Diva menatap horor semua makanan yang ada di atas meja makan ini. Bukan hanya makanan di meja itu yang menjadi santapan mantanya, bahkan semua orang juga yang ada di sini. "Jadi maksud kalian apa?" Tanyanya.
"Ehkem.. hmm... Begini, kami sudah baikan mulai bulan lalu? Minggu lalu? Atau kemarin? Kakek juga lupa." Ucap kakek Andre yang juga ikut ke apartemen mantan musuhnya itu. Sementara Amor, Andin dan Andre juga ada disini. Malah mereka sibuk dengan makanannya. Lezat.
"Andin itu, cucu kakek. Saudaranya Andre."
Sementara gadis yang di sebut namanya hanya mengangguk mengiyakan.
"Kenapa ngga bilang dari dulu? Trus, kenapa bisa baikan?" Tanya Diva lagi.
"Kamu ngga nanya sama mama, jadi mama ngga bilang. Dan masalah kenapa kita baikan, karena itu keinginan kami." Balas mamanya itu.
"Jadi gimana hubungan kalian berdua?" Tanya papa Diva kepada Andre dan Diva.
"Tetap kaya dulu." Ucap Andre.
"Teman." Ucap Diva.
Jawab mereka berdua secara bersamaan.
"Aku sukanya sama Amor." Ucap Diva menatap Amor yang kini menatapnya juga.
"Amor punya aku!" Balas Andin.
"Tapi Amor sukanya sama aku!"
Sementara Amor yang merasa di perebutkan, kini menyudahi makannya, dan menatap semua orang yang juga menatapnya.
"Amor sama Andin sudah tunangan beberapa hari yang lalu." Ucap kakek Diva, berusaha melerai perdebatan kedua gadis itu.
"Udah tunangan?" Tanya Diva tak percaya. Mereka berdua masih anak-anak, loh.
"Kamu ngga usah bohongin perasaan kamu, kalo suka sama cucu kakek, ya kamu bilang aja." Ucap kakek tua itu.
"Aku ngga suka sama dia kek." Tolak Andin.
Mendengar itu, Diva melototkan matanya. "Yang suka sama lo, siapa? Gue ogah juga kali!" Balasnya tak mau kalah.
Kakek tua itu menggaruk kepalanya, mulai pusing dengan kedua gadis ini. "Mau kalian saling suka, saling benci, kakek ngga peduli. Kakek mau makan."
-----
Lelah.
Hal itu yang dirasakan oleh Diva sekarang. Lelah batin dan fisik. Ia lebih memilih untuk berbaring di kasur empuk miliknya dengan kegelapan ruangan ini daripada harus meladeni tamu-tamunya tadi. Ia sangat malas. Tamu dimalam hari? Bagaikan mimpi. Apalagi itu Si Andre tengil!
Tok... Tok...
Tiba-tiba suara pintu terdengar dari luar. Diva menatap malas pintu itu. Dan lebih memilih untuk memejamkan matanya.
Ceklek...
Diva mendengar suara pintunya terbuka, tetapi ia masih sibuk memejamkan matanya. Orang itu duduk di kasur Diva dan mengelus rambut gadis itu lembut. Dan Diva sangat tahu aromanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Jejak (COMPLETED)
Teen Fiction[REVISI] #1 Pendaki - 260820 #1 Gunung -120621 #1 Petualang -010721 (KOMEDI ROMANTIS), Selamat kejang-kejang sepuasnya~: ~TAKDIR, jangan buat aku mencintai sendirian~ ____ "Jadi kalau kamu udah bosan, gimana?" "Makanya jangan buat gue bosan." ...