. Ngapain ngingat dia? Ngga ada manfaatnya." Celoteh Aline. Ia menyimpan makanan itu di kasur tanpa izin pemiliknya.

"Tumben lo bijak. Ambil kata-kata dari mana? Bagi link-nya dong."

"Sini, gue yang nyari!" Aline merebut paksa ponsel milik Diva.

"Ok google, tempat penjual seafood."

"KYAA!!" Rea masuk dengan hebohnya.

Aline menatap Rea datar. Anak ini mulai aneh lagi, pikirnya.

"Kira-kira gue bawa apa?" Tanya gadis itu dengan wajah cerianya. Ia masih tetap saja berdiri di dekat pintu.

"Makanan?" Tanya Diva.

"Bukan."

"Minuman?"

"Bukan."

"Terus apa?"

"Tebak lagi!"

"Lo bawa pacar?" Tanya Diva lagi.

"Ngga mungkin lah, Va. Palingan ia nunggu Oppa-nya jadi duda dulu." Timpal Aline.

"Betul banget!!" Rea memberikan kedua jempolnya. Dan mengarahkan kaki kanannya kedepan, ke arah kedua sahabatnya.

"Kaki lo kenapa?" Tanya Diva heran.

"Jempol juga dong." Jawab Rea.

"Gue ngga butuh itu, Reaa....." Aline menatap sahabatnya geram. "Lo bawa apaan sih?!"

"Kira-kira gue bawa apa?" Tanya Rea lagi.

"MANA KITA TAU!!" Teriak Aline. sahabatnya itu membuatnya sekarang naik pitam.

"Santuy mbaknya...." Pinta Rea sangat santai. ia menarik seseorang dari balik pintu. "Gue bawa Dia!!!" Ucapnya heboh.

"Dara?" Tanya Diva. Yaelah, dia juga sering ketemu dengan anak ini. Terakhir kali bertemu kemarin, dipernikahan Dara dan sepupunya.

"Kenapa lo? Ngga senang lihat Dara disini? Gue bawa dia karena dia jarang kesekolah, jarang ngumpul pula!" Gerutu Rea.

Masih berada di samping Rea, Dara hanya tersenyum kikuk. Entah mengapa ia berasa menjadi orang asing di sini. Mungkin ini hanya perasaan ibu hamil.

-----

"Reaa... Tungguin napa!" Teriak Aline yang kini mengejar Rea dari belakang. Sedangkan Diva dan Dara hanya tertawa kegirangan. Ini seperti masa kecilnya, bersama kakaknya.

Setitik Jejak (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang